INDONEWS.ID

  • Rabu, 04/03/2020 23:30 WIB
  • Irak Catat Kematian Pertama Akibat Virus Corona Seorang Ulama

  • Oleh :
    • Rikard Djegadut
  Irak Catat Kematian Pertama Akibat Virus Corona Seorang Ulama

Jakarta, INDONEWS.ID - Pemerintah Irak mencatat kematian pertama akibat virus corona atau covid-19 adalah seorang ulama. Irak melaporkan, ulama tersebut meninggal pada usia 70 tahun setelah diserang virus corona (Covid-19).

Dilaporkan AFP pada Rabu (4/3), Instansi Kesehatan Turki mengatakan, ulama Irak itu sebelumnya dikarantina di kota bagian timur laut Sulaimaniyah. Irat sendiri mencatat terdapat 31 orang di negara tersebut terinfeksi.

Baca juga : Menular Lebih Cepat, Satgas Covid-19 Beberkan Skenario Tekan Kasus Corona Varian Delta+

Menurut masyarakat setempat, sang ulama juga sempat bertemu dengan warga Irak yang baru pulang dari Iran, salah satu negara dengan kasus corona terbanyak, dengan 2.336 kasus.

Irak merupakan pasar ekspor terbesar untuk Iran dan lokasi pariwisata populer bagi warga Iran yang ingin mengunjungi kota suci Najaf dan Karbala.

Baca juga : YLBHI: PSBB dan PPKM Darurat Cara Pemerintah Hindari Kewajiban Penuhi Kebutuhan Warga

Masyarakat Irak juga sering melakukan bisnis, kegiatan pariwisata, perawatan kesehatan, hingga kajian religi di Iran.

Pihak berwenang Irak kini telah menutup sementara perbatasan dengan Iran. Mereka juga melarang masuknya warga negara asing yang bepergian dari Iran dan negara-negara lain yang berisiko menyebarkan virus corona.

Baca juga : Petuah dan Fatwa Tokoh Agama Efektif Agar Masyarakat Patuhi Prokes

Menanggapi kematian pertama akibat virus corona, Gubernur Sulaimaniyah Haval Abu Bakr melarang semua aksi unjuk rasa dan mengimbau semua pertandingan sepak bola agar digelar secara tertutup.

Lembaga keagamaan setempat juga mengumumkan larangan salat berjamaah, termasuk salat Jumat, hingga pemberitahuan lebih lanjut.

Pemerintah Irak pun mengimbau penutupan tempat-tempat umum, seperti sekolah, universitas, gedung bioskop, kafe, dan tempat umum lainnya hingga 7 Maret mendatang.

Langkah itu dilakukan untuk mencegah penyebaran yang semakin parah. Kendati demikian, banyak pula tempat umum yang masih beroperasi seperti biasanya.

Penyebaran virus corona ini telah memicu kepanikan di kalangan warga Irak. Mereka khawatir sistem perawatan kesehatan negaranya tidak dapat menangani wabah tersebut.

Banyak rumah sakit di Irak yang tidak memiliki peralatan memadai atau rusak akibat konflik berkelanjutan. Irak juga kekurangan tenaga medis. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengungkapkan satu dokter bisa menangani sekitar 1.000 pasien.

Di seluruh dunia, jumlah kasus infeksi virus corona sampai saat ini berjumlah 92.818 orang. Sebagian besar berada di China, yakni 80.151 orang.

Sebanyak 3.160 orang meninggal karena virus tersebut, sedangkan pasien yang dinyatakan sembuh sebanyak 48.226 orang.

Jumlah kematian terbanyak masih didominasi dari China yakni 2.944 kematian. Sementara kematian di Iran 92 orang dan di Italia mencapai 79 orang.*(Rikardo). 

 

Artikel Terkait
Menular Lebih Cepat, Satgas Covid-19 Beberkan Skenario Tekan Kasus Corona Varian Delta+
YLBHI: PSBB dan PPKM Darurat Cara Pemerintah Hindari Kewajiban Penuhi Kebutuhan Warga
Petuah dan Fatwa Tokoh Agama Efektif Agar Masyarakat Patuhi Prokes
Artikel Terkini
Siapkan Penyusunan Peraturan Pembangunan Ekonomi Jangka Panjang, Delegasi Baleg DPR RI Berdiskusi dengan Pemerintah Kenya
Bakti Sosial dan Buka Puasa Bersama Alumni AAU 93 di HUT TNI AU ke-78
Satgas BLBI Tagih dan Sita Aset Pribadi Tanpa Putusan Hukum
Gelar Rapat Koordinasi Nasional, Pemerintah Lanjutkan Rencana Aksi Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan
Pj Bupati Maybrat Diterima Asisten Deputi Bidang Pengembangan Kapasitas SDM Usaha Mikro
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas