INDONEWS.ID

  • Kamis, 04/06/2020 21:01 WIB
  • Ini Pernyataan Lengkap Achmad Yurianto Soal Penanganan Corona hingga 4 Juni 2020

  • Oleh :
    • Mancik
Ini Pernyataan Lengkap Achmad Yurianto Soal Penanganan Corona hingga 4 Juni 2020
Juru bicara pemerintah untuk penanganan COVID-19, Achmad Yurianto.(Foto:Istimewa)

Jakarta, INDONEWS.ID - Pemerintah Indonesia melalui juru bicara penanganan Covid-19, Achmad Yurianto, memberikan keterangan lengkap tentang upaya pencegahan dan penangan wabah corona di Indonesia hingga 4 Juni 2020. Berbagai langkah telah dilakukan oleh pemerintah, baik kerjasama lintas kementerian maupun gugus tugas nasional.

Achmad Yurianto dalam pernyataannya mengatakan, perkembangan wabah virus corona di tanah air dari hari ke hari dapat dikendalikan dan berdampak pada penurunan angka positif Covid-19. Respon masyarakat terhadap instruksi pemerintah semakin baik.

Baca juga : Penyebab Eks Jubir Covid Achmad Yurianto Dirawat di RSPAD

"Kita pahami bersama bahwa situasi pandemi COVID-19 di Tanah Air ini semakin hari-semakin terkendali, bukan hanya kita lihat dari sisi data yang kemudian kita turunkan sampai dengan tingkat kabupaten/kota maupun provinsi, tetapi juga bagaimana respons masyarakat yang semakin hari semakin baik," kata Achmad Yurianto dalam konferensi pers disiarkan secara langsung melalui kanal YouTube BNPB, Jakarta, Kamis,(4/06/2020)

Pada kesempatan ini, Yurianto menekankan pentingnya kesadaran masyarakat dalam usaha memutus mata rantai penularan corona di tengah masyarakat. Mengubah perilaku setiap hari, mengikuti protokol kesehatan merupakan cara terbaik dalam rangka menghindari resiko dari wabah yang ada.

Baca juga : Menular Lebih Cepat, Satgas Covid-19 Beberkan Skenario Tekan Kasus Corona Varian Delta+

"Kita bersama-sama seluruh bangsa di dunia melakukan hal yang sama, yaitu bagaimana kemudian harus mengubah prilaku kita, agar aman dari tertular COVID-19," ungkapnya.

Berikut pernyataan lengkap juru bicara pemerintah, Achmad Yurianto, berkaitan dengan penanganan corona hingga 4 Juni 2020.

Baca juga : YLBHI: PSBB dan PPKM Darurat Cara Pemerintah Hindari Kewajiban Penuhi Kebutuhan Warga

Hari ini kita akan kembali menyampaikan beberapa hal terkait dengan progres penanganan pandemi COVID-19 sampai dengan tanggal 4 Juni, hari ini, dengan data yang kita himpun sampai dengan pukul 12.00 WIB.

Kita pahami bersama bahwa situasi pandemi COVID-19 di Tanah Air ini semakin hari-semakin terkendali, bukan hanya kita lihat dari sisi data yang kemudian kita turunkan sampai dengan tingkat kabupaten/kota maupun provinsi, tetapi juga bagaimana respons masyarakat yang semakin hari semakin baik.

Kita sudah banyak melihat masyarakat yang tidak panik, kemudian masyarakat yang kecewa melihat orang yang lainnya tidak mematuhi protokol kesehatan. Setiap hari kami selalu mendapatkan informasi dari masyarakat tentang kekecewaan melihat masyarakat yang lain mengabaikan protokol kesehatan ini, melihat masyarakat lain yang masih bergerombol, tidak menjaga jarak, tidak menggunakan masker, bahkan membawa anaknya yang masih balita ke tempat keramaian, ke toko, ke pasar, melihat orang-orang yang lanjut usia masih berada di luar.

Ini adalah gambar sebagian masyarakat kita sudah mulai peduli. Gambaran inilah yang pelan tapi pasti kita harapkan terjadi, sehingga kemudian masyarakat bisa menjadi kontrol bagi masyarakatnya sendiri untuk sama-sama mematuhi protokol kesehatan ini. Kesadaran ini yang memang kita harapkan dan kami meyakini bahwa semakin hari ini akan semakin lebih baik.

Saudara-saudara, mungkin kami akan mengingatkan hal yang sederhana. COVID-19 adalah masalah dunia, hampir semua negara di dunia ini terdampak, dan sampai dengan saat ini kita masih belum bisa mendapatkan cara untuk bisa memberikan kekebalan secara buatan dengan menggunakan vaksin.

Karena proses pembuatan vaksin yang sampai saat ini terus dikejar oleh para ahli di seluruh dunia masih belum mendapatkan pilihan yang terbaik. Oleh karena itu kita juga tidak tahu pasti kapan itu bisa didapatkan, meskipun kita semua berharap bahwa ini semua bisa kita dapatkan.

Namun, bukan hanya ini yang kemudian yang membuat kita diam, yang membuat kita pasrah, menyerah dalam situasi pandemi global ini. Kita bersama-sama seluruh bangsa di dunia melakukan hal yang sama, yaitu bagaimana kemudian harus mengubah prilaku kita, agar aman dari tertular COVID-19.

Kita memahami bahwa penyakit menular itu pasti basisnya adalah masyarakat, ada sumber penularan di tengah masyarakat yang tidak terisolasi. Bahkan, pada fenomena COVID-19 ini sering kali kita dapatkan masyarakat yang tidak sadar kalau dirinya sakit, sehingga kemudian tidak ada langkah-langkah nyata untuk dia lakukan guna melindungi orang lain agar tidak tertular penyakit yang dia bawa.

Kita mengenal terminologi orang tanpa gejala. Inilah yang kemudian menjadi permasalahan kita. Atau sebenarnya ada gejala, tapi sedemikian ringannya sehingga tidak dianggap bahwa dia sakit atau tidak merasa dia sakit, atau masyarakat merasa tidak melihat dia sakit.

Panas tidak tinggi, batuk juga tidak parah, sekali-sekali dan merasa tidak ada masalah dengan aktivitas fisiknya, padahal di dalam tubuhnya ada virus, padahal dia bisa menularkan kepada orang lain melalui droplet pada saat dia bicara, pada saat dia batuk, pada saat dia bersin dan dia tidak menggunakan masker.

Yang kedua adalah adanya masyarakat atau orang lain yang rentan tertular, karena tidak menyadari dan tidak mau melaksanakan protokol kesehatan dengan baik, mengabaikan jaga jarak, mengabaikan kebiasaan menggunakan masker, mengabaikan kebiasaan mencuci tangan. Inilah yang kemudian mengakibatkan proses penularan masih saja terus terjadi.

Saudara-saudara, sebagian masyarakat kita sudah menyadari itu. Oleh karena itu sekarang sudah bukan menjadi suatu pemandangan yang aneh manakala ada orang menggunakan masker di luar rumah. Namun, akan menjadi perhatian banyak orang manakala ada orang yang tidak menggunakan masker di laur rumah.

Inilah perubahan-perubahan yang kita inginkan. Inilah tat kehidupan baru yang sebenarnya ingin kita ciptakan sehingga mentaati dengan disiplin dan melaksanakannya protokol kesehatan. Itu bentuk konkret dari upaya untuk mencegah, upaya untuk mencegah tertular COVID-19. Harapan kita ini bisa membudaya.

Oleh karena itu dalam berbagai kesempatan kami menyampaikan bahwa agent of change yang bisa melakukan perubahan secara fundamental ini adalah keluarga. Peran keluarga, peran kepala keluarga, peran ibu, peran bapak, sangat penting untuk mengedukasi dan memberikan keteladanan kepada anak-anak kita.

Saudara-saudara, arah ke sana sudah bisa kita lihat di tengah masyarakat. Oleh karena itu, tadi sudah dijelaskan bahwa mematuhi protokol kesehatan tidak harus menunggu wilayah domisili kita menjadi zona kuning, tidak harus menunggu wilayah zona kita menjadi oranye, tidak perlu menunggu wilayah kita menjadi zona merah.

Sejak sekarang, di mana pun kita berada, apapun zonasi warna wilayah tinggal kita, patuhi protokol kesehatan. Hanya ini yang bisa kita lakukan kalau kita ingin selamat dari tertular COVID-19. Kami berharap kesadaran ini menjadi kesadaran kolektif yang tentunya harus berbasis kepada keluarga.

Ini pesan yang berulang-ulang akan tetap kami sampaikan karena kita membutuhkan peran serta masyarakat secara aktif. Jadi, gunakan masker bukan karena diperintah, mencuci tangan bukan karena diawasi, menjaga jarak karena diperintah. Jadikan ini sebagai kesadaran kita tanpa diperintah, tanpa diawasi, karena ini kebutuhan bagi kita untuk tetap sehat.

Kalau kita sehat, keluarga kita juga sehat karena basis kita adalah keluarga, peran serta keluarga, agent of change, agen perubahan dari perilaku ini adalah keluarga. Kita ajari anak-anak kita, kita ingatkan siapapun yang ada di sekitar kita untuk mematuhinya.

Saudara-saudara berikutnya akan kami laporkan kinerja data dari pelaksanaan kegiatan penanggulangan COVID di bidang kesehatan tentunya.

Hari ini kami telah menyelesaikan pemeriksaan spesimen sebanyak 13.206, sehingga totalnya sekarang menjadi 367.640 spesimen, baik yang kita periksa dengan real time PCR maupun dengan TCM. Dari pemeriksaan tersebut kita konfirmasikan bahwa terdapat kasus konfirmasi positif sebanyak 585 orang, totalnya menjadi 28.818 orang.

Kalau kemudian kita rinci lebih dalam 584 (red-585) ini ada beberapa tempat, beberapa provinsi yang hari ini mengalami peningkatan cukup signifikan. Yang pertama adalah Kalimantan Selatan hari ini kita dapatkan 109 orang.

Dari penyelidikan epidemiologi yang dilakukan, dari tracing yang dilakukan ini adalah kontak erat di dua pasar yang terjadi dalam seminggu yang lalu. Jumlah ini cukup banyak dan hari ini tidak ada yang dilaporkan sembuh.

DKI Jakarta ada 94 kasus dan hari ini dilaporkan 21 sembuh, Jawa Timur meningkat 90 orang. Kalau kita bandingkan dengan kemarin sebenarnya mengalami penurunan. Tetapi secara signifikan pasien yang sembuh ada 290 untuk Jawa Timur

Kemudian Sulawesi Selatan ada 54 kasus kita laporkan positif hari ini, ada tiga yang sembuh. Sumatera Utara ada 44 kasus dengan 7 yang sembuh. 19 Provinsi dilaporkan kenaikannya di bawah 10, antara 9 di Jawa Barat dan 18 sembuh.

Kemudian di Kalimantan Timur ada 6, dilaporkan hari ini 7 sembuh. Dari 19 itu di antaranya ada Jambi hari ini melaporkan 2 dan 10 sembuh. Kemudian Kalimantan Barat tidak ada penambahan kasus, tetapi ada 15 yang sembuh.

Kemudian Kalimantan Utara tidak ada penambahan kasus, ada 8 yang sembuh. Dan beberapa provinsi tidak ada kasus yang dilaporkan positif hari ini. Akumulasi jumlah kasus sembuh adalah 486 orang, sehingga totalnya menjadi 8.892. Meninggal 23 orang, sehingga menjadi 1.721 orang. 418 kabupaten/kota telah terdampak kasus ini di 34 provinsi.

Kami masih melakukan pemantauan di seluruh provinsi terhadap 47.373 PDP (red-ODP) dan kemudian pengawasan pada 13.416 orang yang dalam pengawasan, pasien dalam pengawasan.

Saudara-saudara, kalau kemudian kita lihat secara keseluruhan kita bisa melihat bahwa kesadaran masyarakat sudah mulai bangkit dan cukup bagus, dan kami bangga, dan kami mengapresiasi ini. Karena sudah mulai menyadari betapa pentingnya untuk kemudian rajin mencuci tangan dengan menggunakan sabun dan air yang mengalir.

Kemudian sudah mulai menyadari bahwa membutuhkan masker setiap keluar rumah dan betul-betul selektif untuk keluar rumah hanya untuk hal-hal yang dirasakan penting. Kemudian sudah mampu untuk mematuhi ketentuan menjaga jarak dan sudah mulai banyak kita lihat, menyadari betul tidak ada untungnya berkerumun, tidak ada untungnya untuk kemudian berdesak-desakan. Kita semuanya harus menyadari ini, karena inilah cara kita untuk bisa produktif, namun aman dari COVID-19.

Oleh karena itu mari kita tetap mengikuti informasi yang benar tentang COVID-19. Ada portal covid19.go.id yang bisa kita akses. Ada call center 119 ekstensi 9 yang bisa kita hubungi setiap saat.

Ada akun media sosial @lawancovid19 yang bisa kita ikuti. Banyak sekali aplikasi-aplikasi online yang bisa kita gunakan untuk berkonsultasi seputar COVID-19 atau pun tentang penyakit-penyakit yang lain.

Ini juga merupakan satu cara bagi kita untuk menghindari mengantre, menumpuk, berdesak-desakan di rumah sakit hanya untuk kepentingan konsultasi. Gunakan layanan-layanan online. TVRI, RRI pasti akan meng-update berita ini. Demikian juga radio, televisi swasta yang lainnya pasti akan bersama-sama kita untuk memberikan informasi yang baik.

Saudara-saudara, kembali lagi, basis pertahanan kita dan basis kekuatan kita adalah keluarga. Mari kita lindungi, mari kita jaga, dan mari kita secara bersama-sama melawan COVID-19. Kita bisa, Indonesia pasti bisa.*

Artikel Terkait
Penyebab Eks Jubir Covid Achmad Yurianto Dirawat di RSPAD
Menular Lebih Cepat, Satgas Covid-19 Beberkan Skenario Tekan Kasus Corona Varian Delta+
YLBHI: PSBB dan PPKM Darurat Cara Pemerintah Hindari Kewajiban Penuhi Kebutuhan Warga
Artikel Terkini
Gelar Rapat Koordinasi Nasional, Pemerintah Lanjutkan Rencana Aksi Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan
Pj Bupati Maybrat Diterima Asisten Deputi Bidang Pengembangan Kapasitas SDM Usaha Mikro
Pj Bupati Maybrat Temui Tiga Jenderal Bintang 3 di Kemenhan, Bahas Ketahanan Pangan dan Keamanan Kabupaten Maybrat
Mengenal Lebih Jauh Ayush Systems of Medicine India dan Perannya di WHO
Polda Metro Hentikan Penyidikan Kasus Aiman, ICJR Ingatkan Beberapa Kasus Lain yang Serupa
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas