Jakarta, INDONEWS.ID -- Dugaan keterlibatan menteri, politisi dan konglomerat dalam pengadaan Polymerase Chain Reaction (PCR) alat kesehatan diungkap di majalah Tempo edisi Senin (1/11). Hal ini memunculkan kemarahan kelompok relawan Jokowi.
Ketua Jokowi Mania (JoMan), Imanuel Ebenezer menyatakan agar menteri, politisi dan konglomerat terkait harus bertanggung jawab terkait mahalnya harga PCR tersebut.
"Satu setengah tahun lalu harga PCR mahal. Bahkan pernah di atas Rp1.2 juta di awal pandemik. Sekarang terbongkar semua, ada kongsi pengusaha dan politisi cari cuan," kata Noel sapaan akrabnya dalam siaran persnya di Jakarta, Senin (1/11).
Ia menegaskan dalang dan mafia bisnis kesehatan ini harus menyetop aksi cari cuan. Noel menyarankan mereka untuk bisa berbisnis energi, tambang, sawit dan lain-lain, yang tidak merugikan masyarakat terdampak pandemik.
"Apalagi menterinya yang terlibat. Dia harus mundur," kata Noel.
Aktivis pro demokrasi ini menambahkan, berdasar data yang didapatnya, ada sejumlah menteri yang bertanggung jawab dari pengadaan PCR ini. Majalah Tempo sendiri, kata Noel, mengungkapkan keterlibatan politisi dan pengusaha di bisnis ini.
"Data saya ada menteri terlibat. Beruntung bagi kita, Indonesia memiliki Jokowi yang cepat tanggap menurunkan harga PCR hingga di bawah 300 ribu. Di India saja bisa 200 ribu, kenapa di Indonesia tidak bisa," tegas aktivis 98 ini.
Noel melanjutkan akan merilis nama-nama pejabat dan pengusaha terkait yang bertanggung jawab dengan mahalnya biaya PCR 1.5 tahun terakhir ini.
Dirinya menegaskan juga akan membawa data data tersebut ke lembaga hukum.
"Dari kepala sampai ekor harus tanggung jawab. Siapa pun yang memiskinkan rakyat terdampak pandemik harus dihukum mati. Saya akan kawal itu apapun risikonya," pungkas Noel. ***