Bogor, INDONEWS. ID - Katekisasi merupakan bentuk pembinaan iman dalam Gereja yang memiliki latar belakang sejarah sangat kuat dalam tradisi keagamaan orang Israel dalam perjanjian lama maupun dalam hidup jemaat mula-mula di perjanjian baru.
Katekisasi atau Katekese berasal dari kata kerja bahasa Yunani Κατεχειν (katekhein), yang berarti memberitakan, memberitahukan, mengajar, dan memberi pengajaran.
Dalam perjanjian baru disimpulkan bahwa arti kata Katekhein lebih ditekankan pada mengajar bukan dalam arti intelektualistis tetapi lebih kepada arti praktis, yaitu mengajar atau membimbing seseorang, supaya ia melakukan apa yang diajarkan kepadanya.
Katekisasi yang berlangsung dalam Gereja berarti, kegiatan pengajaran iman yang membimbing seseorang atau beberapa orang agar ia melakukan apa yang diajarkan kepadanya.
Katekisasi tidak semata-mata melakukan transfer pengetahuan Alkitab melainkan lebih menekankan pada upaya menyampaikan pemahaman isi Alkitab.
Oleh karena itu, katekisasi yang dilakukan gereja adalah kegiatan pengajaran yang penting tentang iman juga merupakan pembentukan iman dari peserta katekisasi atau calon warga sidi jemaat, sehingga melalui katekisasi warga gereja dilengkapi untuk mengenal dan percaya kepada Allah dalam Yesus kristus sehingga sanggup menghayati, mentaati dan melaksanakan imannya dalam keluarga, gereja dan masyarakat.
Mengimplementasi hal ini, GPIB (Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat) melakukan pembinaan bagi dua puluh dua siswa peserta katekisasi di Villa Loa di Ciapus, Bogor sejak Sabtu (20/11/2021) siang.
Pendeta Margie Ririhena de Wanna yang juga pemimpin tertinggi di GPIB Zebaoth Bogor mengatakan, tantangan beriman saat ini makin berat di tengah konteks perubahan masif yang sedang terjadi karena pandemi dan dunia digital di era 4.0 sekarang.
Karena itu, membangun spiritualitas pemuda Kristen yang tangguh, militan dan bersahabat dalam mengikut Yesus sangat diperlukan.
Hal ini tidak bisa dikerjakan sendiri oleh lembaga, keluarga dan gereja. Harus ada komitmen kerja kolaborasi keluarga dan gereja juga pemerintah dan dunia pendidikan membentuk pemuda Kristen Indonesia.
Sehingga pengakuan percaya pada Hari Minggu, 28 November 2021 bukan proses formalistis agamis tetapi proses mendasar yang dilewati dengan belajar, refleksi dan pengakuan yang serius untuk menjadi langkah awal beriman secara dewasa, beriman Kristinani yang tangguh, militan dan bersahabat dalam konteks masyarakat Indonesia muktikultur.
"Pemuda Kristiani harus menjadi garam dan terang bagi dunia ini. Hadirnya pemuda Kristiani, harus memberi solusi. Teladani Yesus Kristus dan jalankan perintahnya," kata Pendeta Margie, lulusan S3 teologia ini.
Wali kelas katekisasi reguler A, Noviana Nahakleta menambahkan, ada 22 anak yang akan menjalani masa perenungan hari ini di Villa untuk selanjutnya dipersiapkan mengikuti peneguhan sidi pada Minggu tanggal 28 November 2021 mendatang.
"Total yang akan sidi tanggal 28/11/2021 ada 22 anak. Dari reguler A 14 orang lalu ditambah katekisasi khusus 7 orang dan 1 orang peralihan,"kata Novi Sabtu (20/11/2021).
Para siswa yang mengikuti perenungan akhir sejak siang hingga malam nanti, dibimbing oleh Ibu Adel, Ibu Marensi, Bapak Erens Patinama, Ibu Pendeta Margie Ririhena de Wanna yang juga KMJ (Ketua Majelis Jemaat) GPIB Zebaoth Bogor, Pendeta Rudi Marentek, Pendeta Meyer Pontoh dan Ibu Noviana selaku Wali kelas.
Novi menjelaskan, tujuan dari perenungan ini yakni untuk mempersiapkan anak-anak menuju peneguhan sidi.
"Mereka harus benar-benar mengenal siapa mereka dan siapa Yesus. Harapan saya, semoga anak-anak katekisasi yang dibina selama 1 tahun ini benar-benar menjadi pribadi-pribadi yang takut akan Tuhan. Berlaku benar dan menjadi pengikut Kristus yang setia serta menjadi garam dan terang dimanapun mereka berada," tegas Novi yang juga majelis di Zebaoth. (yopi)