INDONEWS.ID

  • Selasa, 07/09/2021 22:02 WIB
  • Hari Tenun Nasional 2021, Ahwil Luthan Beberkan Alasan Kain Tenun Indonesia Mahal

  • Oleh :
    • Rikard Djegadut
Hari Tenun Nasional 2021, Ahwil Luthan Beberkan Alasan Kain Tenun Indonesia Mahal
Tokoh Pemerhati Tenun Indonesia, Drs. Ahwil Luthan (Foto: Ist)

Jakarta, INDONEWS.ID - Tokoh Pemerhati Tenun Indonesia, Drs. Ahwil Luthan mengatakan sebagai konsumen kita harus siap membayar mahal kain tenun yang dihasilkan oleh para pengrajin Indonesia di berbagai daerah.

Menurutnya, kain tenun Nusantara layak diberi harga mahal karena prinsip pembuatannnya yang menggunakan teknik sederhana yakni secara manual bukan menggunakan mesin. Namun sekaligus juga unik dan tidak semua orang dapat melakukannya.

Baca juga : Perebutkan Piala Komjen Ahwil Luthan, Pemred Asri Hadi Dukung Charity Golf Tournamen 53 Tahun Pengabdian AKPOL I-68 Dharma

"Pembuatannya bukan menggunakan mesin dan tidak semua orang bisa melakukannya. Pada umumnya, pekerjaan tangan ini, kalau di negara maju, ini betul-betul dihargai dan harganya bisa-bisa sangat tinggi dibandingkan dengan yang menggunakan mesin," kata Ahwil Luthan dalam seminar bertema "Tenun Kebanggaan Indonesia" pada Selasa (7/9/21).

Menurutnya ini adalah satu prinsip. Sehingga jika harganya agak mahal, sebagai pembeli, seharusnya kita juga siap untuk membeli dengan harga mahal. Hal ini karena membuat satu kain dapat memakan waktu satu hingga dua bulan.

Baca juga : Dilantik Kepala BNN, Ahwil Luthan Kembali Dipercaya Jadi Koordinator Kelompok Ahli BNN Periode 2021-2023

Selebihnya, mengapa tenun Nusantara juga layak dijual dengan harga mahal, terang Ahwil, adalah karena teknik pewarnaan yang dinilainya sangat unik yakni menggunakan warna-warna alami seperti pewarnaan dari daun, buah-buahan serat kayu dan lain-lain.

"Pengrajin kita saat ini juga menghadapi hambatan seperti pengadaan bahan baku yang umumnya dari kapas dan saat ini sulit didapat. Kemudian umumnya hasil tenunan mereka ini menggunakan pewarna alami yakni dari daun, buah-buahan dan lain-lain. Itu juga satu hal yang sulit. Jadi ini betul-betul harus kita hargai," tegas Ahwil Luthan.

Baca juga : Narkoba dan Perang Asimetris, Pakar Ungkap Bahayanya Terhadap Kelangsungan Eksistensial Indonesia

Lebih lanjut, penerima Bintang Mahaputera ini mengungkapkan bahwa tantangan yang dihadapi oleh dunia tenun Indonesia saat ini adalah minimnya minat generasi muda atau kaum milenial. Untuk itu, tambahnya, seluruh stakeholder harus memaksimalkan upaya untuk mendorong generasi muda melirik sektor ini.

Ahwil Luthan bersama Pemimpin Redaksi Indonews.id, Asri Hadi (kiri) dan Ketua Umum DPP Granat, Henry Yosodiningrat

 

Salah satunya, beber mantan Duta Besar RI untuk negara Meksiko, merangkap Panama, Honduras dan Costa Rica ini adalah dengan membuka pelatihan dan pendidikan. Memang harus diakui, lanjutnya, minimnya minat generasi milenial untuk menekuni sektor ini disebabkan oleh prosesnya yang lama dan setelah selesai tidak ada yang membeli.

"Karena barang dibuat terus ga ada yang beli ataupun ada yang mau beli, tapi harganya mahal. Jadi mereka tidak bisa makan. Hal-hal inilah yang kita harus dorong, agar seluruh stakeholder memikirkan jalan keluarnya," pungkasnya.

Lebih jauh, Ahwil Luthan membeberkan pengalamannya saat menjadi Duta Besar di Meksiko agar bisa dijadikan studi banding bagi para pengambil kebijakan dan pemerhati tenun nusantara.

Chiapas, tuturnya, adalah sebuah daerah terbelakang di Meksiko dimana di daerah tersebut memiliki banyak hasil kerajinan tangan mirip di Indonesia. Yang menarik dari daerah ini, tambahnya, adalah marketing dibuat oleh pemerintah setempat untuk memasarkan produk-produk hasil kerajinan tangan para pengrajin di wilayah tersebut. Alhasil, ada peningkatan penghasilan bagi para pengrajin.

"Yang saya terkagum itu adalah semua benda seni yang dihasilkan oleh pemerintah Meksiko dibuatkan satu pasar, mirip pasar Senen. Di situ, semua hasil kerajinan dari berbagai daerah di Meksiko ada di situ dan murah," tukasnya.*(Rikard Djegadut)

Artikel Terkait
Perebutkan Piala Komjen Ahwil Luthan, Pemred Asri Hadi Dukung Charity Golf Tournamen 53 Tahun Pengabdian AKPOL I-68 Dharma
Dilantik Kepala BNN, Ahwil Luthan Kembali Dipercaya Jadi Koordinator Kelompok Ahli BNN Periode 2021-2023
Narkoba dan Perang Asimetris, Pakar Ungkap Bahayanya Terhadap Kelangsungan Eksistensial Indonesia
Artikel Terkini
PTPN IV Regional 4 Jambi, Bantu Beras Warga Solok
Pastikan Arus Barang Kembali Lancar, Menko Airlangga Tinjau Langsung Pengeluaran Barang dan Minta Instansi di Pelabuhan Tanjung Priok Bekerja 24 Jam
Umumkan Rencana Kedatangan Paus Fransiskus, Menteri Agama Dukung Penuh Pengurus LP3KN
Mendagri Tito Lantik Sekretaris BNPP Zudan Arif Fakrulloh Jadi Pj Gubernur Sulsel
Perayaan puncak HUT DEKRANAS
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas