INDONEWS.ID

  • Selasa, 24/11/2020 16:59 WIB
  • Survei Pilwakot Tangsel: Ponakan Prabowo Unggul, Putri Wapres Amin Terpuruk

  • Oleh :
    • Rikard Djegadut
Survei Pilwakot Tangsel: Ponakan Prabowo Unggul, Putri Wapres Amin Terpuruk
Ponakan Prabowo, Rahayu Saraswati berhadapan dengan Putri Wapres Ma`ruf Amin, Siti Nur Azizah di Pilkada Tangsel 2020 (Rachman Haryanto/ detikcom dan Timses Siti Nur Azizah)

Pilwakot Tangsel: Ponakan Prabowo Unggul, Putri Wapres Amin Terpuruk

Jakarta, INDONEWS.ID - Pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Tangerang Selatan menjadi sorotan dalam perhelatan pilkada kali ini. Hal ini karena melibatkan sejumlah tokoh nasional.

Baca juga : Gugatan Ponakan Prabowo Ditolak MK Terkait Sengketa Pilkada Tangsel

Muhammad-Sara, misalnya, memiliki kedekatan dengan Ketum Gerindra Prabowo Subianto karena sang calon wakil merupakan ponakan Menhan Prabowo Subianto.

Sementara Nur Azizah yang berpasangan dengan Ruhama Ben merupakan putri Wapres RI, Ma`ruf Amin, dan Benjamin-Pilar dengan Wali Kota Tangsel Airin Rachmy Diani.

Baca juga : Keponakan Prabowo Dihujat Lantaran Dukung Pemerintah Bubarkan FPI

Muhammad-Sara diusung PDI-P, Partai Gerindra, PAN, PSI, dan Hanura. Kemudian Azizah-Ruhamaben diusung Partai Demokrat, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Sementara Benjamin-Pilar diusung Golkar, Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Bulan Bintang (PBB), dan Gelora.

Baca juga : Struktur Baru, Ponakan Prabowo Rahayu Saraswati Ditunjuk Jadi Waketum Gerindra

Lembaga survei Indikator Politik Indonesia merilis hasil survei elektabilitas paslon Pilkada Tangerang Selatan (Tangsel) yang menempatkan pasangan Muhamad-Sara di puncak.

Dalam hasil survei Indikator pada bulan November, Muhamad-Saraswati menduduki peringkat teratas dengan 34,5%, sementara di posisi kedua ada Benyamin-Pilar dengan 31,8%, dan Siti Nur Azizah-Ruhamaben 12,1%.

Dalam hasil survei yang sama diketahui bahwa pada bulan Agustus, hasil survei pasangan Muhammad-Saraswati adalah 15,2%.

Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi mengatakan elektabilitas Muhammad-Sara berada di 38,6 persen, Benjamin Davnie-Pilar Saga 33,2 persen, dan Siti Nur Azizah-Ruhamaben 16,4 persen.

"Pasangan Muhammad-Rahayu Saraswati 38,6 persen, kemudian Ben Davnie Pilar 33,2 persen. Meskipun unggul, tapi selisihnya lagi-lagi tidak signifikan," kata  Muhtadi dalam jumpa pers daring, Selasa (17/11).

Burhanuddin menyebut pasangan Muhammad-Sara mengalami tren positif. Pada Agustus, elektabilitas mereka 18,3 persen. Kemudian di Oktober, elektabilitas mereka 29,0 persen.

Tren positif juga dimiliki pasangan Nurazizah-Ruhamaben. Elektabilitas mereka meningkat dari 8,5 persen di Agustus, 13,1 persen di Oktober, hingha 16,4 persen di November.

Sementara itu, Benyamin-Pilar mengalami tren negatif. Elektabilitas mereka turun dari 35,0 persen di Oktober menjadi 33,2 persen bulan ini.

Meski begitu, Burhan menyebut ini bukan tanda kemenangan bagi Muhammad-Sara. Sebab selisih di antara paslon tipis.

"Margin of error kita 3,5 persen. Selisih Muhammad dan Benjamin tidak signifikan secara statistik. Undecided voters 11,8 persen," tuturnya.

Hasil Survei Disebut Anomali

Namun beberapa kalangan menilai hasil survei itu merupakan anomali. Pengamat politik dari Universitas Islam Syekh Yusuf, Adib Miftahul, menilai rilis survei itu untuk penguatan persepsi belaka. Dia menyebut dalam strategi politik, ada pola menyebarkan aura kemenangan sebelum kontestasi guna mempengaruhi opini publik.

"Ini biasa. Saya melihat ini sebagai strategi politik guna mendulang opini kemenangan di masyarakat. Meningkatkan elektabilitas 5% dalam sebulan, itu sangat luar biasa. Jadi kalau ini bisa naik lebih dari 19%, artinya pasangan Muhammad-Saraswati dibantu Superman," kata Adib kepada wartawan, Jumat (20/11/2020).

Adib meyakini metodologi penelitian yang digunakan dan hasil yang tergambar bukan rekayasa. Namun dia mempertanyakan soal sampel.

"Bisa saja survei dilakukan pada sampel yang kebetulan merupakan basis Muhammad-Saraswati, atau bisa jadi pasangan itu melakukan sosialisasi melekat sebelum survei dilakukan, sehingga hasilnya abstrak," ujar Dosen Fisip ini.

Lebih lanjut Adib mengatakan bahwa banyak kontestan dalam pemilu terlena dengan hasil survei yang tinggi, sementara pada implementasinya bertolak belakang.

Pendapat senada dikatakan Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah. Dedi menilai peningkatan elektabilitas calon kepala daerah secara signifikan hanya dalam kurun dua bulan secara teori sulit dilakukan.

"Secara teori, kenaikan elektabilitas dalam masa kampanye, sangat sulit dilakukan," kata Dedi.

Dedi meragukan terjadi peningkatan elektabilitas kandidat secara drastis ketika masih berada di masa kampanye. Apalagi selama pandemi Covid-19 gerak kampanye kandidat dibatasi, salah satunya dengan pembatasan jumlah massa yang diatur dalam Peraturan KPU (PKPU) Nomor 13 Tahun 2020. "Kalau masih di masa kampanye, peningkatan drastis sulit terjadi. Jadi ini adalah anomali," pungkasnya.

Sementara Direktur Riset Kantor Konsultan Politik Konsepindo, Sapraji menyatakan, salip menyalip sebelum waktu pencoblosan adalah hal biasa dalam pilkada, tetapi biasanya terjadi pada kontestan yang sama-sama kuat. Dalam hal disalipnya pasangan Benyamin-Pilar oleh Muhamad-Saras, dia menilai hal itu cukup mengejutkan.

Sapraji menuturkan lembaga survei Konsepindo Research and Consulting telah beberapa kali menyelenggarakan survei Pilkada Tangsel, namun tidak mendeteksi adanya stagnansi pada pasangan Benyamin-Pilar. Dalam survei lembaganya, Benyamin-Pilar tidak pernah mengalami penurunan elektabilitas, tapi memang kenaikannya lamban karena posisinya elektabilitasnya sudah cukup tinggi.

"Pasangan Benyamin Davnie-Pilar Saga Ichsan elektabilitasnya sudah di atas angka 40 persenan, sementara Muhamad-Sara masih di angka 20 persenan lebih. Selisih kedua paslon masih di atas 10 persenan. Kita akan turun lagi survei akhir November ini," papar Sapraji.

Mengenai ramainya pembahasan hasil survei Indikator itu, dia melihat data tracking Indikator yang dipublikasikan selisih Muhamad dan Benyamin masih dalam arsir margin error. Sapraji mempertanyakan data perkembangan popularitas para kandidat.

Menurutnya itu penting karena dari data Indikator yang beredar, pada survei akhir Juli sampai awal Agustus, popularitas Muhamad masih dibawah 50 persen. Tidak ada data di survei Agustus, Okober, November seberapa dikenal dan disukai Muhamad, apakah menyalip Benyamin juga.

"Nah mesin Benyamin ini cukup berpengalaman ikut balap pilkada. Pilkada sekarang ini adalah kali ketiga buatnya, dua pilkada sebelumnya, Benyamin selalu unggul. Ia adalah wakilnya Airin Rachmi Diany. Melihat hal ini, peluang Benyamin memenangkan pilkada lebih tinggi dari Muhamad dan Azizah," pungkasnya.*(Rikard Djegadut)

Artikel Terkait
Gugatan Ponakan Prabowo Ditolak MK Terkait Sengketa Pilkada Tangsel
Keponakan Prabowo Dihujat Lantaran Dukung Pemerintah Bubarkan FPI
Struktur Baru, Ponakan Prabowo Rahayu Saraswati Ditunjuk Jadi Waketum Gerindra
Artikel Terkini
Awarding Innovillage: Wujud Nyata Kolaborasi Perguruan Tinggi dan Industri dalam Membangkitkan Talenta Digital Masa Depan
Siapkan Penyusunan Peraturan Pembangunan Ekonomi Jangka Panjang, Delegasi Baleg DPR RI Berdiskusi dengan Pemerintah Kenya
Bakti Sosial dan Buka Puasa Bersama Alumni AAU 93 di HUT TNI AU ke-78
Satgas BLBI Tagih dan Sita Aset Pribadi Tanpa Putusan Hukum
Gelar Rapat Koordinasi Nasional, Pemerintah Lanjutkan Rencana Aksi Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas