INDONEWS.ID

  • Rabu, 28/07/2021 16:46 WIB
  • Sikapi Kekerasan di Merauke, Uskup Mandagi: Aparat Militer Harus Ubah Pendekatan terhadap Warga Papua

  • Oleh :
    • very
Sikapi Kekerasan di Merauke, Uskup Mandagi: Aparat Militer Harus Ubah Pendekatan terhadap Warga Papua
Mgr Petrus Canisius Mandagi, Msc. (Foto: Catoliknews.com)

Papua, INDONEWS.ID -- Beredar sebuah video viral yang menggambarkan aksi brutal dua orang aparat militer yang menganiaya seorang warga Papua difabel yang terjadi di Jalan Raya Mandala, Merauke, Provinsi Papua, Senin (26/7).

Kedua oknum aparat yang berasal dari anggota Pomau Lanud Merauke, Papua, tersebut saat ini sementara ditahan. Keduanya, yang diketahui bernama Serda D dan Prada V kini menanti hukuman atas aksi mereka setelah proses penyidikan.

Baca juga : Akses Jalan Darat Terbuka, Pemerintah Kerahkan Distribusi Logistik ke Desa Kadundung

Kadispenau Marsma TNI Indan Gilang B mengatakan, dua oknum anggota Pomau itu dalam penanganan petugas Lanud Merauke. Keduanya dalam pengawasan Komandan Lanud Merauke.    

"Proses penyidikan sedang dilakukan oleh Pomau Lanud Merauke. TNI AU tidak segan-segan menghukum sesuai tingkat kesalahannya," kata Kadispenau Marsma TNI Indan Gilang B dalam siaran persnya Selasa (27/7/2021) seperti dikutip Papua.inews.id.

Baca juga : Engelbertus Turot Asisten II Setda Kabupaten Maybrat Bantu Percepat Proses Akreditasi Puskesmas di Maybrat

Menyikapi pemberitaan tersebut, pimpinan tertinggi gereja setempat, Uskup Agung Merauke, Mgr. Petrus Canisius Mandagi, MSC mengucapkan terima kasih kepada petinggi milir yang sudah dengan cepat cepat melaksanakan tindakan hukum terhadap dua orang aparat militer Angkatan Udara yang melakukan tindak kekerasan tersebut.

“Kami mengutuk setiap tindak kekerasan terhadap manusia siapapun dengan alasan apapun. Setiap manusia, termasuk orang Papua, baik yang sehat maupun yang sakit adalah manusia yang merupakan gambaran Allah. Oleh karena itu, mereka tidak dapat diperlakukan secara kasar atau di luar kewajaran. Mereka adalah bukan hewan,” kata Uskup Agung Merauke melalui siaran pers diterima di Jakarta, Rabu (28/7).

Baca juga : Kabupaten Maybrat Rayakan HUT Ikatan Bidan Indonesia ke 73

Konsekuensinya, katanya, yang  melakukan tindak kekerasan terhadap manusia harus ditangkap, diadili dan dihukum seberat-berartnya.

Khusus terhadap warga Papua yang sudah terlalu lama mengalami sikap dan tindakan kekerasan dari pihak aparat militer dan mereka sungguh sudah terluka, hendaklah aparat militer meminta maaf dan berjanji akan mengubah cara pendekatan  terhadap orang Papua.

Karena itu, Uskup Mandagi mengimbau aparat militer untuk bertindak mengasihi, menghargai dan melindungi orang Papua sebagai warga negara Indonesia seutuhnya.

“Penegakan hukum tetap harus dilakukan kepada siapapun yang bersalah atau yang melawan hukum baik itu orang Papua ataupun non-Papua. Namun demikian, penegakan hukum itu harus didasari dan sekaligus diwarnai dengan cinta, kelembutan dan bukan dengan dendam ataupun kekerasan sebagaimana yang ditunjukan oleh kedua aparat dari militer Angkatan Udara,” ujarnya.

Mengingat banyak orang Papua yang sudah banyak terluka dengan sikap dan tindak kasar dan keras oleh oknum anggota militer, Uskup Mandagi memohon agar para anggota militer yang ditempatkan di Papua haruslah mendapat pembinaan khusus dalam hal karakter.

“Meskipun demikian, kami tidak menutup mata atas banyak anggota militer yang baik, yang menunaikan tugas dengan penuh cinta kasih bagi orang Papua secara khsusu. Kepada mereka kami berterima kasih,” pungkasnya.

Sebelumnya diberitakan, video aksi dua oknum prajurit TNI AU yang melakukan aksi kekerasan terhadap seorang warga Merauke, viral di media sosial. Netizen pun menyayangkan aksi keduanya yang dinilai arogan.

Peristiwa ini disebutkan terjadi di Jalan Raya Mandala, Merauke, Provinsi Papua, Senin  (26/7/2021).

Dalam video awalnya terlihat pemuda yang diduga tunawicara dan tunarungu mencoba berkomunikasi dengan seseorang di warung penjual bubur di pinggir jalan, depan Toko Fajar. 

Kepada pemuda yang kesulitan berbicara itu, disodorkan bungkusan plastik hitam. Pemuda itu merespons dengan memukul tangan yang memberikan bungkusan. Tak lama, muncul laki-laki lain yang mencoba menahan pemuda itu karena terlihat marah. 

Dalam informasi beredar disebutkan pemuda itu melakukan pemerasan kepada  penjual bubur ayam dan pelanggan dengan cara meminta uang dan menarik narik tangan. "Kau dengar saya tidak, hoi, jalan saja," kata laki-laki yang mencoba menahannya.

Setelah itu, pemuda tersebut melepaskan kaosnya. Dua personel Pomau tak lama muncul dan menanyakan penyebab keributan di warung bubur. Keduanya berinisial Serda D dan Prada V.  "Kenapa?" tanya salah satu oknum Satpomau.

Keduanya lalu mendorong pemuda tunarungu itu ke trotoar jalan. Salah satu menahan punggung pemuda tersebut dengan lututnya. Sementara seorang lagi menginjak kepalanya dengan sepatu laras panjangnya.  "Bawa ke Polres kau," kata oknum Satpoamu tersebut.

Saat oknum Satpomau tersebut terus menahan tubuh pemuda yang tanpa atasan tersebut dengan lututnya sambil memegang ponsel, oknum prajurit TNI AU lainnya kembali menginjak tangan pemuda tersebut. Sementara pemuda yang diinjak tersebut tampak berusaha melepaskan diri meskipun tidak bisa. (*)

Artikel Terkait
Akses Jalan Darat Terbuka, Pemerintah Kerahkan Distribusi Logistik ke Desa Kadundung
Engelbertus Turot Asisten II Setda Kabupaten Maybrat Bantu Percepat Proses Akreditasi Puskesmas di Maybrat
Kabupaten Maybrat Rayakan HUT Ikatan Bidan Indonesia ke 73
Artikel Terkini
Menkes Ungkap Penyebab Rendahnya Penurunan Angka Prevalensi Stunting
Bakar SDN Inpres Pogapa Intan Jaya, TPNPB-OPM: Merdeka Dulu Baru Sekolah
Senyum Bahagia Rakyat, Pj Bupati Purwakarta Buka TMMD Ke-120 Kodim 0619/Purwakarta
Pemerintahan Baru Harus Lebih Tegas Menangani Kelompok Anti Pancasila
Apresiasi Farhan Rizky Romadon, Stafsus Kemenag: Kita Harus Menolak Tindak Kekerasan
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas