Jakarta, INDONEWS.ID - Penyebaran dan penanganan pandemi Covid-19 di Yordania telah memasuki minggu kedelapan. Sejauh ini relatif terkendali dengan jumlah kasus infeksi positif mencapai 450 orang dan 7 orang meninggal dunia. Namun situasi kedaruratan masih belum dicabut dimana
pembatasan wilayah dan pergerakan masih diterapkan.
Menghadapi bulan puasa Ramadhan, sejumlah pelonggaran telah diambil, khususnya di sektor ekonomi. Menghadapi bulan puasa ini, lebih dari 500 WNI masih mengalami situasi kedaruratan. Mulai dari pekerja migran harian yang tidak lagi berpenghasilan hingga mahasiswa yang bermasalah
karena kiriman uang bulanan tertunda.
Untuk membantu beban sosial dan ekonomi yang dihadapi WNI rentan tersebut, KBRI Amman kembali menyiapkan sekitar 600 paket bantuan medis dan sembako. Paket bantuan untuk tahap kedua ini melanjutkan distribusi tahap pertama yang telah dilakukan pada akhir Maret lalu.
Menjelang dan di awal bulan puasa, bantuan tahap kedua ini telah disebar ke sejumlah simpul WNI di berbagai kota dan wilayah, yaitu Amman, Irbid, Mu’tah dan Aqaba. Satgas Pandemi Covid-19 KBRI Amman secara bergiliran mendatangi tempat konsentrasi para WNI, bekerjasama
dengan Himpunan Pelajar dan Mahasiswa Indonesia (HPMI) dan para koordinator pekerja migran.
“Sesuai arahan Presiden Jokowi, di tengah pandemi Covid-19 ini kegiatan perwakilan RI difokuskan untuk membantu dan melindungi WNI”, ujar Dubes RI untuk Yordania Andy Rachmianto.
Seperti diumumkan oleh Kementerian Agama dan Waqaf Yordania, selama bulan suci Ramadhan kegiatan beribadah yang mengumpulkan warga secara berjamaah tetap dilarang. Karena itu kegiatan seperti berbuka bersama dan sholat tarawih di masjid-masjid tetap diijinkan.
Untuk tetap dapat menjalankan ibadah puasa secara khidmat dalam suasana kesederhanaan, jumlah kegiatan secara online tetap diadakan. Mulai dari kuliah dan pengajian Ramadhan, lomba MTQ hingga lomba da’wah telah disiapkan.
Di tengah suasana lockdown dan pembatasan sosial, mesin diplomasi harus tetap bekerja secara kreatif, khususnya dalam melayani dan melindungi WNI, dengan memanfaatkan jaringan elektronik dan digital”, tegas Dubes Andy.(Lka)