INDONEWS.ID

  • Sabtu, 18/07/2020 11:30 WIB
  • Tinjau Luwu Utara, Kepala BNPB Ingatkan Pentingnya Menjaga Keseimbangan Ekosistem

  • Oleh :
    • Mancik
Tinjau Luwu Utara, Kepala BNPB Ingatkan Pentingnya Menjaga Keseimbangan Ekosistem
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo (kanan) memberikan bantuan Dana Siap Pakai (DSP) untuk penanganan darurat bencana banjir bandang di Kabupaten Luwu Utara sebesar satu milyar secara simbolis kepada Bupati Luwu Utara Indah Putri Indriani (kiri) dalam kegiatan peninjauan lokasi bencana banjir bandang di Kantor Bupati Luwu Utara, Kecamatan Masamba, Kabupaten Luwu Utara, Provinsi Sulawesi Selatan.(Foto:Dokumen BNPB)

Luwu Utara, INDONEWS.ID - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo mengingatkan kepada jajaran Pemerintah Kabupaten Luwu Utara dan masyarakatnya tentang pentingnya menjaga keseimbangan ekosistem dalam mencegah terjadinya bencana.

Banjir yang melanda kabupaten Luwu Utara memberikan catatan tersendiri bagi Pemda maupun masyarakat. Pemerintah Daerah dan masyarakat harus mampu melihat secara detail penyebab dari bencana banjir bandang yang baru terjadi.

Baca juga : Banjir Merendam Kabupaten Kepahiang, Provisi Bengkulu

"Kejadian ini (banjir bandang) merupakan evaluasi bagi kita untuk bersungguh-sungguh memperhatikan dan menata keseimbangan ekosistem,” ujar Doni dalam sambutannya pada peninjauan lokasi bencana banjir bandang di Kantor Bupati Luwu Utara, Kecamatan Masamba, Kabupaten Luwu Utara, Provinsi Sulawesi Selatan, Jumat, (17/07/2020) kemarin.

Doni menjelaskan, dalam satu setengah sampai dua tahun terakhir, Sulawesi Selatan mengalami dua kali peristiwa banjir bandang. Kejadian pertama terjadi di Makassar yang merenggut korban hampir 100 orang. Hal ini terjadi akibat alih fungsi lahan di bagian selatan.

Baca juga : Banjir di Distrik Sentani Merendam 111 Rumah Warga

"Perubahan ekosistem dan alih fungsi lahan di bagian selatan. Yang semula kawasan hutan lindung berubah jadi kawasan pertanin semusim, khususnya tanaman jagung. Hal ini harus jadi perhatian dan meningkatkan kesadaran kolektif bahwa ketika jumlah penduduk semakin bertambah dan kebutuhan lahan pertanian semakin banyak, yang harus kita utamakan dan ingat adalah kita harus menjaga keseimbangan alam,” jelas Doni.

Doni menegaskan, jangan sampai ekosistem alam terganggu karena masyarakat dan pemerintah daerah setempat tidak mengelolanya dengan tepat.

Baca juga : Banjir Rendam 150 Rumah di Kabupaten Teluk Bintuni

“Jangan sampai alam terganggu karena kita mengelolanya tidak tepat,” tegas Doni.

Doni yang sebelumnya melakukan kunjungan kerja terkait penanganan COVID-19 di Surabaya, Jawa Timur langsung menuju ke Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan sesuai instruksi dari Presiden Republik Indonesia Joko Widodo untuk melakukan peninjauan ke lokasi terdampak bencana banjir bandang di Luwu Utara.

Doni melakukan perjalanan dengan helikopter dan mendarat di Bandar Udara Andi Djemma Masamba bersama Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah. Doni menceritakan analisa secara visual dari jarak jauh menggunakan helikopter.

"Jika melihat secara visual dari jarak jauh menggunakan helikopter, di wilayah Gunung Lero terlihat sebagian dari kawasan pepohonan itu mengalami longsor dengan kemiringan lebih dari 60 derajat dan yang hampir mendekati 90 derajat. Hal ini yang akan kami analisa lebih lanjut apakah terjadi karena hujan pada tanggal 12 sampai 13 Juli penyebab banjir bandang atau hujan sebelumnya serta akan dilakukan kajian terkait akibat potensi pembukaan lahan atau galian yang menyebabkan bencana banjir bandang yang sedang terjadi lebih parah dampaknya,” ungkap Doni.

Doni turut mengapresiasi gotong royong dari semua pihak dalam memberikan bantuan bagi masyarakat terdampak banjir bandang di Luwu Utara. Menurutnya, gotong royong menjadi modal sosial terbaik dalam penanggulangan bencana.

“Jalan menuju kawasan ini cukup macet karena banyak yang memberi bantuan bagi masyarakat terdampak ke Kantor Bupati Luwu Utara. Ini adalah modal sosial yang paling bagus karena kesadaran masyarakat saling menolong,” tambah Doni.

Doni juga menjelaskan bahwa BNPB akan mempercepat proses bantuan dan melakukan koordinasi dengan Gubernur Sulawesi Selatan untuk setiap rumah yang tergolong rusak berat akan dibantu dengan dana 50 juga rupiah yang diserahkan kepada masyarakat sudah dalam bentuk bangunan.

Untuk rumah yang tergolong rusak sedang akan diberikan bantuan dana sebesar 25 juta rupiah sedangkan yang tergolong rusak ringan akan diberikan bantuan dana sebesar sekitar 10 sampai 15 juta rupiah.

Hal ini merupakan program nasional dan pemerintah kabupaten dapat mengusulkan nama dan alamat warga yang rumahnya rusak terdampak banjir bandang.

Pada kesempatan yang sama, Menteri Sosial Republik Indonesia Juliari Batubara juga mengingatkan kepada pemerintah daerah dan masyarakat Luwu Utara untuk tetap waspada penularan COVID-19 dan melaksanakan protokol kesehatan.

“Kita masih dalam situasi pandemi jadi protokol kesehatan harus tetap dijalankan. Kita merasa tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Namun karena belum ada vaksin, protokol kesehatan adalah harga mati. Di wilayah Kabupaten Luwu Utara harus tetap disiplin melakukan protokol kesehatan,” ujar Juliari.

Selanjutnya, Doni juga melakukan peninjauan lapangan ke lokasi terdampak banjir bandang, salah satunya Posko Kesehatan yang terdapat di Kecamatan Sabbang, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan.

Peninjauan tersebut turut dihadiri oleh Menteri Sosial Republik Indonesia Juliari Batubara, Kepala Badan SAR Nasional M. Syaugi, Anggota Komisi 8 DPR RI, Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah, Bupati Luwu Basmin Mattayang, Bupati Luwu Utara Indah Putri Indriani serta jajaran dari BNPB.

BNPB Salurkan Bantuan

Dalam kesempatan yang sama, Doni Monardo memberikan bantuan secara simbolis kepada Bupati Luwu Utara Indah Putri Indriani untuk penanganan bencana banjir bandang di Luwu Utara berupa Dana Siap Pakai (DSP) sebesar satu milyar serta bantuan satu unit sepeda motor 250 cc, 10 unit tenda pengungsi dan 1.000 paket sembako.

Sebagai informasi, banjir bandang yang terjadi di Luwu Utara pada 13 Juli 2020 terjadi akibat hujan dengan intensitas tinggi sejak tanggal 12 sampai 13 Juli 2020 yang menyebabkan Sungai Rongkong, Sungai Meli dan Sungai Masamba meluap.

Informasi terkini sampai pada Jum’at, 17 Juli 2020, korban meninggal dunia akibat peristiwa tersebut sebanyak 35 orang, korban hilang dan masih dalam pencarian 67 orang, luka dan dirawat 51 orang serta 14.438 jiwa mengungsi di tiga kecamatan, antara lain Kecamatan Sabbang, Kecamatan Baebunta dan Kecamatan Masamba.*

 

 

 

Artikel Terkait
Banjir Merendam Kabupaten Kepahiang, Provisi Bengkulu
Banjir di Distrik Sentani Merendam 111 Rumah Warga
Banjir Rendam 150 Rumah di Kabupaten Teluk Bintuni
Artikel Terkini
Cegah Perang yang Lebih Besar, Hikmahanto Sarankan Menlu Retno untuk Telepon Menlu Iran Agar Tidak Serang Balik Israel
Menakar Perayaan Idulfitri dengan Kearifan Lokal Secara Proporsional
Pj Bupati Maybrat Sidak Kantor Distrik Ayamaru Jaya, Ini yng Dijumpai
Bahas Inklusivitas Keuangan hingga Stabilitas Geopolitik, Menko Airlangga Berbincang Hangat dengan Mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair
PTPN IV Regional 4, Bangun Tempat Wudhu Masjid Tuo
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas