INDONEWS.ID

  • Selasa, 08/12/2020 15:14 WIB
  • Menengok Pengusaha Mapan di Balik Bisnis Putra Jokowi, Adakah Makan Siang Gratis?

  • Oleh :
    • very
Menengok Pengusaha Mapan di Balik Bisnis Putra Jokowi, Adakah Makan Siang Gratis?
Putra sulung Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka dan adiknya, Kaesang Pangarep. (Foto: Suarajateng.com)

Jakarta, INDONEWS.ID -- Putra sulung Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka dan adiknya, Kaesang Pangarep, saat ini memiliki perusahaan yang lumayan maju. Betapa tidak, saat ini, kedua putra Presiden Jokowi itu telah memiliki 24 perusahaan.

Pantas orang bertanya, apakah perusahaan tersebut memiliki kaitannya dengan kedudukan sang ayah, yang merupapakan orang nomor satu di Republik ini?

Baca juga : Menko Airlangga: Indonesia Percepat Pembangunan Ekonomi Dengan Reformasi Struktural dan Tingkatkan Daya Saing

“Kami berdua membesarkan nama kami sendiri tanpa embel-embel orang tua meski orang pasti mengaitkan hal itu,” ujar Gibran Rakabuming Raka, putra sulung Presiden Joko Widodo dalam acara keluarga Presiden Jokowi bersama media di Bogor, pada Desember 2018 lalu.

“Kami anggap itu sebagai bonus. Kami berdua tetap kerja keras,” tambahnya seperti dikutip Tirto.id.

Baca juga : Lembaga Pemeringkat Moodys Pertahankan Rating Kredit Indonesia sebagai Negara Layak Tujuan Investasi dengan Outlook Stabil

Gibran dan adiknya, Kaesang Pangarep, bisa saja mengatakan bahwa bisnis mereka bukan dibangun berkat nama besar bapaknya.

Namun, melihat perkembangan pesat bisnis mereka, serta ada beberapa keluarga konglomerat di balik kiprah bisnis mereka, maka hampir mustahil menjauhkan faktor anak presiden dari bisnisnya itu.

Baca juga : J&T Cargo Beri Penghargaan Best Service Otlet

Baik Gibran maupun Kaesang, dalam catatan Tirto.id, memiliki 24 perusahaan. Puluhan bisnis yang mereka bangun sejak 2010 ini mayoritas bermain dalam pasar kuliner, selain sisanya perusahaan rintisan digital dan platform penyokong startup.

Baru-baru ini, bisnis kuliner Gibran Rakabuming bernama Mangkok Ku menerima suntikan dana tahap awal (seed funding) sebesar 2 juta dolar AS atau setara Rp28,3 miliar dari salah satu firma modal ventura bernama Alpha JWC Ventures.

Menurut Gibran dana segar ini akan digunakan untuk membuka gerai-gerai baru.

Dari langkah bisnis ini, Alpha JWC berhak atas sebagian saham perusahaan. Mangkok Ku adalah restoran rice bowl di bawah bendera PT Pemuda Cari Cuan, dengan Gibran dan Kaesang sebagai komisaris. Dua nama lain di belakangnya adalah juri MasterChef Indonesia Arnold Poernomo dan pengusaha Randy Julius Kartadinata, yang menulis dirinya tenaga ahli DPR Komisi Hukum PDI Perjuangan. Randy juga terlibat dalam bisnis makanan ayam goreng bernama Gaaram bersama kedua putra Jokowi itu.

Alpha JWC Ventures juga menginjeksi 5 juta dolar AS (setara Rp70,5 miliar) ke dalam bisnis Gibran bernama Goola pada 2019. Pada bisnis gerai minuman tradisional ini, Gibran bekerja sama dengan Kevin Susanto, mantan penyanyi rohani cilik, masing-masing menyetorkan saham senilai Rp200 juta dan Rp300 juta di bawah bendera PT Kuliner Global Sejati.

Di perusahaan ini juga ada pengusaha muda solo bernama Arif Setyo Budi (saham senilai Rp200 juta); dan Benz Budiman (saham senilai Rp300 juta), CEO startup advertising tech bernama Pomona.

Pada 2010, saat berusia 23 tahun, Gibran memulai usaha katering bernama Chili Pari. Pada 2015, kakak-adik ini mendirikan Markobar. Dua tahun kemudian, mereka membangun Sang Pisang. Ketiga bisnis kuliner ini kemungkinan sudah familiar.

 

Berkembang Tanpa Peran Sang Bapak

Gibran dan Kaesang mengklaim bisnis mereka berkembang tanpa ada peran pengaruh politik bapaknya.

Namun, dari penelusuran Tirto, ada irisan peran Jokowi saat menjabat presiden, yaitu mendekatkan kedua putranya dengan sumber-sumber pendanaan yang menggerakkan usaha rintisan makanan dan minuman mereka.

Irisan pengaruh politik Jokowi dan bisnis anaknya itu bisa dilihat dari perusahaan bernama Harapan Bangsa Kita, yang menjadi induk usaha untuk sejumlah bisnis kuliner yang dijalankan oleh Gibran dan Kaesang.

Dikenal sebagai GK Hebat, perusahaan induk berkantor di Generali Tower, kawasan bisnis Gran Rubina, Jakarta Selatan, ini membawahi Sang Pisang, Yang Ayam, Ternakopi, Siap Mas, Let’s Toast, dan Enigma Camp, serta menjalin kemitraan bisnis dengan para pelaku usaha mikro, kecil dan menengah.

GK Hebat berdiri pada akhir 2019 dari kongsi tiga perusahaan, masing-masing PT Siap Selalu Mas milik Gibran dan Kaesang; PT Wadah Masa Depan yang terafiliasi dengan keluarga Gandi Sulistiyanto (Direktur Utama Sinar Mas); dan PT Gema Wahana Jaya milik keluarga Theodore Permadi Rachmat, satu dari 50 orang terkaya di Indonesia.

Di GK Hebat, Anthony Pradiptya menjabat direktur dan Kaesang sebagai komisaris. Anthony Pradiptya, umur 34 tahun, adalah putra Gandi Sulistiyanto. Di PT Wadah Masa Depan, ia menjabat direktur utama, sementara Gibran sebagai komisaris utama dan Kaesang sebagai direktur. Ada juga Wesley Harjono (39), menantu Sulistiyanto, sebagai komisaris. Keluarga Sulistiyanto membangun perusahaan induk dalam bidang energi, infrastruktur, properti, dan digital lewat PT Gan Konsulindo (dikenal juga Gan Kapital) pada 2011.

PT Gan Kapital memakai layar ketiga lewat PT Sinergi Optima Solusindo, unit bisnis strategisnya, dengan memiliki saham senilai Rp50 juta di PT Wadah Masa Depan. Sinergi Optima Solusindo, dalam keterangan website resmi Gan Kapital, adalah perusahaan konsultasi bisnis yang melayani kebutuhan digital venture, energi, dan sebagainya. Wesley dan Anthony menjabat direktur dan komisaris di PT Sinergi.

Gandi Sulistiyanto merupakan pemegang saham di PT Gan Kapital, bersama kedua anaknya, Anthony (Direktur Utama) dan Edwin Prasetya (Direktur). Sementara Wesley Harjono menjabat Direktur Keuangan.

Sulistiyanto adalah pebisnis yang punya karier bagus di Sinar Mas sejak bergabung pada 1992. Ia menjabat Direktur Utama Grup Sinar Mas sejak 2002 dan Wakil Ketua Umum Eka Tjipta Foundation, organisasi nirlaba keluarga Widjaja, pendiri Sinar Mas.

 

“Tidak Ada Makan Siang Gratis”

Peneliti ekonomi digital dan inovasi dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Nailul Huda mengomentari tentang relasi bisnis antara Gibran dan Kaesang, yang bukan cuma pengusaha kuliner tapi juga anak Presiden Jokowi, dengan pengusaha-pengusaha yang sudah mapan tersebut.

Huda mengatakan bahwa ia lebih condong menilai “tidak ada makan siang gratis” dari relasi bisnis tersebut. “Kalau tidak melihat sisi ekonomi-politiknya, startup bisnis yang dimiliki atau dikelola secara bersama oleh Gibran dan Kaesang merupakan startup bisnis seperti biasa,” ujarnya.

Artinya, mereka akan membutuhkan suntikan modal untuk bisa terus beroperasi maupun berekspansi. Model bisnis yang dikenal doyan bakar uang meskipun sudah membuka beberapa cabang di kota-kota Indonesia.

“Kalau cuman mengandalkan brand ‘bisnis anak presiden’ terus invest, ya bisa jadi hanya upaya untuk mendekati presiden,” pungkas Huda. (Tirto.id/Very)

Artikel Terkait
Menko Airlangga: Indonesia Percepat Pembangunan Ekonomi Dengan Reformasi Struktural dan Tingkatkan Daya Saing
Lembaga Pemeringkat Moodys Pertahankan Rating Kredit Indonesia sebagai Negara Layak Tujuan Investasi dengan Outlook Stabil
J&T Cargo Beri Penghargaan Best Service Otlet
Artikel Terkini
Tiga Warga Meninggal Imbas Longsor dan Lahar Dingin Gunung Semeru
Panglima TNI Hadiri Rapat Koordinasi di Kemenkopolhukam Bahas Situasi di Papua dan Permasalahan Tanah di Sumsel
Cegah Perang yang Lebih Besar, Hikmahanto Sarankan Menlu Retno untuk Telepon Menlu Iran Agar Tidak Serang Balik Israel
Menakar Perayaan Idulfitri dengan Kearifan Lokal Secara Proporsional
Pj Bupati Maybrat Sidak Kantor Distrik Ayamaru Jaya, Ini yng Dijumpai
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas