Nasional

Menular Lebih Cepat, Satgas Covid-19 Beberkan Skenario Tekan Kasus Corona Varian Delta+

Oleh : Rikard Djegadut - Jum'at, 30/07/2021 10:45 WIB

Ilustrasi Virus Corona varian Delta+(Foto: Ist)

Jakarta, INDONEWS.ID - Satuan Tugas Penanganan Covid-19 membeberkan skenario terbaru pencegahan Covid-19 di tengah penyebaran mutasi virus SARS-CoV-2, seperti varian Delta plus maupun varian lokal Indonesia.

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito mengatakan sejumlah upaya telah dilakukan pemerintah, seperti Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4 guna menekan mobilitas warga.

"Pemerintah melalui berbagai kebijakan terus dilakukan seperti penerapan PPKM, optimalisasi posko, dan pengaturan pelaku perjalanan, untuk mencegah penularan kasus di masyarakat dan mencegah importasi kasus yang dapat memperburuk penularan Covid-19 secara nasional," kata Wiku dalam konferensi pers yang disiarkan melalui kanal YouTube BNPB Indonesia, Kamis (29/7).

Wiku juga meminta agar masyarakat turut serta menekan laju penularan varian Covid-19 dengan tetap disiplin terhadap penerapan protokol kesehatan 3M yakni memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak.

Sebab pada prinsipnya, kata Wiku, virus bukanlah makhluk hidup, namun hanya dapat memperbanyak diri pada inang yang hidup, yakni manusia. Apabila mobilitas massa tidak dibatasi, maka penularan berpotensi terjadi secara masif, juga dapat menghasilkan varian baru.

"Upaya terbaik yang dapat dilakukan untuk menghindari masuknya virus ke dalam tubuh dengan disiplin protokol kesehatan," kata dia.

Lebih lanjut, Wiku juga menekankan bahwa program vaksinasi nasional merupakan salah satu upaya menekan penularan Covid-19 dan meminimalisasi terbentuknya varian baru.

Meski vaksin tidak memberikan jaminan terbebas 100 persen dari infeksi virus corona, namun keuntungan warga yang telah divaksin lebih banyak daripada yang tidak.

Sebab, apabila warga yang sudah divaksin kemudian terpapar Covid-19, maka mereka akan mengalami gejala ringan saja bahkan OTG, sehingga tidak memerlukan perawatan intensif di rumah sakit. Dengan begitu, angka kematian dapat ditekan sedini mungkin.

"Karena peluang terbentuknya varian baru pada orang yang sudah divaksin, lebih rendah dibanding orang yang belum divaksin," ujar Wiku.

Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) wilayah Jambi Nirwan Satria sebelumnya menyebut varian Delta Plus ditemukan di daerahnya. Varian yang sama juga ditemukan di Mamuju, Sulawesi Barat.

Berdasarkan informasi yang dia terima, varian ini memiliki kemampuan tingkat penularan yang lebih cepat. Nirwan mengatakan temuan varian Delta Plus ini disampaikan salah satunya oleh Ketua Eijkman Profesor Amin Soebandrio.*

Artikel Terkait