INDONEWS.ID

  • Minggu, 19/07/2020 17:59 WIB
  • MAKI Minta Jokowi Turun Tangan Langsung Tangani Kasus Djoko Tjandra

  • Oleh :
    • Ronald
MAKI Minta Jokowi Turun Tangan Langsung Tangani Kasus Djoko Tjandra
Presiden Jokowi (Foto: Antara)

Jakarta, INDONEWS.ID - Koordinator Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI) Boyamin Saiman meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) turun tangan langsung untuk penanganan kasus kasus pengalihan hak tagih (cessie) Bank Bali, Djoko Tjandra.

Adapun cara yang diminta MAKI adalah dengan melobi pemerintah Malaysia untuk memulangkan Djoko Tjandra. Sebab, menurut Boyamin, Djoko Tjandra sering kabur ke luar negeri sehingga diperlukan bantuan seorang Kepala Negara untuk membawa Djoko ke Tanah Air.

"Berdasarkan kenyataan, Djoko Tjandra tinggal di Kuala Lumpur, Malaysia, maka dibutuhkan peran Presiden Paduka Yang Mulia Joko Widodo untuk melakukan lobi dan diplomasi tingkat tinggi dengan Pedana Menteri Malaysia Muhyidin Yassin memulangkan Djoko Tjandra ke Indonesia," ujar dalam keterangan tertulis yang diterima pada Minggu, (19/7/2020).

Baca juga : Ceritakan Kreativitas Nasabah PNM Mekaar, Jokowi Puji Kerupuk "Mama Muda"

Boyamin menuturkan dirinya amat yakin buronan sejak Tahun 2008 ini tengah berada di Kuala Lumpur, Malaysia. Dilanjutkan Boyamin, keyakinan itu berdasarkan dua hal.

Pertama, pada bulan Oktober 2019 seorang lawyer Indonesia bersama kliennya telah bertemu dengan Joko Tjandra di Lantai 105 Gedung Signature 106 komplek Tun Razak Echange, Kuala Lumpur dalam rangka menawarkan apartemen milik klien tersebut kepada Joko Tjandra.

"Lawyer tersebut saya cukup mengenalnya karena pernah bergabung dengan kantorku Boyamin Saiman Lawfirm," ucapnya.

Alasan Boyamin yang kedua kenapa dirinya sangat yakin Djoko Tjandra benar-benar tinggal di Malaysia berdasarkan pernyataan daripada Anita Kolopakong. Anita adalah tim kuasa hukum dari Djoko Tjandra sendiri.

Lebih lanjut Boyamin menuturkan, alasan mengapa Presiden Jokowi harus turun tangan langsung melakukan diplomasi tingkat tinggi kepada Pemerintah Malaysia karena beberapa hal. Salah satu alasannya, selama ini telah terdapat upaya timbal balik yang baik Indonesia dengan Pemerintah Malaysia.

Baca juga : Presiden Jokowi Bertemu Ribuan Nasabah Mekaar di Makassar

Boyamin pun mencontohkan salah satu langkah diplomasi yang diambil Presiden Jokowi untuk memulangkan warga negara Indonesia (WNI) bernama Siti Aisyah yang dituduh membunuh Kim Jong Nam, kakak tiri pemimpin Korea Utara Kim Jong Un.

Menurut dia, melalui upaya diplomasi antarnegara yang dilakukan Presiden Jokowi, akhirnya Siti Aisyah bisa pulang ke Indonesia. Oleh karena itu, Boyamin ingin Presiden Joko Widodo ikut andil juga dalam menangkap Djoko Tjandra.

"Salah satu contoh, saat itu Siti Aisyah telah disidangkan di Pengadilan Shah Alam Malaysia dengan ancaman hukuman mati, namun atas upaya loby tingkat tinggi termasuk penyerahan kapal mewah Equaminity kepada Malaysia maka Siti Aisyah bisa dibawa pulang ke Indonesia dan diterima langsung Presiden Jokowi," ucapnya.

Alasan kedua, sebut Boyamin, eks Jaksa Agung M Prasetyo yang menjabat sejak 2014 sampai 2019 telah berupaya memulangkan Djoko Tjandra melalui jalur ekstradisi, namun hal itu masih gagal. Selain itu, terdapat hubungan baik antara Jokowi dengan Perdana Menteri Malaysia Muhyidin Yassin.

"Hubungan baik ini semestinya digunakan untuk memulangkan Djoko Tjandra dari Malaysia," tuturnya.

Dia menuturkan Djoko Tjandra diduga memiliki kedekatan hubungan yang erat dan mendapat perlakuan istimewa dari mantan Perdana Menteri Malaysia Najib Razak. Menurutnya, jika hal itu terbukti benar, proses pemulangannya akan sulit andaikata tidak melibatkan diplomasi tingkat tinggi Presiden Jokowi.

Dengan masuknya Djoko Tjandra ke Indonesia Indonesia tanpa terdeteksi, mendapat e-KTP, paspor, surat jalan dan hilangnya status cekal, tambah Boyamin, telah mempermalukan Pemerintah Indonesia. Sistem penegakan hukum Indonesia juga turut mempermalukan dan menyakiti rakyat Indonesia.

Baca juga : Presiden Jokowi Dorong Penguatan Integrasi Ekonomi, Percepatan Transisi Energi dan Transformasi Digital dalam KTT Khusus ASEAN-Australia

"Sehingga Presiden Jokowi harus bertindak untuk menangkap Djoko Tjandra," katanya.

Artikel Terkait
Ceritakan Kreativitas Nasabah PNM Mekaar, Jokowi Puji Kerupuk "Mama Muda"
Presiden Jokowi Bertemu Ribuan Nasabah Mekaar di Makassar
Presiden Jokowi Dorong Penguatan Integrasi Ekonomi, Percepatan Transisi Energi dan Transformasi Digital dalam KTT Khusus ASEAN-Australia
Artikel Terkini
Awarding Innovillage: Wujud Nyata Kolaborasi Perguruan Tinggi dan Industri dalam Membangkitkan Talenta Digital Masa Depan
Siapkan Penyusunan Peraturan Pembangunan Ekonomi Jangka Panjang, Delegasi Baleg DPR RI Berdiskusi dengan Pemerintah Kenya
Bakti Sosial dan Buka Puasa Bersama Alumni AAU 93 di HUT TNI AU ke-78
Satgas BLBI Tagih dan Sita Aset Pribadi Tanpa Putusan Hukum
Gelar Rapat Koordinasi Nasional, Pemerintah Lanjutkan Rencana Aksi Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas