Catatan ; Mustafa akmal
Tanahdatar,padek, INDONEWS.ID ---Ditengah Pandemik Sekarang jumlah kunjungan wisata ke Istano Basa Pagaruyung terus mengalami penurunan
Kondisi ini juga dirasakan oleh pemandu Wisata pada Museum Terbuka Istano Pagaruyung Kabupaten Tanah Datar Yoseftian Suheri
Meski tugas sebagai salah seorang pemandu di Museum terbuka Istano Basa Pagaruyung tetap berjalan sebagaimana biasa meski saat ini tidak ada lagi memandu touris mancanegara termasuk dari Negara Jiran Malaysia tugasnya sebagai pemandu masih tetap berjalan sebagaimana biasa meski saat ini tidak ada lagi kita tidak menerima kunjungan dari touris mancanegara berkunjung ke Istano Basa Pagaruyung.
Yoseptian Suheri bersama tiga rekannya yang lain masing masing reni fira mita kuntum chaira hermaiza tetap masuk jam 0.8.00 wib dan pulang jam 18.00 wib karena kita tidak tahu tamu yang datang sehingga tugas pemandu tetap dijalankannya.
Namun pengalamannya sebagai pemandu wisata setelah 7 tahun lebih, sejak dibangun istano Basa Pagaruyung sejak terbakar tahun 2007 lalu dan diresmikan pemakaian pada tahun 2013 boleh dikatakan dengan bangunan sekarang tidak ada keluhan yang mereka temui terkait dengan fasilitas yang ada di Istano Basa Pagaruyung dan semua pertanyaan dari pengunjung yang berdatangan baik perorangan maupun secara berkelompok pada umumnya puas terhadap kunjungan ke istano Basa Pagaruyung
Sedangkan touris yang dating ke Istano itu banyak dating dari Malaysia, belanda,jerman,belgia dan rata rata kunjungan itu rata rata sebelum pandemik bisa mencapai 10 sampai 15 orang perhari tapi pada bulan tertentu jumlah kunjungan wisata meningkat seperti bulan juli, agustus,September ujar Yoseftia yang mengaku jadi pemandu sejak tahun 2014 menjadi tenaga Out Sourching hingga akhirnya menjaditenaga harian lepas (THL) tanahdatar sampai hari ini.
Namun ketika ditanya suka dukanya sebagai pemandu lebih jauh Yosef menyebutkan banyak sukanya karena banyak sukanya karena dengan melayani touris tersebut akan menambah wawasannya.
" Disamping kita harus banyak membaca termasuk tentang budaya adat minangkabau termasuk yang ada di Museum Istano terbuka di Istano Basa terbuka Pagaruyung dan bagaimana mereka puas terhadap apa yang kita sampaikan." Jelasnya.
Kemudian diantara tamu tersebut yang banyak tamu yang tertarik dengan falsafah Adat yang tertuang dalam bentuk bangunan Istano Basa Pagaruyung diantaranya orang minang yang tidak membedakan orang Duduk sama rendah tagak sama tinggi, orangb minang yang open minded " Bahati lapang dan baalam laweh ujar alumni STAIN pendidikan Bahasa inggris namun harapanya perlu ada museum khusus ditempatkan di Istano Pagaruyung guna untuk lebih memperkenalkan literasi tentang apdat dan budaya tentang sejarah Pagaruyung termasuk benda atau non benda budaya di Istano Pagaruyung (Mustafa Akmal)