INDONEWS.ID

  • Jum'at, 10/12/2021 13:43 WIB
  • Misi Besar Khairani Barokka di Balik Proyek "Making Regna"

  • Oleh :
    • Rikard Djegadut
Misi Besar Khairani Barokka di Balik Proyek "Making Regna"
Penulis, artis sekaligus seniman pembaca puisi Indonesia, Khairani Barokka (Foto: Ist)

Jakarta, INDONEWS.ID - Penulis, artis sekaligus seniman pembaca puisi asal Indonesia, Khairani Barokka yang selama ini bermarkas di London, Inggris kembali dengan proyek terbarunya. Proyek yang diberi nama "Making Regna" ini dikerjakan selama Khairani menjadi rekan artis di Delfina Foundation United Kingdom (UK).

Proyek terbaru ini merupakan serangkaian kolase digital dan buku nonfiksi kreatif yang saling terkait. Regna, kata Latin untuk `kerajaan` ditampilkan di Museum Nasional Indonesia, Jalan Merdeka Barat, No.12, Kota Jakarta Pusat selama bulan Desember 2021.

Baca juga : Ketua Teladan Pro Ganjar-Mahfud MD, Ica Risanggeni: Kami Optimistis Ganjar-Mahfud Akan Memenangkan Pilpres

Secara garis besar, `Making Regna` merupakan tanggapan terhadap artefak dari kepulauan Indonesia yang dapat ditemukan di Inggris, termasuk seni yang dicuri selama pemerintahan interregnum Inggris tahun 1811-1816 di Indonesia.

Dalam proyek yang berupaya menjelajahi dekolonisasi, disabilitas, dan budaya visual, Khairani berbagi penelitiannya tentang bagaimana Inggris dan Indonesia `berkumpul` hari ini, melalui eksploitasi yang melekat pada kapitalisme kolonial.

Baca juga : Pemred Indonews.id Dampingi Founder Sambas Sinergy Cicipi Menu Jepang di Resto Atsumaru Izakaya

Dalam talkshow yang disiarkan langsung dari Londong pada Kamis (9/12/21? pukul 13.00 waktu setempat atau pukul 20.00 waktu Jakarta, Pemenang Hawker Prize untuk Stheast Asian Poetry pada 2020 ini menringkas proyeknya kali ini dengan dua istilah: dekolonial dan anti kolonial.

"The spirit that I encautering in Making Regna has alot to do with these (decolonial dan anti colonial-red). Bacause Kembali is the spirit of Return and I see the Kembali is the Anti Colonial Spirit," kata Khairani, sosok berdarah Minang-Jawa yang namanya sudah melambung di kancah internasional ini seperti dikutip Indonews.id, Kamis (9/12/21) malam.

Baca juga : Kemendagri Gelar Inovative Government Award (IGA) 2023 Apresiasi Inovasi Pemerintahan Daerah

Penulis buku `Ultimatum Orangutan` ini mengungkapkan banyak orang yang bertanya perihal penggunaan istilah dekolonial dan anti kolonial dalam proyeknya ini. Yang dimaksud dengan semangat dekolonial, terangnya, adalah menyadari benda-benda (artefak-red) Indonesia untuk direstitusi.

"Sementara semangat anti-kolonial adalah memahami budaya Jawa itu sendiri adalah kolonial dan negara Indonesia itu sendiri adalah negara kolonial," ungkap penulis Buku `Rope" yang berisi koleksi lengkap puisinya ini.

Penulis, artis sekaligus seniman pembaca puisi, Khairani Barokka diapit oleh anggota keluarganya setibanya di Jakarta dari London

Semangat ini, lanjut lulusan PhD Researcher Goldsmiths Visual Cultures ini menjelaskan, berangkat dari fakta di lapangan bahwa ada kekerasan terhadap interpretasi budaya Jawa di bawah pengaruh resim orde baru yang dimainkan oleh Central Intelligence Agency (CIA).

"Dimana berpuluh-puluh tahun resim ini memanfaatkan lahan warga dan ini terjadi di seluruh kepulauan. Itulah sebabnya saya juga menyoroti kondisi masyarakat Papua yang lahannya dijaga ketat oleh militer. Ini adalah kekerasan dan bentuk kolonialisme," beber Khairani.

Dalam pemaparannya, Khairani juga membeberkan fakta sejarah dan cerita di balik artefak-artefak dalam proyek ini yang diperolehnya
dari situs British Museum yakni bagian tubuh dari wayang Krucil Gilig, bagian (lengan) dari wayang tiga dimensi tokoh Menak Koncar.

Wayang terbuat dari kayu, serat, pigmen, dan daun emas. Itu dicat, disepuh, dan diukir. Sosok itu adalah seorang pria berpangkat tinggi yang mengenakan hiasan kepala, perhiasan, ikat pinggang, keris, dan kain rok dan celana panjang yang rumit.

Itu berdiri di atas dasar tempat batang akan pernah menonjol, tetapi ini terputus pada tanggal yang tidak diketahui. ” Lengan wayang abad ke-18 asal Solo ini juga dipotong.

Sosok Khairani Barokka

Khairani Barokka adalah sastrawan dan seniman dari Jakarta yang saat ini tinggal di London, Inggris. Karyanya telah dibawakan secara ekstensif di 16 negara, dengan mengangkat fokus pada keadilan bagi disabilitas sebagai praktik anti-kolonial.

Khairani saat ini adalah Research Fellow di UAL’s Decolonising Arts Institute and Associate Artist di the National Centre for Writing (UK).

Okka, sapaan akrabnya, juga merupakan associate artis for Collecting as Practice di Delfina Foundation UK.

Di antara penghargaan yang pernah diterimanya, adalah UNFPA Indonesian Young Leader Driving Social Change, NYU Tisch Departmental Fellow, dan menjadi Modern Poetry in Translation’s Inaugural Poet-in-Residence; karya interdisiplinernya juga dinobatkan sebagai Artforum Must-See.

Buku-bukunya adalah Rope (Nine Arches) dan Indigenous Species (Tilted Axis), dan dia adalah co-editor Stairs and Whispers: D/deaf and Disabled Poets Write Back (Nine Arches).

Ia baru saja menerbitkan kumpulan puisi Ultimatum Orangutan (Sembilan Lengkungan). Komisi terbaru termasuk ICA, Southbank Centre, dan Wellcome Collection.

Sebagai associate artis di Inggris untuk Collecting as Practice, Khairani ingin menciptakan karya kreatif baru seputar bagaimana impuls kolonial dan antikolonial membentuk alur dan narasi pengumpulan data dan artefak, dengan fokus pada kolonialisme Inggris di Indonesia dan di tempat lain di Asia Tenggara.*(Rikard Djegadut).

Artikel Terkait
Ketua Teladan Pro Ganjar-Mahfud MD, Ica Risanggeni: Kami Optimistis Ganjar-Mahfud Akan Memenangkan Pilpres
Pemred Indonews.id Dampingi Founder Sambas Sinergy Cicipi Menu Jepang di Resto Atsumaru Izakaya
Kemendagri Gelar Inovative Government Award (IGA) 2023 Apresiasi Inovasi Pemerintahan Daerah
Artikel Terkini
Peluncuran Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Maybrat 2024 Diselenggarakan di Lapangan Ela Kodim
Visiting Professor Pandemi: Dunia Harus Siap
Kemendagri Sosialisasikan UU Nomor 3 Tahun 2024 tentang Desa
Mendagri Tegaskan Musrenbangnas sebagai Wadah Sinkronisasi Perencanaan Pembangunan Pemerintah Pusat dan Daerah
Masa Depan Pendidikan Era Digital, Tingkatkan Literasi dan Manfaatkan Teknologi
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas