INDONEWS.ID

  • Senin, 01/06/2020 14:30 WIB
  • Membumikan Pancasila, Menyongsong New Normal di Tengah Pandemi Covid-19

  • Oleh :
    • Mancik
Membumikan Pancasila, Menyongsong New Normal di Tengah Pandemi Covid-19
Ilustrasi Pancasila.(Foto:Tribunnews.com)

Jakarta, INDONEWS.ID - Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) bekerjasama dengan Arsip Nasional Republik Indonesia ( ANRI) menggelar Web Seminar atau Webinar dengan Tema "Membumikan Pancasila Menyongsong New Normal" Jakarta, (1/06/2020).

Seminar yang dihadiri lebih dari 500 peserta baik melalui zoom dan live streaming. Dihadiri oleh Plt. Kepala ANRI M. Taufik. Dalam sambutannya menjelaskan bahwa Pancasila merupakan dasar negara yang bisa menyatukan dan menghimpun seluruh bangsa Indonesia.

Baca juga : Dewan Pakar BPIP: Akademisi Bisa Buka Wacana Keselarasan Sistem Pilpres dengan Sila ke-4 Pancasila

Selain itu M. Taufik juga menjelaskan bahwa dalam masa pandemi Covid 19 ini yang dibutuhkan masyrakat adalah saling bahu membahu dan gotong royong yang merupakan inti Pancasila.

"Dalam masa pandemi Covid 19 yang dibutuhkan ketahanan dan kesetiakawanan tinggi,gotong royong, dan bahu membahu yang merupakan inti Pancasila,"ujar M.Taufik.

Baca juga : Dewan Pakar BPIP: Memory of the World UNESCO, momentum promosikan Pancasila ke dunia internasional

Senada dengan hal tersebut Staf Khusus Dewan Pengarah BPIP Antonius Benny Susetyo yang merupakan narasumber dalam seminar tersebut menjelaskan tentang Pancasila menuju kemandirian bangsa khususnya dalam masa pandemi ini.

Menurutnya gotong royong adalah ruh bangsa Indonesia yang sudah ada sejak dahulu yang selalu disuarakan oleh Bung Karno, dengan gotong royong kita bisa melawan virus corona.

Baca juga : Dewan Pakar BPIP: Keselarasan Perda dengan nilai Pancasila kunci harmoni sosial

"Jika bicara pancasila menuju kemnadirian bangsa harusnya kita bersyukur kerena dinegeri kita sajak dulu terdapat roh Soekarno yaitu gotong royong. Kita bisa bertahan menghadapi covid ini," ujar Benny.

Selian itu Benny menjelaskan bahwa ekonomi basis rakyat harus diperhatikan dan dikembangkan. Peranan teknologi tepat guna membentuk network dan jaringan juga harus dioptimalkan.

Bangsa Indonesia harus tetap percaya dan bersatu dalam melawan segala permasalahan bangsa. Harus berimajinasi dan memiliki cita-cita yang sama untuk mewujudkannya.

"Bahwa kita jangan pesimis yaitu perlu berimajinasi dan bercita-cita yang sama. Dulu dalam imajinasi mereka merdeka dari sabang sampai meroke. Budaya masyatakat dan tokoh maysrakat masyatakat bersatu. Maka semua apa yang diharapkan sebagai cita-cita bersama dapat terwujud," jelas Benny.

Hal lain disampaikan oleh Deputi Bidang Pengkajian dan Materi BPIP FX. Adji Samekto menjelaskan bahwa Pancasila bukan hanya sekadar penuntun individual saja,tetapi juga menjadi pokok pembangunan.

"Pancasila bukan hanya sekedar penuntun individual saja,tetapi sudah dijabarkan secara logis dalam rencana tindakan yang sudah matang yg menjadi pokok pembangunan," ujar Adji.

Anggota DPR RI dari Komisi VI sekaligus Duta Arsip, Rieke Diah Pitaloka cita-cita bangsa Indonesia bisa tercapai jika
bila tercukupinya sandang pangan dan papan, jaminan kesehatan, sosial, dan pendidikan. Terjaminnya hari tua dan mengembangkan dan menikmati kebudayaan juga harus terpenuhi dan diperhatikan

Selain itu Rieke juga menjelaskan bahwa cara membumikan pancasila harus adanua pembangunan nasional berdikari yang bersifat nasional, menyeluruh, dan terencana.

"Cara membumikan pancasila harus adanya pembangunan nasional berdikari yang bersifat nasional, menyeluruh, dan terencana. Di new normal ini waktu yang tepat untuk mengimplemenkan Pancasila," ungkap Rieke.

Dari sisi Pendidikan Pancasila dalam seminar ini disampaikan oleh Pimpinan Redaksi Historia Bonnie Triyana. Menurut di Era Milenial seperti sekarang ini pendidikan Pancasila harus ditempuh dengan cara kreatif untuk dapat diterima generasi milenial serta tidak indoktrinatif.

Dijelaskan bahwa pendekatan pendidikan Pancasila bisa dengan menggunakan media visual atau film untuk dapat menarik perhatian generasi milenial.

"Harus menggunakan kanal yang dekat dengan generasi milenial yang lebih suka visual dan tidak indoktrinatif. Selain itu juga tidak dogmatis, harus masuk akal, sesuai dengan kebutuhan zaman, menarik visual, dan menggunakan film sebagai menyuguhkan nilai-nilai Pancasila," jelas Bonny.

Direktur Preservasi Arsip, Kandar menjelaskan bahwa arsip nasional merupakan aset negara yang sangat penting yang harus dijaga dengan baik.

"ANRI berusaha terus melestaraikan arsip secara otentik arsip pancasila. Karena arsip merupakan aset yang sangat berharga," ujar Kandar

Menurut Kandar Kemajuan seuatu negara tergantung pada kepedulian masyatakat terhadap arsip sebagai sumber informasi dan sejarah suatu negara.*

Artikel Terkait
Dewan Pakar BPIP: Akademisi Bisa Buka Wacana Keselarasan Sistem Pilpres dengan Sila ke-4 Pancasila
Dewan Pakar BPIP: Memory of the World UNESCO, momentum promosikan Pancasila ke dunia internasional
Dewan Pakar BPIP: Keselarasan Perda dengan nilai Pancasila kunci harmoni sosial
Artikel Terkini
Pj Bupati Maybrat Diterima Asisten Deputi Bidang Pengembangan Kapasitas SDM Usaha Mikro
Pj Bupati Maybrat Temui Tiga Jenderal Bintang 3 di Kemenhan, Bahas Ketahanan Pangan dan Keamanan Kabupaten Maybrat
Mengenal Lebih Jauh Ayush Systems of Medicine India dan Perannya di WHO
Polda Metro Hentikan Penyidikan Kasus Aiman, ICJR Ingatkan Beberapa Kasus Lain yang Serupa
Berkah Ramadan, Persediaan Produk Industri Pengolahan Terserap Optimal Terutama di Pasar Domestik
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas