INDONEWS.ID

  • Jum'at, 26/06/2020 17:30 WIB
  • Mall Jakarta Telah Dibuka, Pengunjung Dibatasi 50 Persen dari Kapasitas Normal

  • Oleh :
    • Mancik
Mall Jakarta Telah Dibuka, Pengunjung Dibatasi 50 Persen dari Kapasitas Normal
Ketua Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia DKI Jakarta, Ellen Hidayat .(Foto:Istimewa)

Jakarta, INDONEWS.ID - Pusat belanja atau mall menjadi tempat kunjungan utama masyarakat, khususnya warga DKI Jakarta. Pada masa pembatasan sosial berskala besar (PSBB) transisi ini, terdapat keraguan yang muncul di sebagian masyarakat mengenai penerapan protokol kesehatan.

Ketua Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia DKI Jakarta Ellen Hidayat menegaskan, pusat perbelanjaan DKI Jakarta telah menerapkan protokol kesehatan di masa PSBB transisi saat ini.

Baca juga : Gelar Pelatihan untuk Kaderisasi, Musim Mas Targetkan Women Smallholders Program Jangkau Lebih Banyak Perempuan di Perkebunan

Pada masa PSBB transisi, Ellen Hidayat menjelaskan bahwa pusat perbelanjaan atau mal di wilayah DKI Jakarta telah membatasi kuota pengunjung sebanyak 50 persen dari kapasitas normal.

Perhitungan pengunjung mal dilakukan dengan menggunakan alat hitung atau people counting.

Baca juga : Pameran di Sarinah Mall, Ketua UMKM SBM, Selly Febrianty: Teh Kayu Aro yang Kami Bawa Ludes

"Jadi ini untuk fase dua, disebut fase dua PSBB transisi itu hanya 50 persen pengunjung yang diizinkan untuk masuk,“ ucap Ellen saat berdialog Media Center Gugus Tugas Nasional, Jakarta, Jumat (26/06/2020).

"Setiap pusat belanja itu mempunyai alat hitung. Alat hitung itu disebut people counting,” imbuhnya.

Baca juga : Wujudkan Kawasan Industri Berwawasan Lingkungan, JIEP Sambut Baik Dukungan Menteri BUMN dan Pj Gubernur DKI Jakarta

Lebih lanjut, Ellen menegaskan bahwa mall di DKI Jakarta telah menerapkan protokol kesehatan dengan memanfaatkan tanda-tanda khusus bagi pengunjung.

"Sesudah masuk (mall), kemudian ikutilah tanda-tanda. Jadi di pusat belanja itu banyak dibuat tanda-tanda, sehingga dari tanda arah diusahakan tidak terjadi pertemuan satu arah,” tutur Ellen.

"Sejak Juni ini semua mall sudah melakukan protokol kesehatan,” tambahnya.

Salah satu penerapan protokol kesehatan di mall tercermin pada penyesuaian penggunaan fasilitas umum, mushola, yang harus ditaati oleh para pengunjung.

"Untuk mushola, ini mushola penting sekali, mushola juga sudah diatur sedemikian ada jaraknya, tidak boleh berkarpet, kemudian juga membawa peralatan sendiri, dan lain sebagainya,” ujar Ellen.

Ellen pun menegaskan bahwa di dalam mal terdapat tim Gugus Kendali Covid. Tim tersebut terus mengawasi jalannya penerapan protokol kesehatan setiap jam agar pengunjung tetap disiplin dan terhindar dari potensi penularan saat berada di dalam mal.

"Jadi Gugus Kendali Covid ini terdiri dari sekuriti dan juga manajemen. Setiap jam mereka beredar dengan menggunakan face shield. Sebenarnya, semua saat masuk sudah wajib menggunakan masker. Tapi ada juga, ini masih transisi, ada yang merasa tidak nyaman ataupun diturunkan, memakai masker tidak sempurna. Nah, ini perlu ditegur,” ujar Ellen menegaskan mengenai peran tim Gugus Kendali Covid di mal.

Pengelola Pastikan Mall Tak Berjamur

Menanggapi informasi yang beredar di tengah masyarakat mengenai kondisi mal berjamur, Ellen menegaskan bahwa informasi tersebut bukan terjadi di Indonesia.

"Untuk diketahui, itu (informasi mal berjamur) tidak terjadi di Indonesia, itu terjadi di negara tetangga kita, sudah kita lakukan pengecekan. Nah untuk diketahui, selama tutup pusat belanja selama tiga bulan, sebenarnya semua pusat belanja itu mengijinkan tenant-nya (penyewa) untuk datang melakukan bersih-bersih, jadi rutin dilakukan bersih-bersih,” ucap Ellen menanggapi informasi tersebut.

Lebih lanjut, Ellen menjawab keresahan masyarakat mengenai kondisi makanan dan peralatan yang digunakan di tenant makanan.

"Pada saat tutup, kami tidak mengijinkan adanya bahan baku makanan yang tertinggal karena itu nanti akan mengeluarkan bau dan lain sebagainya. Jadi, semua itu sudah dikembalikan ke tempatnya. Mereka mudah melakukan pembersihan kemudian membawa produk-produk baru,” tutur Ellen menegaskan peraturan pengelola mal berkaitan dengan kondisi makanan.

“Semua resto sudah meningkatkan keamanan, kenyamanan, dan juga higienitasnya. Mereka kadang-kadang menggunakan buku menu sudah tidak dipegang, tidak disentuh. Jadi menggunakan aplikasi dan juga menggunakan QR code,” imbuh Ellen dalam menjawab keresahan masyarakat mengenai peralatan tenant.

Ellen menutup dialog dengan menegaskan bahwa tidak ada batasan umur pengunjung mall dengan tetap menerapkan protokol kesehatan dalam berkunjung.

"Jadi untuk DKI Jakarta, tidak ada batasan umur baik yang berusia atau yang 5 tahun ke bawah tidak boleh ke mal itu tidak ada. Jadi semua boleh ke mal karena kami yakin bahwa semua keluarga tahu cara untuk merawat kesehatan dan juga keamanan masing-masing, di samping pusat belanja selalu menyediakan juga protokol kesehatannya,” tutupnya.*

 

 

 

 

Artikel Terkait
Gelar Pelatihan untuk Kaderisasi, Musim Mas Targetkan Women Smallholders Program Jangkau Lebih Banyak Perempuan di Perkebunan
Pameran di Sarinah Mall, Ketua UMKM SBM, Selly Febrianty: Teh Kayu Aro yang Kami Bawa Ludes
Wujudkan Kawasan Industri Berwawasan Lingkungan, JIEP Sambut Baik Dukungan Menteri BUMN dan Pj Gubernur DKI Jakarta
Artikel Terkini
Didik J Rachbini: Salim Said Maestro Intelektual yang Paling Detail dan Mendalam
Penyumbang Devisa Negara, Pemerintah Harus Belajar dari Drama Korea
Bupati Tanahdatar buka Grand Opening Sakato Aesthetic
Strategi Implementasi "Buku Teks Utama Pendidikan Pancasila", Menyemai Nilai Kebangsaan di Tengah Tantangan Zaman
Satgas Yonif 742/SWY Perkenalkan Ecobrick Kepada Para Murid Di Perbatasan RI- RDTL
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas