Jakarta, INDONEWS.ID - Pimpinan Perguruan Tinggi memiliki karakteristik membimbing, proses pembelajaran kepada peserta didik di lingkungan Kampus.
Saat sekarang manusia menjalani hidup di era digital, pendidikan karakter menjadi langka terkikis kebiasaan baru para peserta didik. Fakta dilapangan tidak semua para Insan Kampus mampu dan mau menyelenggarakan pembelajaran berdasarkan karakter jati diri bangsa, sehingga intoleransi sering terjadi, tumbuh subur di masyarakat kampus kita. Namun oase kepedulian memberi harapan yang baik, pandangan tentang pendidikan karakter dari beberapa tokoh perguruan tinggi wajib disimak oleh kita semua. Siapa mereka?
- Rektor IKIP Siliwangi Heris Hendriana: Proses pendidikan memiliki amanah untuk menjadikan peserta didik memiliki kemampuan kognitif (pengetahuan), afektif (sikap) dan psikomotor (keahlian). Dari ketiga tugas tersebut, afektif atau karakter memiliki dimensi yang sangat komplek. Selain dibentuk melalui pengetahuan, afektif/karakter perlu didukung oleh lingkungan melalui pembiasaan, konsistensi baik dalam menerapkan reward and punishment maupun memberikan tauladan.
-Rektor Universitas Pakuan Bibin Rubini, Pendidikan karakter yang dimaksud, secara umum sama dengan pendidikan akhlak atau budi pekerti, mengedepankan nilai-nilai dasar kemanusiaan yang dijunjung tinggi oleh seluruh bangsa di dunia ini.Nilai dasar kemanusiaan tsb seperti, kejujuran, kebenaran, keadilan, persisten, konsisten, konsekwen, disiplin, tanggung jawab.
Bisa juga ditambahkan sopan santun, menjunjung norma kehidupan yang berlaku secara lokal, nasional, regional, maupun internasional.
Untuk kita sebagai bangsa Indonesia, tentunya karakter yang dimaksud harus sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung dalam butir-butir Pancasila.
- Rektor Universitas Diponegoro Yos Johan Utama, Pendidikan karakter meliputi
Mendidik mahasiswa berorientasi pada sifat-sifat yang baik yaitu kejujuran,kepedulian & toleransi, keadilan, dan keberanian.
Hal mana bagi UNDIP sifat-sifat diatas juga menjadi Nilai Dasar bagi para civitas akdemika, contoh yang diletakkan P. Diponegoro agar Pendidik,Staf kependidikan, dan Pimpinan Perguruan Tinggi agar memiliki jiwa-jiwa satria sehingga peserta didik (para mahasiswa) berkarakter cinta terhadap NKRI berdasarkan Pancasila dan landasan hukum UUD'45. Oleh karenanya Kampus khususnya UNDIP ke tingkat global harus mewujudkan karakter Insan berpendidikan untuk Rahmatan Lil Alamin. Dan pembelajaran nilai- nilai cinta Indonesia harus dilakukan terus menerus, tidak bisa hanya sekali-sekali.
- Rektor Universitas Gajah Mada Panut Mulyono, Untuk menjadi bangsa yang maju dan sejahtera maka pendidikan di Indonesia harus menghasilkan sumber daya insani yang menguasai IPTEKS dan berkarakter mulia. Pendidikan karakter sebaiknya tidak hanya dilakukan dengan teori dan ceramah, namun contoh nyata perilaku terpuji dari pendidik, para tokoh, dan masyarakat menyuburkan dan menumbuhkembangkan karakter para peserta didik.
Bagi Francisca Sestri, mantan Commercial Director PT.Mustika Ratu,Tbk. Sekarang berprofesi menjadi dosen STIE Isan Pembangunan dan Sekjen LPER, awal 2021 melaunching buku "Pendidikan Karakter" bersama Sarah. Ia mengatakan makin memahami dan mengapresiasi pendapat para Guru dan Tokoh Masyarakat Kampus tersebut. Sembari menekankan Pendidikan Karakter dan Pendidikan Berkebudayaan tulisan kang Yudi Latif menjadi kunci pembangunan manusia seutuhnya dalam mencintai bangsanya. (Lka)