INDONEWS.ID

  • Rabu, 15/09/2021 20:28 WIB
  • Tajam! MUI Kritik Pangkostrad Letjen Dudung karena Sebut Semua Agama Benar di Mata Tuhan

  • Oleh :
    • Rikard Djegadut
Tajam! MUI Kritik Pangkostrad Letjen Dudung karena Sebut Semua Agama Benar di Mata Tuhan
Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad), Letjen TNI Dudung Abdurachman (Foto: Ist)

Jakarta, INDONEWS.ID - Pernyataan Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad), Letjen TNI Dudung Abdurachman yang menyebut "Semua agama itu benar di mata Tuhan" mendapat sorotan tajam dari Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Ketua MUI, KH Cholil Nafis menilai pernyataan "semua agama benar" yang diucapkan Pangkostrad bisa jadi dalam konteks kedudukan agama dalam bingkai Pancasila untuk hidup bersama di dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Baca juga : Soal Ciri-ciri Penceramah Radikal, MUI: Jangan Karena Kritik Pemerintah Disebut Radikal!

"Tapi dalam keyakinannya masing-masing pemeluk agama tetap yang benar hanya agama saya. Nah, dalam bingkai NKRI kita tak boleh menyalahkan agama lain apalagi menodai. Toleransi itu memaklumi bukan menyamakan," kata Kiai Cholil Nafis dikutip dari akun twitternya, Rabu, 15 September 2021.

Sementara bagi umat Islam, kata Kiai Cholil, agama yang benar hanya Islam. Kebenaran itu wajib diyakini setiap umat Islam agar iman menancap di hatinya.

"Hanya dalam kehidupan sosial berbangsa dan bernegara kita harus punya bertoleransi kepada umat beragama lain. Posisi TNI dan pemerintah tentu mengayomi semua umat beragama," ungkap pengasuh pesantren Cendekia Amanah Depok ini

"Yang sama jangan dibeda-bedakan apalagi dipertentangkan dan yang memang beda jangan di sama-samakan. Namun kita tetap harus saling memaklumi dan menghargai. Begitulah makna toleransi yang saya pahami," imbuhnya.

Pernyataan Letjen Dudung soal `Semua agama benar` itu disampaikan saat melaksanakan kunjungan kerja ke Batalyon Zipur 9 Kostrad, Ujungberung, Bandung, Jawa Barat, Senin, 13 September 2021.

Pangkostrad sebelumnya mengingatkan kepada para prajurit agar cermat dalam menyikapi berita yang beredar di media sosial.

Pangkostrad meminta jajarannya tidak mudah mengirim berita yang belum bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya dan jangan mudah terprovokasi oleh berita hoax, hindari fanatik yang berlebihan terhadap suatu agama.

"Bijaklah dalam bermain media sosial sesuai dengan aturan yang berlaku bagi prajurit. Hindari fanatik yang berlebihan terhadap suatu agama. Karena semua agama itu benar di mata tuhan," kata Pangkostrad.*

Artikel Terkait
Soal Ciri-ciri Penceramah Radikal, MUI: Jangan Karena Kritik Pemerintah Disebut Radikal!
Artikel Terkini
KPKNL mulai Cium Aroma Busuk di Bank Indonesia
Akses Jalan Darat Terbuka, Pemerintah Kerahkan Distribusi Logistik ke Desa Kadundung
Elit Demokrat Ardy Mbalembout Mengutuk Keras Aksi Penyerangan Mahasiswa Saat Berdoa di Tangsel
Penutupan Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Bagian dari Strategi Bisnis untuk Fokus pada Lini Penjualan
Presiden Jokowi Masih Kaji Calon Pansel KPK yang Sesuai Harapan Masyarakat
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas