INDONEWS.ID

  • Kamis, 01/04/2021 14:30 WIB
  • Homo Deus Paskah 4 April 2021

  • Oleh :
    • Rikard Djegadut
Homo Deus Paskah 4 April 2021
Hari ini, 1 April 2021 dalam konteks Minggu Palma, Paus membasuh kaki orang awam termasuk penganut Hindu Budha.

Oleh: Christianto Wibisono, penulis buku Kencan Dinasi Menteng

Opini, INDONEWS.ID - Kadang-kadang saya merasa sudah hopeless kalau melihat ini world atau pglobal issue not only local Indonesia, sebab seluruh dunia mengalami konflik yang intinya memang 2 "teologi" yamg beda C vs M, Christ Cross vs Mohamedan Moslem.

Kalau menurut Eka Dharmaputra sebetulnya Yahudi itu bukan Monotheis, tapi Henotheisme. Artinya Yahudi tidak ambil pusing non Yahudi tidak percaya Yahwe ya mongggo, but we (Yahudi) percaya Yahwe is the best and the most powerful.

Jadi yang lain silakan go to hell, the Jews will still be blessed as "anak Tuhan". Tapi Tuhan kan Maha Adil kalau anaknya murtad Yahudi pun dibuang dijajah oleh Babilon dan Asiria dan Nazi.

Nah, dalam konteks teologi Abrahamik ini memang kayaknya jadi faktor eternal, perpetual, abadi tidak bisa hilang dan selalu bermuara pada, ya sudahlah itu memang harus kiamat antara anak cucu Abraham.

Kalau manusia dan dunia seluruhnya 7 milyar manusia ini kejebak kemelut Abraham yang simple konflik antara saudara tiri beda ibu satu ayah, ya memang manusia ini condem to be dead oleh gobloknya sendiri, jangan salahkan Tuhan yang bukan kelas tetek bengek kakak adik berantem urus rezeki sepele.

Hari ini, 1 April 2021 dalam konteks Minggu Palma, Paus membasuh kaki orang awam termasuk penganut Hindu Budha. Di Indonesia, kita sedang berduka dengan rentetan bom Makassar dan baku tembak di Mabes Polri.

Saya teringat dialog saya dengan almarhum pendeta Eka Darmaputra yang mengungkapkan teori bahwa agama Yahui itu Henotheis dan bukan Monotheis Karena orang Yahudi tidak ambil pusing orang bangsa lain tidak mengakui atau menyembah Yahwe (Tuhannya bangsa Yahudi).

Bagi Yahudi secara egois, mereka tidak akan mendakwahi orang bukan Yahudi supaya berkonversi jadi penganut agama Yahudi. Yahudi tetap mereka merasa pilihan Tuhan dan direstui untuk jadi bangsa dominan hegemon di dunia.

Tapi sebetulnya, Tuhan tidak pernah pilih kasih dan memberkati bangsa lain yang berkinerja meritokratis dan tetap menghukum Yahudi secara tidak pandang bulu. Kalau murtad dan mbalelo, ya akan dihukum seperti diasingkan ke Babilonia, disesatkan bertualang hilang waktu satu generasi karena tidak bersyukur dibebaskan dari Firaun Mesir diberi tanah perjanjian Kanaan.

Tapi bangsa Israel ini yang lahir dari cucu Abraham, anak Ishak memang mengalami sindrom bungsu yang merasa sulung karena lahir dari istri pertama Abraham tapi “diberkati” meski umurnya lebih muda dari anak pertama Abraham dari “gundik” yang “direlakan” oleh istri pertama.

Jadi perang agama antara generasi cucu-cucu Abraham ini memang seolah merupakan “genetika DNA” moral relasi kekerabatan sekaligus rivalitas, kontestasi, kompetisi dan konflik mati hidup yang bercikal bakal sejak Kain (Kabil) begitu cemburu, dengki dan iri terhadap kinerja dan nasib adiknya Habil sanpai Kabil tega membunuh Habil. Ini menjadi DNA pembunuhan pertama sejarah umat manusia Homo Sapiens.

Seorang awam Katolik yang sudah almarhum memberi bumbu “Hollywood” kepada kitab Genesis dan Exodus secara “manusiawi dalam konteks seksual “harassment”. Menurut awam Katolik yang rajin beracara Natal Paskah istilah makan buah terlarang apel itu adalah “kiasan” metafora.

Sebetulnya, Adam dan Hawa itu akan “dinikahkan” secara “gerejani” sakramen pernikahan untuk menikmati surga dunia Jadi hubungan sexual itu harus melalui upacara ritual sakral dulu baru anda menikmati surga dunia. Karena ulah Hawa yang menuduh Lucifer menumbuhkan syahwatnya maka Hawa memakan buah apel dan membujuk Adam ikut memakan apel itu.

Tentu saja menurut “teolog awam saya sebut dengan nama Yohanes itu adalah pelajaran Sekolah Minggu untuk kanak-kanak. Hawa (perempuan) histeris tidak tahan syahwat seksual dan menggoda pria Adam yang menyalahkan Hawa sebagai penggoda. Ini tentu versi Hollywood seperti ketika Demi Moore merangsang Michael Douglas yang menggugat di pengadilan karena merasa “dilecehkan” untuk berselingkuh di kantor.

Nah sekarang para teroris bom bunuh diri di manapun di dunia selalu jualan bidadari sampai 72 mahluk akan menyambut pria teroris yang mati syahid. Tidak jelas kalau wanita pembom akan diberi 72 gigolo.

Sekarang ini, 7 milyar manusia dengan tingkat inteligensia dan intelektual yang sudah mendekati jutaan exponential ketimbang manusia purba, mampu mendaratkan wahana antariksa di Mars dan menelusuri nano teknologi dan mikroorganisme, serta di ambang batas immortal Homo Deus ternyata belum bisa membebaskan diri dari fosil DNA genetika, predator pembenci dan pembunuh sesamanya karena merasa kalah kinerja dari sesame manusia itu.

Maka penyakit moral terparah manusia adalah tidak menghargai meritokrasi dan berpenyakit predator ambisi jahat membunuh pesaing yang lebih berkinerja.

Pendeta Steven Tong merumuskan suatu resep jika anda sportif dan ksatria dan gentleman, maka anda tidak perlu membenci dan membunuh orang lain. Sebab bila anda memang lebih brilliant, lebih genius, lebih efisien, lebih efektif, lebih proaktif, lebih krativ dari pesaing anda, silakan anda buktikan jadi juara pertama.

Kalau ternyata anda kalah prestasi, kurang kinerja ya anda harus rela jadi juara kedua, tidak perlu harus membunuh si juara pertama. Entah membunuh secara fisik atau memfitnah dan membunuh karakter pesaing anda.

Tapi resep itu memang lebih mudah dikotbahkan ketimbang diamalkan, dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari secara individual maupun dalam konteks geopolitik internasional lintas peradaban.

Barusan Deddy Corbuzier menayangkan podcast dengan Dina Sulaiman tentang konspirasi dan pendanaan gelap oleh AS dan Eropa terhadap ISIS dan politik dua muka Barat/AS/Eropa terhadap ISIS dan rezim Timur Tengah.

Perang geopolitik sejak zaman pra Islam sudah berlangsung di Timur Tengah dan sekarang masih terus berlangsung dalam versi modern lahirnya negara Israel modern yang tetap mempertahankan akidah Henotheisme dan memang terbukti berkinerja paling top ranking dunia.

Posisi Indonesia sebagai negara ke-4 dalam kuantitas penduduk sebetulnya layak jadi no 4 dalam kualitas dengan keunggulan kita sebagai pembangun Borobudur dan pengorbit Belanda jadi raksasa ekonomi abad XVII XVIII dalam Pax Neerlandica yang paling kaya sedunia sebelum Pax Britannica abad XIX dan Pax Americana.

Abad XX Kita menuju Abad XXI , seluruh dunia menuju Homo Deus immortal, kalau Indonesia masih terjebak dalam bom bunuh diri primitive, doktrin zina-asal Adam Hawa, sindrom Kabil bunuh Habil dan simtom bungsu kontra sulung, karena perang saudara tiri, seibu lain ayah, maka dunia ini akan mudah kiamat dengan Adam-Kain bernuklir, berjibaku, berjiid jilid.

Celakannya, 7 milyar manusia akan punah karena dikuasai oleh maksimal 7 juta orang yang bergenetika Kabil yang rela tega dan siap mengkiamatkan dunia dengan bom bunuh diri primitive primordial medieval itu.

Pada hari raya Paskah 4 April 2021, semoga uluran tangan Sri Paus membasuh kaki penganut agama lain bisa dijadikan gong pembukaan era baru ummat manusia pasca Homo Sapiens menuju Homo Deus.

Alangkah indahnya bila manusia bisa menjadi alat Tuhan Yang Maha Kuasa untuk mewujudkan imortalitas manusia yang mencerminkan Tuhan yang menghidupi, Deus, peta dan teladan serta cloning dari Tuhan yang menciptakan bukan yang menghancurkan.

Jakarta 1 April menjelang Paskah 4 April 2021.*

Artikel Terkait
Artikel Terkini
Moeldoko: Tapera Bukan Potong Gaji, Bukan Iuran Tapi Tabungan
Berkunjung ke Pabrik Hyundai, Anak Yatim Saksikan Pembuatan Mobil Listrik
Hukum Ditabrak, Universitas Trisakti Dirampas, Lonceng Kematian Dunia Pendidikan
Penjabat (Pj) Bupati Maybrat Laporkan Hasil Capaian Kinerja Triwulan III Periode ke II ke Kemendagri
Duta Damai Garda Terdepan Tingkatkan Daya Tangkal dan Cegah Dini Radikal-Terorisme
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas