Jakarta, INDONEWS.ID – Presiden resmi menunjuk Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Andika Perkasa menjadi calon Panglima TNI menggantikan Marsekal Hadi Tjahjanto yang akan menghadapi masa pensiun.
Kepastian pencalonan Jenderal Andika itu diperoleh setelah Ketua DPR Puan Maharani mengumumkannya di Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (3/11).
"Presiden hanya mengusulkan satu nama calon Panglima TNI untuk diproses persetujuannya. Karena itu melalui Pak Mensesneg Presiden telah menyampaikan Surpes mengenai usulan calon Panglima TNI kepada DPR atas nama Jenderal TNI Andika Perkasa," ujar Ketua DPR Puan Maharani, saat menggelar konferensi pers di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta.
Jika Andika resmi diangkat menjadi Panglima TNI, pertanyaannya siapa yang bakal menggantikan posisinya sebagai Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD)?
Pada dasarnya, calon KSAD adalah seorang perwira aktif TNI AD yang memiliki pangkat jenderal bintang 3 alias Letjen.
Menurut catatan Kumparan.com, saat ini, sedikitnya ada 17 jenderal bintang 3 aktif di TNI AD. Mereka kini bertugas di berbagai tempat mulai di Mabes TNI, TNI AD, hingga sejumlah lembaga pemerintahan di luar struktur TNI.
Mereka juga berasal dari angkatan dan latar belakang berbeda. Ada yang masa tugasnya masih panjang, ada pula yang tak lama lagi pensiun.
Berikut daftarnya:
Lantas siapa dari sederet nama tersebut yang pantas menjadi KSAD?
Pengamat militer dari Institut Ilmu Pemerintahan-Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IIP-IPDN) Drs. Asri Hadi, MA mengatakan bahwa dari sederet nama tersebut sosok Letjen Dudung Abdurachman-lah yang paling menonjol.
“Pangkostrad ini saya jagokan akan menjadi KSAD menggantikan Andika Perkasa bila menjadi Panglima TNI nanti,” ujarnya di Jakarta, belum lama.
Dudung adalah lulusan Akademi Militer 1988 yang baru berusia 56 tahun pada November 2021. Dia mulai dikenal publik saat menjabat Pangdam Jaya. Waktu itu, pria asal Bandung itu dengan tegas memerintahkan jajarannya untuk mencopot semua spanduk Habib Rizieq yang tak berizin di Jakarta.
“Sejak saat inilah rakyat jatuh cinta pada sosok Dudung. Dia dikenal berani, dan sangat toleran. Karena itu pula dia pantas diangkat menjadi Pangkostrad,” ujarnya.
Jabatan Pangkostrad, kata Dosen Tamu di Sekolah Staf dan Komando Angkatan Laut atau yang disingkat SESKO AL, terbilang sangat strategis untuk menduduki jabatan selanjutnya, termasuk untuk menjadi Kepala Staf Angkatan Darat.
Dia mencontohkan nama Jenderal (Purn.) Gatot Nurmantyo yang kemudian diangkat menjadi KSAD dan akhirnya menjadi Panglima TNI sebelumnya merupakan Pangkostrad.
Dudung juga pernah menginisiasi pembangunan Patung Bung Karno di Gedung Akademi Militer. Hal itu dilakukannya saat masih menjabat sebagai Gubernur Akmil, jabatan terakhir sebelum hijrah ke Jakarta.
Ada juga nama lain yang tak kalah cemerlang kariernya. Dia adalah Letjen TNI Eko Margiyono.
Saat ini Eko menjabat sebagai Kasum TNI. Karier Eko juga terbilang moncer. Karier Eko yang berasal dari Korps Baret Merah Kopassus itu mulai terlihat sejak menjadi Danjen Kopassus. Tugasnya sebagai jenderal bintang 2 berlanjut menjadi Pangdam Jaya.
Saat itu, Eko mengambil komando penanganan pandemi COVID-19 di Jakarta dan sekitarnya, khususnya mengendalikan operasional Wisma Atlet di bawah arahan Pangkogabwilhan I yang saat itu dijabat Yudo Margono.
Kepiawaiannya dalam menangani masalah Corona membuatnya dipercaya dan kemudian naik pangkat jenderal bintang tiga dan menempati jabatan baru sebagai Pangkostrad.
Tak lama kemudian, Eko dipercaya menempati jabatan Kepal Staf Umum (Kasum) TNI. Ia menggantikan Letjen Joni Supriyanto yang menempati jabatan KaBais TNI. ***