INDONEWS.ID

  • Senin, 05/07/2021 11:20 WIB
  • Ketua Banggar DPR: Pemerintah Perlu Refocusing Anggaran Belanja Semester II-2021

  • Oleh :
    • very
Ketua Banggar DPR: Pemerintah Perlu Refocusing Anggaran Belanja Semester II-2021
Ketua Badan Anggaran DPR, Said Abdullah. (Foto: Ist)

Jakarta, INDONEWS.ID -- Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR, MH Said Abdullah memberi rekomendasi kepada pemerintah agar melakukan refocusing anggaran belanja pada APBN semester II-2021 bila kasus positif dan kematian yang diakibatkan covid19 terus melonjak naik.

Adapun hasil pemotongan ini dialokasi ke beberapa kebutuhan anggaran belanja untuk memperkuat penanganan covid-19.

Baca juga : Penutupan Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Bagian dari Strategi Bisnis untuk Fokus pada Lini Penjualan

“Saya kira, refocusing anggaran ini tidak hanya pada belanja Kementerian dan Lembaga (K/L), tetapi juga anggaran pemerintah daerah (pemda). Karena itu, saya minta Pemda juga ikut memikul beban, agar anggarannya juga dipotong,” ujar Said di Jakarta, Senin (5/7).

Menurutnya, pemotongan anggaran K/L maupun Pemda ini tidak bisa dihindari.

Baca juga : Strategi Sukses dalam Mengimplementasikan HRIS di Perusahaan

Hal ini merupakan salah satu upaya pemerintah mempersiapkan amunisi yang cukup untuk melawan virus covid-19 ini.

Sebab, perkembangan covid-19 ini sangat ini mengkhawatirkan sehingga membutuhkan anggaran yang sangat besar untuk memutus mata rantai penyebaran virus mematikan ini.

Baca juga : Bertemu Menteri Perdagangan Inggris, Menko Airlangga Perkuat Kerjasama Ekonomi dan Perdagangan

“Mencermati perkembangan terkini atas keadaan bangsa kita, pada awal semester 2 tahun 2021 menunjukkan tren peningkatan yang sangat drastis. Untuk itu, perlu penguatan dari sisi anggaran, termasuk pemotongan sejumlah anggaran, baik itu K/L maupun Pemda,” jelasnya.

Selain pemotongan anggaran K/L maupun Pemda, Said menegaskan beberapa pos anggaran yang kurang prioritas dan belum ditenderkan bisa dipotong.

Termasuk, rencana kegiatan yang dibatalkan karena tingginya covid-19 memang harus dipangkas.

Demikian juga dengan anggaran belanja perjalanan dinas, anggaran konsumsi rapat, anggaran belanja modal yang tidak berdampak pada masyarakat, belanja ATK, penghematan belanja listrik karena sebagian besar WFH harus di-refocusing juga.

“Termasuk anggaran belanja yang mengalami pemblokiran serta Saldo Anggaran Lebih (SAL) tahun 2020,” terangnya.

Ketua DPP PDI Perjuangan Bidang Perekonomian ini menegaskan, hasil refocusing anggaran belanja ini dialokasikan untuk mempercepat program vaksinasi covid-19.

Hal ini penting, agar jangkauan rakyat yang mendapatkan layanan vaksinasi covid-19 semakin banyak.

Untuk itu, dibutuhkan penambahan tenaga medis termasuk para sukarelawan, kebutuhan peralatan vaksin dan pembiayaan tempat tempat darurat untuk pelaksanaan vaksinasi yang memenuhi standar protokol kesehatan.

“Saya mendukung target Presiden Joko Widodo agar program vaksinasi dapat menjangkau 2 juta rakyat per harinya,” ucapnya.

 

Perbanyak Layanan Kesehatan, Sarana dan Prasarana Tenaga Medis

Selain itu, hasil pemotongan anggaran ini dipakai guna memperbanyak layanan fasilitas kesehatan, sarana dan prasarana tenaga medis yang mampu menampung lonjakan pasien covid-19.

Langkah ini untuk mengantisipasi banyaknya pasien covid-19 yang meninggal di rumah akibat daya tampung rumah sakit mengalami over kapasitas.

“Kementerian Kesehatan, Badan Penanggulangan Bencana Nasional, TNI, Polri dan Pemda dapat berkolaborasi menyediakan rumah sakit lapangan, khususnya di daerah daerah yang tidak memiliki fasilitas wisma atlit seperti DKI Jakarta,” sarannya.

Tak hanya itu, hasil pemotongan angaran ini juga digunakan untuk mendukung anggaran pelaksanaan PPKM Darurat Jawa-Bali, khususnya anggaran operasi penegakan disiplin oleh aparat TNI, Polri serta Kementerian Perhubungan.

Said mendukung langkah pemerintah menerapkan PPKM Darurat ini.

Untuk itu, dia berharap kebijakan yang telah dirancang dijalankan secara disiplin khususnya aparat pelaksana dilapangan.

“Kita berharap kebijakan tersebut berjalan efektif, agar perkembangan kasus positif covid-19 harian menurun, termasuk angka kematian yang dialami para penderita covid-19,” harapnya.

Langkah ini perlu berjalan efektif agar budaya disiplin masyarakat terbentuk dalam menjalankan protokol kesehatan.

“Kita tidak ingin ada dokumen Swab Antigen, PCR, dan Sertifikat Vaksin palsu dalam screening mobilitas sosial terutama terhadap sektor sektor esensial. Tegakkan penegakkan hukum pidana atas para pihak yang melakukan hal tersebut,” jelasnya.

Politisi senior PDI Perjuangan ini juga merekomendasikan kepada pemerintah untuk menutup jalur penerbangan dan pelabuhan internasional untuk sementara waktu.

Namun khusus untuk penerbangan militer, polisi, intelijen dan diplomat serta kargo tetap diperbolehkan dibuka.

“Tetapi dengan syarat memastikan protokol kesehatan serta karantina berjalan dengan efektif,” imbuhnya.

Lebih jauh, Said mengatakan hasil refocusing ini hendaknya digunakan untuk memperbesar alokasi dan memastikan tambahan bansos, bantuan sosial produktif bagi UMI dan kelanjutan program restrukturisasi kredit bagi para pelaku  UMKM.

“Dan juga untuk  bantuan modal kerja dan transformasi bisnis secepatnya menuju layanan daring,” pungkasnya. (*)

Artikel Terkait
Penutupan Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Bagian dari Strategi Bisnis untuk Fokus pada Lini Penjualan
Strategi Sukses dalam Mengimplementasikan HRIS di Perusahaan
Bertemu Menteri Perdagangan Inggris, Menko Airlangga Perkuat Kerjasama Ekonomi dan Perdagangan
Artikel Terkini
Elit Demokrat Ardy Mbalembout Mengutuk Keras Aksi Penyerangan Mahasiswa Saat Berdoa di Tangsel
Penutupan Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Bagian dari Strategi Bisnis untuk Fokus pada Lini Penjualan
Presiden Jokowi Masih Kaji Calon Pansel KPK yang Sesuai Harapan Masyarakat
Tumbuh Untuk Menginspirasi: PNM Berikan Pelatihan Literasi Keuangan Digital Serta Kegiatan Tanggung Jawab Sosial
Strategi Sukses dalam Mengimplementasikan HRIS di Perusahaan
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas