INDONEWS.ID

  • Jum'at, 30/10/2020 11:45 WIB
  • Lindungi Diri dari Corona, Tentara Korut Nekat Tembak Mati Pejabat Korsel

  • Oleh :
    • Rikard Djegadut
Lindungi Diri dari Corona, Tentara Korut Nekat Tembak Mati Pejabat Korsel
Pemimpin Tertinggi Republik Demokratik Rakyat Korea, Kim Jong-un (Foto: Ist)

Jakarta, INDONEWS.ID - Pemerintah Korea Utara (Korut) mengatakan aksi pasukannya menembak mati seorang pejabat Korea Selatan (Korsel) di perairannya bulan lalu adalah tindakan melindungi diri. Pyongyang khawatir pejabat Seoul itu menyebarkan virus korona baru (Covid-19) di Korut.

Demikian alasan pemerintah yang dipimpin Kim Jong-un itu melalui media pemerintah KCNA, Jumat (30/10/2020).

Baca juga : Bertemu di Seoul, Pejabat AS, Korsel dan Jepang Bahas Nuklir Korea Utara

Menurut militer Seoul pasukan Korea Utara menembak mati seorang pejabat perikanan Korea Selatan yang hilang pada akhir September, sebelum menyiram tubuhnya dengan minyak dan membakarnya.

Seoul telah menyerukan penyelidikan bersama setelah Korea Utara mengatakan pihaknya membakar perangkat pelampung yang digunakan pejabat tersebut, bukan membakar tubuhnya.

Baca juga : Fakta Seputar Rumors Kim Jong-un Meninggal karena Dead Brain

KCNA menuduh anggota parlemen oposisi Korea Selatan memicu kontroversi atas masalah tersebut, dan menyalahkan Seoul karena gagal menghentikan pejabatnya melintasi perbatasan laut ke Korea Utara.

"Tentara kami tidak bisa tidak mengambil tindakan pertahanan diri saat dia menilai bahwa warga Korea Selatan yang telah melakukan intrusi ilegal ke perairan...di bawah kendali pihak kami akan melarikan diri, tidak menanggapi intersepsi," tulis KCNA.

"Insiden itu akibat dari kontrol yang tidak tepat terhadap warga di sisi selatan di hotspot sensitif pada saat ada ketegangan dan bahaya akibat virus ganas yang melanda seluruh Korea Selatan," lanjut KCNA.

"Oleh karena itu, kesalahan pertama terletak pada pihak (Korea) Selatan."

Militer Korea Selatan mengatakan pejabat itu berusaha untuk membelot ke Utara ketika dia dilaporkan hilang dari kapal perikanan di selatan Garis Batas Utara (NLL), demarkasi yang disengketakan dari kontrol militer yang bertindak sebagai batas laut de facto antara dua Korea.

Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un membuat permintaan maaf yang langka atas pembunuhan itu beberapa hari setelah insiden, dengan mengatakan tindakan itu untuk mencegah penyebaran wabah virus corona.*

Artikel Terkait
Bertemu di Seoul, Pejabat AS, Korsel dan Jepang Bahas Nuklir Korea Utara
Fakta Seputar Rumors Kim Jong-un Meninggal karena Dead Brain
Artikel Terkini
KI Pusat Mantapkan Sinergi dengan Media dalam Mengawal Informasi Publik
Direktur GKI Beri Materi Kewirausahaan untuk Pelajar SMKS Bina Mandiri Labuan Bajo
Menjadi Tulang Punggung Pengembangan Usaha Ultra Mikro Indonesia, PNM Ikuti 57th APEC SMEWG
Tiga Orang Ditemukan Meninggal Akibat Tertimbun Longsor di Kabupaten Garut
Pimpin Proses Penyiapan dan Percepatan Keanggotaan Indonesia pada OECD, Presiden Joko Widodo Tunjuk Menko Perekonomian sebagai Ketua Tim Nasional OECD
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas