INDONEWS.ID

  • Jum'at, 06/03/2020 10:59 WIB
  • 6 Nyawa Melayang dalam "Perang Tanding" Antar Suku di NTT, Berikut Kronologisnya

  • Oleh :
    • Rikard Djegadut
6 Nyawa Melayang dalam "Perang Tanding" Antar Suku di NTT, Berikut Kronologisnya
Foto memperlihatkan beberapa warga suku di lokasi kejadian memegan senjata (Foto: Tempo.com)

Jakarta, INDONEWS.ID - Enam warga Desa Sandosi, Kecamatan Witihama, di Pulau Adonara, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), dilaporkan tewas dalam bentrok antara dua suku akibat memperebutkan tanah.

Wakil Bupati Flores Timur, Agustinus Payong Boli, menyebut peristiwa itu terjadi pada Kamis (5/3) pukul 10.00 WIT. Namun, itu baru diketahui karena lokasi kejadian tidak memiliki akses komunikasi.

Baca juga : Polisi Periksa 8 Orang Terkait "Perang Tanding" di Adonara yang Tewaskan 6 Orang

Mengutip informasi yang diperoleh VoxNtt.com dari sumber terpercaya, dua suku yang terlibat perang tersebut yakni, Suku Kwaelaga dan Suku Lama Tokan. Mereka memperebutkan lahan Kebun/Pantai Bani. Akibat perang tersebut, telah merenggut enam korban jiwa.

Kronologis Kejadian

Menurut sumber itu, kejadian tersebut bermula dari perebutan lokasi tanah di kebun Wulewata Pantai Bani, Desa Baobage, Kecamatan Witihama. Selama ini kedua suku saling klaim atas kepemilikan tanah di Pantai tersebut.

Sebelumnya Pemerintah Flores Timur melalui Pemerintah Kecamatan Witihama dan Polsek Adonara sudah beberapa kali memfasilitasi pertemuan antara kedua suku untuk dicarikan jalan keluar, namun belum berhasil.

Situasi mulai memanas ketika pada Kamis 27 Februari 2020, Suku Kwaelaga sekitar 7 (tujuh) orang melakukan kegiatan di lokasi sengketa yakni menanam jambu mente dan kelapa. Lokasi ini sebelumnya digarap oleh Suku Wuwur dan Suku Lama Tokan.

Aktivitas perkebunan yang dilakukan oleh Suku Kwaelaga itu rupanya menimbulkan kekecewaan dari Suku Lama Tokan, sehingga hari ini, Kamis (05/03/2020) warga Suku Lama Tokan mendatangi lokasi dan mengecek tanaman yang ditanam Suku Kwaelaga.

Sesaat setelah warga dari Suku Lama Tokan berada di lokasi, warga dari Suku Kwaelaga mendatangi lokasai tersebut sehingga terjadi perdebatan terkait status kepemilikan tanah.

Perdebatan itu pun berujung saling serang menggunakan senjata tanjam. Korban jiwa akhirnya tak terhindar. Korban langsung berjatuhan di lokasi sengketa.

Ada pun korban meninggal dunia yakni Wilem Kewasa Ola (80) dari Desa Tobitika dan Yosep Helu Wua (80). Keduanya berasal dari suku Lamatokan.

Sementara empat orang korban lainya berasal dari suku Kwaelaga yakni Moses Kopong Keda (80), Jak Masan Sanga (70), Yosep Ola Tokan (56) dan Seran Raden (56).

Suban Kian (69), dari suku Kwaelaga berhasil melarikan diri.

Sesuai informasi yang dihimpun, selama ini lahan tersebut diklaim oleh suku Kwaelaga sebagai pemilik. Sementara lahan tersebut telah digarap oleh 4 (empat) Suku yaitu, Suku Lama Tokan, Suku Making, Suku Lewokeda dan Suku Wuwur.*

 

Artikel Terkait
Polisi Periksa 8 Orang Terkait "Perang Tanding" di Adonara yang Tewaskan 6 Orang
Artikel Terkini
Didik J Rachbini: Salim Said Maestro Intelektual yang Paling Detail dan Mendalam
Penyumbang Devisa Negara, Pemerintah Harus Belajar dari Drama Korea
Bupati Tanahdatar buka Grand Opening Sakato Aesthetic
Strategi Implementasi "Buku Teks Utama Pendidikan Pancasila", Menyemai Nilai Kebangsaan di Tengah Tantangan Zaman
Satgas Yonif 742/SWY Perkenalkan Ecobrick Kepada Para Murid Di Perbatasan RI- RDTL
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas