INDONEWS.ID

  • Rabu, 22/04/2020 09:15 WIB
  • Pusat Studi Wanita UPNVYK dan APJIKI Gelar Seminar Tangguh Bencana Covid-19

  • Oleh :
    • Mancik
Pusat Studi Wanita UPNVYK dan APJIKI Gelar Seminar Tangguh Bencana Covid-19
Kegiatan seminar memperingati hari Kartini dari Pusat Studi Wanita UPNVYK dan APJIKI, yang di gelar secara online.(Foto:Istimewa)

Yogyakarta, INDONEWS.ID - Dalam rangka memperingati Hari Kartini, Pusat Studi Wanita UPN “Veteran” Yogyakarta (UPNVYK) bekerjasama dengan Asosiasi Penerbit Jurnal Ilmu Komunikasi Indonesia (APJIKI) menggelar seminar daring bertajuk Tangguh Bencana COVID-19 melalui Keluarga di media komunikasi Zoom.Selasa,(21/04/2020)

"Kegiatan yang terselenggara di tengah maraknya wabah COVID-19 ini dihadiri hingga 113 peserta berasal dari berbagai kota di Indonesia, yaitu Aceh, Bali, Malang, Surabaya, Jakarta, Bandung, Meda, Yogyakarta dan bahkan dari Malaysia, sangat interaktif”, ungkap Lestari Nurhajati, Dosen LSPR Institut Komunikasi dan Bisnis, yang sekaligus Ketua Bidang Humas dan Kerjasama APJIKI.

Baca juga : Hari Kartini, Ansy Lema-KKP Gelar Pelatihan Diversifikasi Olahan Ikan di Tiga Kabupaten

Tiga narasumber yakni Ketua pusat Studi Wanita UPNVYK,Puji Lestari, Ketua 2 APJIKI dari Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) (UPDMB), Rajab Ritonga, serta Pengurus APJIKI dari Universitas Diponegoro (UNDIP),Lintang Ratri Rahmiaji.

Dalam diskusinya, Puji menegaskan pentingnya komunikasi keluarga dalam rangka menghadapi bencana, terutama dalam menjalankan rutinitas Kerja dari Rumah atau Work From Home (WFH) dan Sekolah dari Rumah atau School From Home (SFH).

Baca juga : Jelang Pilkada Serentak 9 Desember, Wakil Ketua DPD Minta Media Netral

"Komunikasi keluarga sangat penting sebab keluarga merupakan sekolah pertama bagi anak-anak," kata Puji dalam pemaparannya.

Puji juga menggagas konsep komunikasi hati ke hati yang dapat menjadi alternatif keluarga mengisi rutinitas semasa pandemik COVID-19.

Baca juga : Doni Monardo Minta Sosialisasi Protokol Kesehatan Menjadi Program Wajib Daerah

"Dengan konsep hati ke hati, keluarga akan saling menguatkan, membantu, dan mengerti satu sama lain, serta meningkatkan simpati dan empati, serta meredam emosi," ungkapnya.

Senada dengan Puji, Ketua 2 APJIKI dari UPDMB,Rajab Ritonga menyebutkan keluarga merupakan garda terdepan dalam masa pandemik COVID-19, terutama dalam ketahanan perekonomian keluarga.

Menuruntya, saat ini tingkat perekonomian beragam, sehingga ketahanan keluarga prasejahtera menjadi tantangan.

"(Saat ini) Ingin tinggal di rumah, tetapi penghasilan tidak memadai, mau keluar juga terancama COVID-19,” kata Rajab.

Oleh karena itu, Rajab menegaskan kembali keluarga menjadi unit terpenting. Dia juga menyarankan keluarga untuk menata ulang kembali keuangannya, termasuk juga bagi keluarga kelas menengah sehingga tetap tangguh di masa pandemik COVID-19.

Berdamai dengan Stres di Tengah Pandemi

Dalam kesempatan yang sama, Pengurus APJIKI dari Universitas Diponergoro,Lintang Ratri Rahmiaji turut berbagi cara menghadapi stres semasa pandemik berlangsung.

Menurut pengamatannya, Lintang menyebutkan sejumlah orang kini mulai mengeluhkan kejenuhannya dan menunjukkan gejala-gejala psikomatis akibat terlalu lama menjalani rutinitas WFH dan tekanan atas pemberitaan seputar COVID-19.

"Banyak hal yang membuat stres dan jenuh misalnya biasanya karena mulai cemas ketika membaca berita Corona, pembagian tugas rumah dengan suami atau istri, banyaknya tugas sekolah anak dan tidak semua orangtua memiliki kompetensi cukup menjadi guru, juga masalah lainnya yang bisa saja terjadi di rumah,” kata Lintang.

Oleh karena itu, lanjut Lintang, perlu adanya manajemen stres yang baik melalui pengurangan konsumsi media sosial, terutama dilakukan di lingkungan keluarga.

"Mengurangi penggunaan media sosial atau diet media menjadi penting, dan kini orang-orang banyak yang beralih ke artikel-artikel kesehatan dan olahraga," jelasnya.

Lintang juga membagi hasil riset yang dilakukannya terhadap 30 informan. Dia menemukan penggunaan media Zoom, Netflix, dan media hiburan lainnya meningkat drastis ketika masa WFH.

Hal ini menurut Lintang wajar, sebab media tersebut menjadi alternatif mengurangi efek stres dan jenuh. Tidak hanya itu, informan menjadi lebih sering melakukan hobi baru misalnya berkebun, memasak, dan berolahraga di rumah.

Adapun hal yang menarik menurut Lintang menginjak minggu ke-6 WFH adalah berkurangnya pembicaraan mengenai COVID-19 di media sosial teman-teman sekelilingnya dalam kurun waktu seminggu belakangan dan beralih pembahasan ke hobi-hobi yang lebih menarik.

Kegiatan seminar online yang pertama digelar pada masa kepengurusan baru APJIKI 2020-2023 ini, ditutup dengan pemberian hadiah bagi peserta seminar dengan pertanyaan terbaik.

Adapun narasumber berharap keluarga dapat bertahan di tengah tak menentunya akhir pandemik Covid-19 ini, tentunya melalui komunikasi yang baik dalam keluarga.

 

 

 

Artikel Terkait
Hari Kartini, Ansy Lema-KKP Gelar Pelatihan Diversifikasi Olahan Ikan di Tiga Kabupaten
Jelang Pilkada Serentak 9 Desember, Wakil Ketua DPD Minta Media Netral
Doni Monardo Minta Sosialisasi Protokol Kesehatan Menjadi Program Wajib Daerah
Artikel Terkini
Siapkan Penyusunan Peraturan Pembangunan Ekonomi Jangka Panjang, Delegasi Baleg DPR RI Berdiskusi dengan Pemerintah Kenya
Bakti Sosial dan Buka Puasa Bersama Alumni AAU 93 di HUT TNI AU ke-78
Satgas BLBI Tagih dan Sita Aset Pribadi Tanpa Putusan Hukum
Gelar Rapat Koordinasi Nasional, Pemerintah Lanjutkan Rencana Aksi Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan
Pj Bupati Maybrat Diterima Asisten Deputi Bidang Pengembangan Kapasitas SDM Usaha Mikro
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas