INDONEWS.ID

  • Selasa, 15/09/2020 17:59 WIB
  • Kesal Karena Susah Ikuti Belajar Online, Orang Tua Bunuh Anak Kandung

  • Oleh :
    • Ronald
Kesal Karena Susah Ikuti Belajar Online, Orang Tua Bunuh Anak Kandung
Pembunuhan Anak.(Foto : Ilustrasi)

Jakarta, INDONEWS.ID - Kegiatan belajar anak yang dilakukan secara online telah memakan korban jiwa. Pembunuhan anak terjadi hanya karena orang tua kesal lantaran sang anak kesulitan mengikuti proses belajar online tersebut.

Pasangan suami isteri (pasutri) di Kabupaten Lebak, Banten, berinisial IS berumur 27 tahun dan LH 26 tahun tega menganiaya hingga akhirnya meninggal dunia satu anak kandungnya yang terlahir kembar.

Baca juga : Puasa dan Introspeksi Kebangsaan: Jika yang Berbuat Salah Tidak Pernah Dihukum Maka Pelanggaran Akan Terus Berulang

Kasat Reskrim Polres Lebak AKP David Adhi Kusuma mengatakan, korban yang berusia delapan tahun dan duduk dibangku sekolah dasar (SD) itu dianiaya hingga tewas karena orang tuanya kesal.

Demi menghilangkan jejak kejahatannya, IS dan LH menguburkan jasad anaknya di Kabupaten Lebak hingga membuat laporan palsu ke polisi.

Baca juga : Kasus 4 Anak Meninggal di Jagakarsa, Pengamat Sarankan Polisi Terapkan Pasal Pembunuhan Berencana

"Aksi penganiayaan berujung kematian sang bocah itu terjadi pada 26 Agustus sekitar pukul 09.00 WIB. Saat itu sang bocah yang duduk di bangku sekolah dasar tengah melakukan pembelajaran secara online. Namun, karena si bocah malang itu tidak mengikuti kegiatan belajar online dengan baik. Membuat ibu korban yakni, LH kesal hingga tega menganiaya korban," paparnya kepada awak media Selasa (15/9/2020).

Kejadian penganiayaan berlangsung di rumah pelaku yang terletak di sekitar bilangan Kelurahan Bendungan Hilir, Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat.

Baca juga : Peran Orang Tua dan Pola Asuh Kunci Mitigasi Kekerasan Anak

Berdasarkan keterangan pelaku, penganiayaan ini dilakukan menggunakan tangan kosong dan gagang sapu. Si anak juga sempat didorong sampai tersungkur di lantai dan membuatnya tidak sadarkan diri. 

Akibat penganiayaan tersebut, korban sempat tersungkur dan lemas. Namun, LH tidak berhenti, malah memukul korban di kepala bagian belakang sebanyak tiga kali.

Sang suami yang mengetahui penganiayaan tersebut sempat marah kepada LH. Namun, keduanya lantas berinsiatif membawa LH yang dalam kondisi lemas ke luar.

"Dibawa keluar cari udara segar, anak ini kan sesak napas, harapannya bisa baikan, tapi saat dalam perjalanan meninggal dunia," kata David.  

Keduanya kemudian membawa korban ke Banten sebagai upaya menghilangkan jejak. Jenazah korban kemudian dimakamkan di TPU Gunung Kendeng, Kecamatan Cijaku, Lebak.

Korban dikubur dengan pakaian lengkap. Aksi jahat pelaku kemudian terungkap dua pekan kemudian, yakni pada Sabtu (12/9/2020).

Saat itu, warga membongkar makam yang mencurigakan. Makam digali setelah muncul kecurigaan, lantaran tidak ada warga meninggal yang dimakamkan di TPU Gunung Keneng dalam beberapa pekan terakhir.

Saat penggalian mencapai setengah lubang, muncul anggota tubuh manusia dengan pakaian masih utuh. Hal ini membuat heboh masyarakat setempat.

Polisi kemudian bergerak cepat dan menangkap kedua pelaku di Jakarta. (rnl)



Artikel Terkait
Puasa dan Introspeksi Kebangsaan: Jika yang Berbuat Salah Tidak Pernah Dihukum Maka Pelanggaran Akan Terus Berulang
Kasus 4 Anak Meninggal di Jagakarsa, Pengamat Sarankan Polisi Terapkan Pasal Pembunuhan Berencana
Peran Orang Tua dan Pola Asuh Kunci Mitigasi Kekerasan Anak
Artikel Terkini
PTPN IV Regional 4 Jambi, Bantu Beras Warga Solok
Pastikan Arus Barang Kembali Lancar, Menko Airlangga Tinjau Langsung Pengeluaran Barang dan Minta Instansi di Pelabuhan Tanjung Priok Bekerja 24 Jam
Umumkan Rencana Kedatangan Paus Fransiskus, Menteri Agama Dukung Penuh Pengurus LP3KN
Mendagri Tito Lantik Sekretaris BNPP Zudan Arif Fakrulloh Jadi Pj Gubernur Sulsel
Perayaan puncak HUT DEKRANAS
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas