Tokyo, INDONEWS.ID - Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Tokyo melepas kepulangan Kontingen Indonesia Paralimpiade Tokyo 2020 di Bandar Udara (Bandara) Narita, Jepang pada Senin (6/9).
Kelompok terbang (kloter) terakhir ini terdiri dari 15 atlet, 6 pelatih dan 7 pejabat NPC Indonesia dan Tim Paralimpiade Indonesia serta 9 ofisial.
Kloter terakhir dipimpin oleh Chef de Mission (CdM) Andi Herman dan Ketua National Paralympic Committe (NPC) Indonesia Senny Marbun.
Turut serta dalam rombongan Deputy CdM Edward Naek Parulian, Sekjen NPC Osrita Muslim, Wakil Sekretaris Jenderal NPC Indonesia Rima Ferdianto, serta Covid-19 Liaison Officer (CLO) Indonesia Andar Perdana Widiastono.
Duta Besar Republik Indonesia (Dubes RI) untuk Jepang Heri dalam sambutan pelepasan menyampaikan ucapan selamat dan apresiasi atas prestasi gemilang yang diraih Tim Paralimpiade Indonesia. Dubes Heri juga mengundang seluruh peraih medali untuk kembali lagi ke Jepang dan menjadi tamu KBRI Tokyo.
“Saya sampaikan apresiasi dan penghargaan setinggi-tingginya atas kerja keras yang mengagumkan dari seluruh elemen Tim Paralimpiade Indonesia mulai dari unsur pimpinan, pelatih, ofisial dan khususnya para Atlet sehingga prestasi yang gemilang ini dapat dicapai”, demikian Dubes Heri yang didampingi oleh Ketua Panitia Pendukung Olimpiade/Paralimpiade KBRI Tokyo, E. Wisoko Aribowo, Kepala Fungsi Politik Andi Ardiansyah, Kepala Fungsi Penerangan Sosial dan Budaya, Meinarti Fauzie dan jajaran staf KBRI Tokyo.
“Saya juga ingin mengundang para peraih medali untuk kembali lagi ke Jepang dan menjadi tamu dari KBRI Tokyo, oleh karenanya dengan fasilitasi dari sejumlah BUMN dan perusahaan swasta, kami menyampaikan tiket Jakarta-Tokyo untuk para peraih medali”, tambahnya.
Torehan prestasi Indonesia di Paralimpiade Tokyo 2020 merupakan kejutan bagi sejarah olahraga nasional. Dengan perolehan 2 medali emas, 3 perak dan 4 perunggu, telah menempatkan Indonesia di peringkat ke-43.
Chef de Mission Kontingen Indonesia Andi Herman menyampaikan apresiasi atas perhatian dan dukungan KBRI Tokyo khususnya kepada Dubes Heri yang setia menyemangati perjuangan Tim Paralimpiade Indonesia. Hal senada juga diungkapkan oleh Ketua NPC Indonesia Senny Marbun.
“Hasil luar biasa ini juga tidak lepas dari dukungan dan perhatian KBRI Tokyo, khususnya Pak Dubes Heri yang setia mengawal pertandingan demi pertandingan sebagai supporter langsung dari sisi lapangan pertandingan”, ucap Andi Herman, Chef de Mission Kontingen Indonesia.
Tiket Pesawat untuk Peraih Medali
KBRI Tokyo dalam kesempatan ini menyampaikan piagam penghargaan dan tiket pesawat Jakarta - Tokyo pp bagi peraih medali yang didukung oleh sejumlah BUMN dan perusahaan swasta.
8 (delapan) tiket pesawat yang difasilitasi BNI Tokyo diberikan kepada Leani Ratri Oktila (4 tiket), Hary Susanto (2 tiket) dan Khalimatus Sadiyah (2 tiket). PT Pertamina juga mempersembahkan 6 (enam) tiket pesawat untuk Dheva Anrimusthi, Sapto Yogo Purnomo dan Suryo Nugroho, masing-masing 2 tiket. 2 (dua) tiket diberikan untuk Fredy Setiawan dipersembahkan masing-masing oleh Kyodai Remittance dan OS Selnajaya.
Corporate Secretary Pertamina Brahmantya Satyamurti Poerwadi yang hadir secara virtual menyampaikan apresiasi dan ucapan selamat atas perjuangan Tim Paralimpiade Indonesia.
KBRI Tokyo dalam kesempatan yang sama juga memberikan omiyage (kenang-kenangan) kepada seluruh kontingen Indonesia.
Atlet yang kembali ke tanah air pada kloter terakhir ini adalah dari para-bulu tangkis Irfan Dwi Nurfianto, Hary Susanto, Dheva Anrimusthi, Fredy Setiawan, Ukun Rukaendi, Leani Ratri Oktila, Khalimatus Sadiyah dan Suryo Nugroho. Dari cabang olahraga para-atletik Famini, Jaenal Aripin, Elvin Elhudia Sesa, Karisma Evi Tiarani, Saptoyogo Purnomo, Putri Aulia dan Setiyo Budihartanto.
Sementara itu pelatih terdiri dari Sapta Kunta Purnama, Muhammad Nurachman, Yunita Ambar Wulandari, Slamet Widodo, Abdul Aziz, Purwo dan Adi Sanyoto. Tim ofisial yaitu Suryo Saputra Perdana, Ferry Kustono, Robertus Surya Wardhana, Islahuzzaman Nur Yadin, Anggita Putri Melati, Katno, Yasin Onasie, Antin Okfitasari Sutino dan Sophia Prawindya.*