INDONEWS.ID

  • Senin, 06/04/2020 20:15 WIB
  • Menteri Keuangan Akui Corona Lebih Kompleks dari Krisis 1998

  • Oleh :
    • Rikard Djegadut
Menteri Keuangan Akui Corona Lebih Kompleks dari Krisis 1998
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengungkapkan, hari raya Lebaran tahun ini jatuh pada awal Juni, maka pembayaran THR dan Gaji ke-13 harus dilakukan pada Mei.

Jakarta, INDONEWS.ID - Menteri Keuangan Sri Mulyani mengakui dampak pandemi coronavirus atau covid-19 lebih kompleks dibandingkan krisis yang pernah dihadapi bangsa ini pada pada 1997-1998 dan 2008-2009. Sri Mulyani menilai wabah corona tak hanya berdampak pada nyawa manusia namun juga hampir seluruh sektor ekonomi.

"Kami sampaikan virus corona jauh lebih kompleks dari 1997-1998, karena saat itu kami tahu penyebab dan bisa menahan. Kalau yang virus corona belum tahu penahannya apa," ucap Sri Mulyani melalui video conference, Senin (6/4).

Baca juga : Duh! Sri Mulyani Prediksi Ada 95 Ribu Orang Terpapar Corona pada Mei

Ia menuturkan dampak ekonomi virus corona juga lebih kompleks dari krisis ekonomi 2007-2008 lalu. Sebab, saat itu hanya sektor keuangan yang terkena dampak dari krisis ekonomi yang terjadi.

"Saya sampaikan virus corona jauh lebih kompleks dari 2008-2009 karena mengancam manusia, mematahkan seluruh fondasi ekonomi di seluruh negara dan gejolak di pasar modal yang tidak ada jangkar," papar Sri Mulyani.

Baca juga : Menteri Syafruddin Sebut Pemerintah Segera Membuka Seleksi CPNS

Sejauh ini, kata Sri Mulyani, belum ada pihak mana pun yang bisa memastikan kapan tepatnya penyebaran virus corona akan berakhir, baik di Indonesia maupun secara global. Semua, hanya bisa memprediksi.

"Tidak ada yang tahu kapan virus corona berhenti," imbuhnya.

Diketahui, virus corona mulai mewabah di China pada Desember 2019 lalu. Kemudian, penyebarannya semakin masif ke beberapa negara pada awal 2020 dan masuk ke Indonesia pada Maret 2020.

Saat ini, jumlah kasus di Indonesia tercatat terus meningkat setiap hari. Jumlah pasien yang positif terinfeksi virus corona bertambah menjadi 2.491 orang pada Senin (6/4).

Pemerintah telah mengimbau masyarakat untuk melakukan aktivitas dari rumah, seperti bekerja, sekolah, dan ibadah. Hal ini demi mengurangi risiko penularan virus corona.

Akibatnya, aktivitas ekonomi terganggu karena mayoritas masyarakat kini berada di rumah. Berbagai pusat perbelanjaan pun memutuskan untuk menutup sementara operasionalnya, sehingga pendapatan manajemen dan berbagai tenant pun otomatis menurun.

Selain itu, sejumlah perusahaan telah melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK). Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Energi (Disnakertrans)DKI Jakarta mencatat terdapat 16.056 pekerja di ibu kota yang terkena PHK pada Sabtu (4/4).*(Rikardo).

Artikel Terkait
Duh! Sri Mulyani Prediksi Ada 95 Ribu Orang Terpapar Corona pada Mei
Menteri Syafruddin Sebut Pemerintah Segera Membuka Seleksi CPNS
Artikel Terkini
PTPN IV Regional 4 Jambi, Bantu Korban Banjir Bandang di Sumbar
HOGERS Indonesia Resmi Buka Gelaran HI-DRONE2 di Community Park, Pantai Indah Kapuk 2
Ketua Pengadilan Negeri Batusangkar Dirikan Dapur dan Pendistribusian untuk Korban Banjir Bandang Tanah Datar
Aksi PNM Peduli Serahkan Sumur Bor Untuk Warga Indramayu Dan Tanam Mangrove Rhizophora
PTPN IV Regional 4 Jambi, Bantu Beras Warga Solok
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas