INDONEWS.ID

  • Kamis, 09/09/2021 08:20 WIB
  • Tak Ada Standar Memadai, Pelaku Pendidikan Selenggarakan PJJ Apa Adanya

  • Oleh :
    • very
Tak Ada Standar Memadai, Pelaku Pendidikan Selenggarakan PJJ Apa Adanya
Universitas Paramadina menggelar diskusi daring bertajuk “Tantangan dan Masalah Kritis Pendidikan di Masa Pandemi” pada Rabu (8/9). (Foto: Humas Paramadina)

Jakarta, INDONEWS.ID – Pendidikan merupakan salah satu sektor yang terdampak pandemi Covid-19. Akibat pandemi, pendidikan harus dilakukan secara daring melalui pendidikan jarak jauh (PJJ). Namun PJJ ini dikhawatirkan menimbulkan terjadinya lost generation (generasi yang hilang), akibat tidak adanya sentuhan psikologis kepada anak didik dan hilangnya waktu belajar anak didik.

Didorong oleh keprihatinan ini, Universitas Paramadina menggelar diskusi daring bertajuk “Tantangan dan Masalah Kritis Pendidikan di Masa Pandemi” pada Rabu (8/9).

Baca juga : Jelang Musim Haji, MERS CoV di Arab Saudi Perlu Diwaspadai

Rektor Universitas Paramadina, Prof Didik J. Rachbini yang tampil pada pembukaan acara mengatakan bahwa pemerintah harus bertindak dan turun langsung terutama kepada sekolah dasar dan menengah untuk memberikan sosialisasi sehingga tidak terjadi lost generation

Karena, menurutnya, siswa pendidikan dasar (SD) dan menengah berbeda kesiapannya dengan perguruan tinggi. Mahasiswa cenderung bisa menyelesaikan atau mencari solusi sendiri. “Jika tidak ada standar yang jelas maka PJJ ini akan hanya seperti ngobrol-ngobrol saja antara pengajar dan siswa,” ujar Didik.

Baca juga : PNM Sosialisasikan Program Mekaar Pada Tokoh Masyarakat dan Pemuka Agama Serang

Ia juga menekankan perlunya gerak cepat dari pemerintah untuk mengatasi hal ini. “Karena untuk siswa sekolah dasar mereka tidak bisa bertahan lama di depan layar komputer. Hanya sekitar 5-10 menit, maka dibutuhkan pendekatan khusus untuk mengatasi dan membuat PJJ ini menjadi efektif,” katanya.

Menurut Didik, saat ini kita tidak punya pilihan lain selain melakukan daring atau Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Mengutip sebuah survei, menurut Didik, walaupun Covid selesai kegiatan PJJ akan tetap dilakukan setidaknya mencapai 50%.

Baca juga : BNPP Terima Audiensi DPRD Kabupaten Sambas Terkait Pembentukan BPPD

“Menurut survei 60-70% dosen ingin tetap melanjutkan PJJ sedangkan 50% mahasiswa ingin melakukan pembelajaran tatap muka,” katanya.

Prof. Edy Suandi Hamid Guru Besar Universitas Islam Indonesia (UII) menyatakan bahwa memasuki era Covid, semua sektor kehidupan menjadi terganggu salah satunya adalah pendidikan.

“Belajar mengajar tidak hanya berubah tetapi juga terganggu karena metode belajar jarak jauh berubah dan tidak ada standar yang memadai,” kata Edy.

Keadaan seperti ini memaksa setiap pelaku pendidikan untuk melakukan PJJ apa adanya.  “Hal ini menyebabkan adanya penurunan kualitas pada kegiatan belajar mengajar,” katanya.

Meskipun ada peningkatan nilai ujian pada mahasiswa tetapi hal ini bukan merupakan indikasi adanya peningkatan kualitas belajar-mengajar.

“Belajar online seperti sekarang juga tidak ada panduan yang memadai dari Kemendikbud yang juga tidak turun tangan secara sigap menghadapi keadaan mendadak ini,”  katanya.

Menurut Prof. Edy, sampai tahun kedua pandemi Covid ini belajar online tetap tidak memadai pelaksanaannya, karena berjalan apa adanya dan dijalankan  menurut sekolah dan perguruan tinggi masing-masing.

Sebelum terjadinya pandemi Covid sudah ada gagasan untuk dilakukannya PJJ dan telah dibuatkan peraturan menteri (Permen). Ada 3 pilihan dalam permen tersebut yang pertama berbasis mata kuliah, program studi, atau berbasis universitas. Saat itu juga telah dilakukan pelatihan-pelatihan namun tetap dianggap sulit.

“Terjadinya pandemi ini membuktikan bahwa hal ini mungkin untuk terjadi walaupun belum banyak persiapan yang dilakukan, masih tergagap, serta belum sesuai dengan yang seharusnya. Pemerintah seharusnya turun tangan lebih sigap untuk mengatasi masalah gagap dunia pendidikan seperti sekarang,” kata Prof. Edy.

Prof. Edy juga menyoroti pentingnya peran pemerintah dalam kegiatan PJJ “Berikan sosialisasi sehingga semua perguruan tinggi dapat menerapkan kegiatan belajar jarak jauh dengan lebih baik karena telah sesuai dengan standar yang benar sehingga kualitas belajar tetap dapat ditingkatkan,” katanya.

 

Kritik pada Budaya Masyarakat

Ketua Prodi Islam Madani Universitas Paramadina, Dr. M. Subhi Ibrahim menyatakan bahwa ketidaksiapan menghadapi pandemi menjadi sebuah kritik bukan hanya kepada dunia pendidikan tetapi juga terhadap budaya di masyarakat.

“Dalam konsep PJJ dapat dikatakan semua orang tidak siap. Bukan hanya tenaga pengajar tetapi juga para orangtua terutama pada pendidikan dasar, karena adanya pengalihan kewajiban dari institusi sekolah kepada keluarga di rumah,” kata Subhi.

Kegiatan PJJ ini juga memang harus didukung dengan adanya sarana prasarana sehingga bisa menjadikannya sempurna. “Dengan tatap muka langsung kita menghadapi sosok totalitas manusia yang tidak mungkin bisa digantikan oleh teknologi. Namun kita harus terus sadar bahwa masa depan memang akan seperti ini,” ujarnya.

Subhi mengungkapkan penelitian Munif Latief yang menyatakan bahwa guru-guru di sekolah dasar dan menengah yang siap untuk melaksanakan PJJ hanya 8-10% dan yang lainnya pasrah saja.

“Pemerintah atau Kemendikbud seharusnya turun tangan mengatasi gagap terhadap keadaan seperti ini sehingga masyarakat akademis lebih siap dari keadaan sekarang. Jika terus terjadi gagap seperti ini maka pendidikan akan jauh terus mengalami kemerosotan,” ujarnya.

Menurut Subhi, PJJ terlihat sangat berbeda terutama di daerah-daerah yang memang masyarakatnya memiliki keterbatasan dalam penggunaan teknologi. “Keadaan di daerah lebih parah lagi, karena selain tidak siap juga tidak memiliki infrastruktur  yang cukup,” pungkasnya. ***

 

Artikel Terkait
Jelang Musim Haji, MERS CoV di Arab Saudi Perlu Diwaspadai
PNM Sosialisasikan Program Mekaar Pada Tokoh Masyarakat dan Pemuka Agama Serang
BNPP Terima Audiensi DPRD Kabupaten Sambas Terkait Pembentukan BPPD
Artikel Terkini
Jelang Musim Haji, MERS CoV di Arab Saudi Perlu Diwaspadai
PJ Bupati Maybrat Pantau Ujian Nasional 3 SD Terdalam di Aifat Utara
PNM Sosialisasikan Program Mekaar Pada Tokoh Masyarakat dan Pemuka Agama Serang
Pj Bupati Maybrat Hadiri Rapat Persiapan Penilaian Akreditasi Delapan Puskesmas
Peringatan Hari Pahlawan Nasional Kapitan Pattimura ke-207
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas