INDONEWS.ID

  • Jum'at, 13/08/2021 21:59 WIB
  • Sambut Bojong Kulur sebagai Desa Wisata, LSPR Gelar Penyuluhan Strategi Komunikasi

  • Oleh :
    • very
Sambut Bojong Kulur sebagai Desa Wisata, LSPR Gelar Penyuluhan Strategi Komunikasi
Dr. Frans Teguh, MA., Staf Ahli Bidang Pembangunan Berkelanjutan dan Konservasi KEMENPAREKRAF turut hadir sebagai pembicara dan mengangkat konsep Community-Based Tourism serta pariwisata berkelanjutan. (Foto: Ist)

 

Jakarta, INDONEWS.ID --- LSPR Communication and Business Institute berinisiasi untuk berkontribusi kepada masyarakat melalui Program LSPR Literasi Desa. Berangkat dari fenomena pandemi COVID-19 yang memberikan dampak signifikan kepada perekonomian, LSPR Institute melihat potensi desa wisata yang bisa dikembangkan. Juga diharapkan dapat memulihkan perekonomian di desa, dan juga untuk dapat mendukung sektor pariwisata Indonesia.

Baca juga : Kebun Rimsa PTPN IV Regional 4 Bantu Sembako Dua Panti Asuhan

Kali ini, Desa Bojong Kulur yang terletak di Gunung Putri, Bogor, menjadi desa pilihan LSPR untuk melaksanakan webinar “Penyuluhan Strategi Promosi Potensi Desa Wisata di Desa Bojong Kulur”.

Program Studi Ilmu Komunikasi bersama dengan Lembaga Penelitian, Publikasi dan Pengabdian Masyarakat (LP3M) LSPR menggelar penyuluhan pada Jumat, 13 Agustus 2021 secara virtual.

Baca juga : Santri dan Santriwati Harus Mengisi Ruang Dakwah dengan Nilai yang Penuh Toleransi

(Ir. Doto Yogantoro selaku Arsitek Desa Wisata Indonesia dan Pengelola Desa Wisata Pentingsari, Yogyakarta berbagi pengalaman dalam mengelola desa wisata. Foto; Ist)

Baca juga : Dewan Pakar BPIP Dr. Djumala: Pancasila Kukuhkan Islam Moderat, Toleran dan Hargai Keberagaman Sebagai Aset Diplomasi

Representatif Dosen LSPR Institute sekaligus Ketua Pelaksana dari penyuluhan, Elke Alexandrina, M.Sc., mengatakan bahwa pihaknya berharap dengan adanya penyuluhan ini dapat membantu Desa Bojong Kulur dalam menggali potensi Desa Wisata yang dimilikinya. “Sehingga di kemudian hari dapat sangat bermanfaat dan secara mandiri menjadi wisata lokal yang dikenal baik oleh turis domestik maupun internasional,” ujarnya seperti dikutip dari siaran pers Deputy Head of Internal Relations LSPR, Kartini Dwi Sartika (Tika), di Jakarta.

Elke juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang sudah terlibat mendukung kegiatan tersebut, khususnya kepada para pembicara yakni Dr. Frans Teguh, M.A. dari Kemenparekraf, Prof. Dr. Yuwana Mardjuka yang juga salah satu Dosen LSPR Institute, Dedi Aroza, S.Ag., M.Si. selaku Sekretaris Komisi IV DPRD Kabupaten Bogor, Ir. Doto Yogantoro selaku Arsitek Desa Wisata Indonesia dan Pengelola Desa Wisata Pentingsari di Yogyakarta. Selanjutnya, ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Kepala Desa Bojong Kulur, Firman Riansyah serta Dr. Susilowati Natakoesoemah, salah satu dosen LSPR yang menjadi moderator dalam kegiatan, Mikhael Y. Cobis, M.Si., selaku Dekan Fakultas Komunikasi LSPR) dan Rani Chandra Oktaviani, M.Si., selaku Ketua Program Literasi Desa LSPR.

Staf Ahli Bidang Pembangunan Berkelanjutan dan Konservasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (KEMENPAREKRAF), Dr. Frans Teguh, MA., hadir sebagai pembicara dan mengangkat konsep Community-Based Tourism serta pariwisata berkelanjutan.

Ia menekankan bahwa authentic experience itu sangatlah penting sehingga perlu melibatkan masyarakat asli daerah atau desa tersebut dalam proses pengambangan menjadi Desa Wisata.

“Kita harus memberikan ruang yang lebih besar atau sebanyak-banyaknya kepada partisipasi masyarakat, partisipasi usaha-usaha kecil, ibu-ibu PKK, kelompok karang taruna dan semua unsur-unsur yang ada di masyarakat desa agar mereka mendapatkan kesempatan dalam merasakan manfaat ekonomi dan menghasilkan produk-produk kreatif,” ujarnya.

 

(Prof. Dr. Yuwana Mardjuka, salah satu Dosen LSPR menekankan pentingnya creative tourism. Foto: Ist)

 

Visi Desa Madani

Sementara, perkembangan Desa Bojong Kulur dari waktu ke waktu sehingga mendapatkan status desa mandiri disampaikan oleh Kepala Desa Bojong Kulur, Firman Riansyah.

“Kami memiliki visi misi untuk menjadikan Desa Bojong Kulur sebagai desa madani. Madani ini adalah mandiri, sejahtera dan indah. Mandiri secara ekonomi, sejahtera dengan salah satu upayanya ialah renovasi pasar desa, dan indah yang merujuk pada pengembangan desa menjadi desa wisata,” katanya. 

Pentingnya strategi komunikasi pemasaran dalam upaya menggali potensi desa wisata ini juga dijelaskan oleh Prof. Dr. Yuwana Mardjuka, yakni salah satu Dosen LSPR Institute sekaligus Peneliti Kementerian Pariwisata tahun 2018-2019.

(Kepala Desa Bojong Kulur Bapak Firman Riansyah. Foto: Ist)

“Desa Bojong perlu menyiapkan mentalitas masyarakatnya supaya dapat berdialog dengan para wisatawan. Menyediakan homestay, menyediakan kuliner, tinggal dan sharing bersama masyarakat, merasakan dan berdialog dengan kehidupan sehari-hari masyarakat setempat. Inilah yang disebut dengan creative tourism yang dibutuhkan oleh Desa Bojong,” jelas Prof. Dr. Yuwana.

 

Desa Wisata Penting di Kabupaten Bogor

Sementara itu, Dedi Aroza, M.Si, membawakan materi tentang Pariwisata Ujung Tombak Pembangunan Kabupaten Bogor.

Menurutnya, misi pembangunan pariwisata di Kabupaten Bogor yaitu: pertama, membangun destinasi pariwisata berbasis alam, budaya dan buatan serta penyelenggaran event olahraga bertaraf internasional yang unggul bagi wisatawan nusantara dan mancanegara.

Kedua, mendorong perkembangan industri pariwisata daerah yang kredibel, berdaya saing dan bertanggug jawab terhadap lingkungan dan kelestarian budaya.

Ketiga, mengembangkan pemarasan pariwisata daerah yang terpadu, sinergis, dan efektif untuk meningkatkan kunjungan wisatawan dan memperoleh pengalaman wisata yang nyaman. Keempat, memperkuat kelembagaan pariwisata daerah. Kelima, meningkatkan peran serta masyarakat dalam mengembangkan perekonomian daerah.

Anggota DPRD dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera ini mengatakan bahwa desa wisata adalah komunitas atau masyarakat yang terdiri dari para penduduk suatu wilayah terbatas yang bisa saling berinteraksi secara langsung di bawah sebuah pengelolaan dan memiliki kepedulian serta kesadaran untuk berperan bersama dengan menyesuaikan ketrampilan individual berbeda.

“Desa wisata dibentuk untuk memberdayakan masyarakat agar dapat berperan sebagai pelaku langsung dalam upaya meningkatkan kesiapan dan kepedulian kami dalam menyikapi potensi pariwisata atau lokasi daya tarik wisata di wilayah masing-masing desa,” ujarnya.

Dia memberi alasan mengapa desa wisata sangat penting bagi kabupten Bogor. Pertama, katanya, karena Bogor memiliki kekayaan potensi yang luas dan beragam. Kedua, karena desa wisata merupakan alat yang efektif dalam pemberdayaan dan peningkatan ekonomi masyarakat.

(Dedi Aroza, S.Ag., M.Si. selaku Sekretaris Komisi IV DPRD Kabupaten Bogor hadir sebagai salah satu pembicara dalam acara penyuluhan. Foto: Ist)

Selanjutnya, desa wisata bisa menjaring kegiatan yang berdampak para penanggulangan pengangguran. Dan Keempat karena desa wisata bisa meningkatkan jumlah kunjungan dan lama tinggal wisatawan.

Selain itu, masih dalam rangkaian kegiatan ini akan dilaksanakan pula Digital Storytelling Competition bertajuk Digital Storytelling of Bojong Kulur. Kompetisi ini diperuntukkan bagi mahasiswa/i LSPR dalam bentuk video competition yang menceritakan Desa Bojong Kulur dengan batas registrasi pada 27 Agustus 2021. Dengan demikian, diharapkan keterlibatan mahasiswa/i LSPR ini dapat membantu penyebaran awareness tentang Desa Bojong Kulur.

Desa Bojong Kulur sudah tercantum sebagai desa mandiri menurut Index Desa Mandiri (IDM) dari tahun 2016 dan berada di peringkat pertama di Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat, dan peringkat ke-7 di tingkat nasional. Ragam kegiatan kebudayaan yang berlangsung di desa ini juga menjadi alasan mengapa desa ini memiliki potensi Desa Wisata.

Penyuluhan ini dihadiri oleh masyarakat Desa Bojong Kulur baik dari Pengurus Desa, Lembaga Masyarakat dan warga yang dipilih menjadi representatif.

 

(Foto bersama seluruh peserta penyuluhan. Foto: Ist)

 

Tentang LSPR Literasi Desa

LSPR Literasi Desa merupakan salah satu Hibah Program Kompetisi Kampus Merdeka (PKKM) dari pemerintah yang diterima oleh LSPR. Program Hibah PKKM yang dimaksud terdiri dari Literasi Desa, Riset Kolaborasi, Connect & Developing, LSPR Upscale Pertukaran Dosen, dan Program Kemanusiaan.

Dalam implementasinya, LSPR menjalankan Pengabdian Masyarakat Kolaboratif yang terdiri dari berbagai kegiatan penyuluhan, pelatihan dan pendampingan serta Pelatihan Pengembangan Dosen di Bidang Pengabdian Masyarakat.

Kegiatan ini merupakan ranah untuk Dosen dalam merealisasikan Tridharma Perguruan Tinggi, serta memberikan kontribusi atau dampak positif langsung kepada masyarakat. Pelatihan ini didukung oleh aplikasi Canva Indonesia. (*)

Artikel Terkait
Kebun Rimsa PTPN IV Regional 4 Bantu Sembako Dua Panti Asuhan
Santri dan Santriwati Harus Mengisi Ruang Dakwah dengan Nilai yang Penuh Toleransi
Dewan Pakar BPIP Dr. Djumala: Pancasila Kukuhkan Islam Moderat, Toleran dan Hargai Keberagaman Sebagai Aset Diplomasi
Artikel Terkini
Kebun Rimsa PTPN IV Regional 4 Bantu Sembako Dua Panti Asuhan
Santri dan Santriwati Harus Mengisi Ruang Dakwah dengan Nilai yang Penuh Toleransi
Tak Terdaftar di OJK, Perusahaan Investasi asal Hongkong Himpun Dana Masyarakat
Dewan Pakar BPIP Dr. Djumala: Pancasila Kukuhkan Islam Moderat, Toleran dan Hargai Keberagaman Sebagai Aset Diplomasi
Perkuat Binwas Pemerintahan Daerah, Mendagri Harap Penjabat Kepala Daerah dari Kemendagri Perbanyak Pengalaman
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas