INDONEWS.ID

  • Senin, 02/11/2020 19:30 WIB
  • Tanggapi Pernyataan Presiden Macron, SBY Minta Untuk Menahan Diri

  • Oleh :
    • Ronald
Tanggapi Pernyataan Presiden Macron, SBY Minta Untuk Menahan Diri
Mantan Presiden Ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). (Foto : istimewa)

Jakarta, INDONEWS.ID - Presiden ke-6 Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) melalui staf pribadinya, Ossy Dermawan mengecam pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron yang dinilai menista Islam.

Melalui pesan tertulisnya, dalam podcast yang diunggah melalui akun media sosial, Senin (2/11/2020).

SBY juga meminta kepada pemimpin negara Islam dan barat untuk menahan diri menyikapi persoalan tersebut.

"Saya yakin para pemimpin lain di seluruh dunia berada dalam satu perahu dalam soal ini yang saya pikirkan bagaimana aksi-aksi kekerasan dan teror itu tak terus terjadi di Prancis maupun wilayah mana pun di dunia," ucapnya.

Baca juga : Gado Gado Indonews 013: Prabowo-SBY Bertemu, Diapit para Pensiunan Jenderal yang masih gagah

Dalam pesan tersebut SBY berharap Macron tidak memandang persoalan hanya dari satu pihak. Persoalan ini, kata dia berawal munculnya karikatur yang dinilai oleh umat Islam melecehkan Nabi Muhammad SAW.

"Kalau orang seperti saya berani mengatakan membunuh dan melakukan aksi kekerasan terhadap yang dinilai menghina Islam itu salah, mestinya Anda juga berani mengatakan yang membuat dan mempertontonkan karikatur Nabi Muhammad itu juga salah. Mulailah dari itu dulu. Mari kita putus mata rantai balas membalas yang bisa terus terjadi," ujar SBY.

Dirinya pun merasa terpanggil untuk ikut mencari solusi bijak atas polemik yang terjadi sejak munculnya karikatur Nabi Muhammad SAW di Denmark 2005.

"Penerbitan karikatur yang serupa oleh Charlie Hebdo di Paris 2015, penerbitan ulang karikatur yang dimuat Charlie Hebdo di 2020 dan yang paling akhir dipertontonkannya karikatur Nabi Muhammad SAW kepada publik dibarengi berbagai reaksi kalangan umat Islam," ujar SBY.

Dia menilai, aksi teror dan kekerasan di Prancis terkait karikatur Nabi Muhammad SAW tidak bisa dibenarkan. Menurutnya, dinamika saat ini sedang tinggi, semua pihak diimbau menahan diri serta tidak memprovokasi dan mengagitasi agar situasi tidak semakin buruk.

"Yang diperlukan kepedulian, tekad dan aksi nyata para pemimpin untuk mencari solusi agar pertikaian ini tak terus berlangsung," pungkas Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat ini. (rnl)

Artikel Terkait
Mengaku Sudah Pensiun, SBY ke Prabowo: For You, Saya Siap Turun Gunung
Gado Gado Indonews 013: Prabowo-SBY Bertemu, Diapit para Pensiunan Jenderal yang masih gagah
Persamaan Jokowi-SBY dalam Menjaga Jarak dengan Para Ketua Partai
Artikel Terkini
PJ Bupati Maybrat Pantau Proyek Pembangunan Dua Jembatan Strategis di Kampung Aisa
PJ Bupati Maybrat Berdialog dengan Warga Kampung Aisa, Motivasi Pemulihan dan Peningkatan Infrastruktur
PJ Bupati Maybrat Tinjau Perkembangan Pemulihan Kampung Aisa
Kemendagri Imbau Pemprov Maluku Gali Potensi Lokal Guna Wujudkan Pembangunan Berbasis Inovasi
Gunung Ruang di Sulawesi Utara Meletus, Sebanyak 828 Warga Dievakuasi
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas