INDONEWS.ID

  • Kamis, 07/05/2020 11:30 WIB
  • Terungkap Aksi Kebiadaban China Terhadap ABK WNI: Kerja 30 Jam, Mati Dibuang ke Laut

  • Oleh :
    • Rikard Djegadut
Terungkap Aksi Kebiadaban China Terhadap ABK WNI: Kerja 30 Jam, Mati Dibuang ke Laut
Sebuah tangkapan layar dari video yang dipublikasikan media Korea Selatan MBC memperlihatkan, eorang awak kapal tengah menggoyang sesuatu seperti dupa di depan kotak yang sudah dibungkus kain berwarna oranye. Disebutkan bahwa kotak tersebut merupakan jenazah ABK asal Indonesia yang dibuang ke tengah laut oleh kapal asal China.(MBC/Screengrab from YouTube)

Jakarta, INDONEWS.ID - Sebuah video ekslusif yang dipublikasiakn oleh Media Korea Selatan, MBC, menunjukkan penderitaan para warga Indonesia (WNI) yang bekerja sebagai anak buah kapal (ABK) ikan China. Dalam video itu terlihat mereka bekerja layaknya budak dan tanpa asuransi kesehatan.

"[Eksklusif] `18 jam sehari kerja, sakit dan terengah-tengah, buang ke laut`," bunyi judul pemberitaan media Korea Selatan tersebut yang diterbitkan 5 Mei 2020.

Media itu melaporkan ada kematian dan pelanggaran hak asasi manusia yang mengerikan terhadap para ABK Indonesia di kapal nelayan China. Laporan itu diterbitkan karena permintaan bantuan dari ABK yang diajukan ke pemerintah Korea Selatan dan MBC ketika kapal memasuki Pelabuhan Busan.

Pada awalnya, sulit untuk melihat gambar dan bukti yang diberikan oleh para ABK Indonesia secara visual, dan bahkan sebelum jurnalis media itu bisa mengetahui yang sebenarnya karena kapal itu sudah terlanjut berlayar ke laut lepas.

Media itu menyerukan investigasi dan koordinasi internasional untuk mengungkap apa yang dilaporkan sebagai kematian dan pelanggaran hak asasi manusia tersebut.

Laporan itu dimulai dari kejadian pada 30 Maret di Samudra Pasifik. Peti mati yang dibungkus kain merah terlihat ditempatkan di geladak sebuah kapal nelayan China.

Peti mati itu berisi jenazah bernama Ari, pelaut Indonesia berusia 24 tahun. Setelah memancing selama lebih dari setahun di atas kapal nelayan China, dia meninggal di kapal.

Para pelaut China di sekitar peti mati menjalankan prosesi pemakaman sederhana dengan menyalakan dupa dan menaburkan alkohol.

"Apakah ada orang lain yang melakukan lebih banyak (prosesi)? Tidak? Tidak?," kata pelaut China dalam video yang ditayangkan MBC.

Lalu, pelaut itu mengangkat peti mati dan melemparkannya ke laut. Ari dimakamkan di laut yang kedalamannya tidak diketahui.

Bahkan sebelum Ari meninggal, ada ABK bernama Alfata yang berusia 19 tahun dan Sepri yang berusia 24 tahun juga dilaporkan meninggal.

Beberapa pelaut China sebelumnya berjanji mengirim sisa-sisa jasad mereka pulang ke negaranya setelah mereka dikremasi.

Para kolega tidak pernah membayangkan bahwa jasad Ari akan dibuang ke laut.

"Saya tahunya saya akan mengkremasi jasad di pantai," kata seorang ABK Indonesia di video itu yang diidentifikasi MBC dengan sebutan "Pelaut Indonesia A".

Rekan-rekan pelaut bersaksi bahwa kondisi di kapal itu buruk dan eksploitasi berlanjut, dan bahwa para pelaut yang telah meninggal sebelumnya mengeluh tentang penyakit mereka selama sekitar satu bulan.

"Rekan-rekan yang terengah-engah merasakan mati rasa di kaki pada awalnya, dan kaki-kaki itu mulai membengkak. Tubuhnya bengkak dan sulit bernapas," kata ABK lain yang diidentifikasi MBC dengan sebutan "Pelaut Indonesia B".

Mayoritas pelaut China minum air kemasan dari darat, tetapi para pelaut Indonesia mengaku minum air laut. Lantaran minum air laut itulah, mereka jatuh sakit.

"Awalnya, saya tidak bisa minum air laut yang disaring dengan baik. Saya pusing. Kemudian, dahak mulai keluar dari tenggorokan saya," kata Pelaut Indonesia B.

Selain itu, para ABK dilaporkan menjalani kerja 18 jam sehari.

"Kadang-kadang saya harus berdiri dan bekerja selama 30 jam berturut-turut, dan saya tidak bisa duduk kecuali ketika nasi keluar setiap enam jam," kata Pelaut Indonesia A.

Namun, mereka tidak bisa lepas dari lingkungan perbudakan.

"Ada eksploitasi yang khas dan perangkat terikat pada laut. Paspor disita. Makanya itu biaya pengiriman yang sangat tinggi, termasuk uang jaminan. Karena inilah...," kata pengacara Kim Jong-cheol yang dikutip MBC dalam laporan tersebut.*

Tonton Videonya berikut ini

 

Artikel Terkait
Artikel Terkini
Mendagri Minta Pemerintah Daerah Jaga Stabilitas Laju Inflasi Usai Libur Lebaran
Kerja Sama dengan Koso Nippon, BSKDN Kemendagri Harap Daerah Terapkan Review Program
Kemendagri: Jadikan Musrenbang sebagai Wadah Pengentasan Kemiskinan Ekstrem
Kerja Sama Indonesia-Singapura Terus Berlanjut, Menko Airlangga Bahas Isu-Isu Strategis dengan Menteri Luar Negeri Singapura
Serius Maju Pilgub NTT 2024, Ardy Mbalembout Resmi Mendaftar di DPD Demokrat
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas