Oleh: Christianto Wibisono, Ketua Pendiri PDBI, penulis buku
WIBK dan KDM
Opini, INDONEWS.ID - Sarasehan Panca Presiden RI berlangsung tertutup 3 hari suntuk 22-25 Juni 2021 dan Bung Karno langsung menggelar zoominar jam 14.00 petang Jumat 25 Juni 2021
CW: Wah serius dan gaya off the record sarasehan Panca Presiden apa yang dibahas pak?
BK: Ini kita serius mau memberi pesan terakhir sebelum acara bertema Sarasehan Panca Presiden ini akan kita tutup pada hari ulang tahun Kompas ke-56 Senin 28 Juni.
Setelah hari itu tidak ada lagi model Sarasehan Panca Presiden sebab hanya mendegradir dan mendelegtimasi legacy kita berlima sebagai mantan presiden RI yang toh gagal menyampaikan advis nasihat kepada elite berkuasa Indonesia.
CW: Wah lho ini panca presiden ngambek, tapi bapak sebagai pemula WIBK kan tidak mau menghentikan legacy WIBK yang sudah 44 tahun sejak eksis 1977.
BK: Ya kita lihat saja respon elite dan generasi milenial terhadap ide memoire kita. Kita membicarakan 3 tantangan agenda nation state Indonesia menuju visi misi mewujudkan Indonesia no 4 sedunia dalam kualitas.
Agenda ini pasti harus punya strategi lintas geopolitik geoekonomi. Siapapun termasuk Sukarno Soeharto harus tunduk pada hukum ekonomi. Sejak lahir Republik ini adalah satu-satunya bekas jajahan yang harus membayar beban utang negara penjajah US$ 1,2 milyar pada KMB 1949.
Menkeu Syafrudin dari Masyumi menggunting uang kertas jadi 50%. Kita bayarutang sisa 10% 1956, tapi 1957 saya stop bayar dan nasionalisasi semua perusahaan Belanda, Dampak sampingnya sistim logistik antar pulau oleh KPM Muspor dan sampai detik ini angkatan laut dari Shanghai ke Jakarta lebih murah dari Pontianak Jakarta.
1958 meletus pemberontakan PRRI Permesta oleh besan presiden ke-2. Maka tahun 1959 sanering Rp 1000 dan Rp 500 dihapus nolnya tinggal 10% dan deposito diatas Rp. 25.000 diganti obligasi 40 tahun. Setelah itu kita beli alutsista utang US$ 2,4 milyar dari Uni Soviet.
Bikin utang buat perang tentu saja ekonomi telantar meski ada blueprint PNSB Pembangunan Nasional Semesta Berencana 1961-1969 yg dibikin oleh grup PSI Sujatmoko dan Sarbini. PSI itu memang hebat partainya saya bubarkan karena ikut PRRI tapi brain trust otaknya tetap saya perlukan untuk membangun ekonomi konkret.
Dalam perspektif mawas diri saya sebetulnya terjebak berkonfrontasi dengan Malaysia 1963 justru baru saja secara damai memproleh Irian Barat 1962. Namun setelah Kennedy tewas Indonesia sangat condong anti Barat dan akomodatif ke Moskow dan Beijing sebab dua raksasa itu juga rival satu sama lain meskipun sama sama Marxis komunis. Elite kita terjebak perang saudara dibalik perang dingin Barat vs komunis.
Soeharto: Nyletuk Izin, mohon maaf saya sebetulnya perwira pinggiran meski ikut Sesko karena yang bahasa Belanda merasa superior tapi saya praktis saja. Kurang budget ya sudah kita dagang nanti untungnya kita bangun kesejahteraan prajurit. Saya tidak punya teori muluk conflict of interest, pejabat negara kurang gaji ya mesti pintar cari dana nonkonvensional.
Bung Chris itu kan yang anda usul trobosan membuat casino di DKI 1967 untuk mengatasi kelangkaan dana. Jadi pendeknya kita mesti cari pinjaman dan investasi. Itu yang dilakukan Wijoyo dkk sejak 1967 dan sesuai UU PMA berakhir 1997. Loh kok ternyata persis 1997 itu awal krismon yang melengserkan saya. Itu kan krisis Asia Timur bukan cuma RI tapi ya sudah saya lengser 21 Mei diganti tehnolog Habibie. Monggo giliran anda.
Habibie: Saya juga mendadak cuma jadi Wapres ke-7 hanya 66 haru itu juga hok gie saya karena 1993 saya disalip Wapres ke-6. Seandainya saya Wapres ke-6, maka saya cuma jadi Wapres ban serep 5 tahun dan tidak jadi apa-apa seperti Wapres sebelumnya yang mentok di kursi RI 2 tanpa legacy.
Saya akui legacy saya malah kehilangan Timtim dan saya mundur dari presiden terpendek cuma 17 bulan Mei 1998 sampai Oktober 1999 diganti Gus Dur.
Gus Dur: Nah saya kan naik jadi presiden modal dengkulnya pak Amien Rais Ketua MPR menyalip mbak Mega tapi hanya 21 bulan dari Oktober 1999-23 Juli 2001. Sehingga saya memang belum sempat menyelesaikan BLBI meski sudah diberi ilmu oleh PDBI tentang BLBI BPPN dan ACU.
Saya rasa kita harus minta Bung Karno yang menyampaikan statemen hasil sarasehan tertutup kita 3 hari suntuk supaya dibaca elite tuntas. Selanjutnya terserah elite Indnesia, sebetulnya mereka itu medioker atau munafik dalam memahami masalah dan tantangan nation state Indonesia sekarang.
BK: Sebetulnya waktu Panca Presiden sarasehan tertutup kita menyaksikan manuver politicking politisi Indonesia termasuk muncul isu bahwa PDIP sudah siapkan 4 calon tiket. Di antaranya yang surprise adalah Megawati mendukung Anies Puan bukan Prabowo Puan dan dari 3 tiket lain tentu saja ada nama GP di dalam barisan kandidat capres yang akandiusung oleh PDIP.
Pakar seperti Yudi Latief dan Yuniarto Wijaya menulis frontal kritik tentang capres medioker di halaman 1 dan halaman 6 Kompas. Wah suasananya hiruk pikuk mirip Juni 1965 ketika saya di Cairo memimpin delegasi RI ke KTT Asia Afrika yang batal karena Presiden Ben Bella dikudeta oleh Panglima AD Aljazair Kolonel Houari Boumedienne.
Saya melihat trend global Panglima kolonel dan atau jendral mengkudeta Asia dari Birma (Jendral Ne Win gulingkan PM U Nu, Jendral Ayub Khan kuasa di Pakistan, Nasser di Mesir, Irak juga jadijunta.Tapi akhirnya toh harus mengakomodasi demokrasi dan supremasi sipil.
CW: Jadi hasil sarasehan berupa langkah konkret yang harus diambil oleh elite terutama kingmaker presiden ke-8 menghindari Indonesiaj jadi Yugoslavia atau Uni Soviet atau dikudeta oleh junta kilafah.
BK: Junta kilafah, nah itu hibrida paling berbahaya yang bisa membubarkan RI jadi Yugoslavia atau Uni Soviet. Begini lho kita asyik dengan fanatisme ideologi predator sampai tidak menyadari ada hibrida konstruktif positif di Israel berupa koalisi ekstrem kiri Yahudi dan ekstrem kanan Arab Israel.
Politisi Israel sudah jenuh dengan lansia Benyamin Netanyahu yang ngotot bercokol jadi Perdana Menteri terlama Israel, maka terjadi koalisi sayap kanan PM Naftali Bennett dan sayap kiri waperdam Menlu Yair Lapid yang akan jadi PM tahun 2023 melalui voting 60 vs 59 dan 1 abstain.
CW: Lho apanya yang harus ditiru itu kan koalisi rawan semua partai gurem jadi satu melawan partai berkuasa Likud (Netanyahu) kalau bapak pakai resep itu pasti malah tidak laku didengar orang.
BK: Indonesia kalau meniru memang selalu salah, kepagian, kesiangan, kesorean, kemajon (istilah Bambang Pacul PDIP). Jeminter tapi semua hanya menutup medioker atau munafiknya elite yang bersangkutan.
Pokoknya ujung ujungnya kan peluang untuk berkuasa, jadi the ruling party dan the ruling oligarch. Asal jangan pakai teror bom, bom bunuh diri, lone worlf, rasisme 10 Mei 1963, tragedi 1965, malari, Mei 1998 dan 411-213 semuanya mengorbankan harta benda dan jiwa rakyat yang tak berdosa atau dihasut jadi anarkis rasis.
CW: Tapi memang kalau resepnya masih "mersucuar atau terlalu muluk slogan tapi tidak realistis ya memang bapak bapak sekalian layal pamit lengser bahkan jadi komentator saja sudah kehilangan aura dan kualitas, post power syndrome.
BK: Betul kita juga sudah bosan seolah memamah biak resep advis yang toh tidak dilaksanakan. Tapi ini sudah terlalu panjang kita lanjutkan besok saja ya?
CW: ok pak paham saya juga sudah capek lansia 76 mengetik ulang wawasan wacana yang sudah puluhan tahun kita cerna dan hafal luar kepala apalagi pakai Google, tidak ada yang baru di kolong langit semua histoire ce repete.*