INDONEWS.ID

  • Minggu, 23/01/2022 09:55 WIB
  • Dua meninggal karena Omicron

  • Oleh :
    • luska
Dua meninggal karena Omicron

Penulis : Prof Tjandra Yoga Aditama (Direktur Pasca Sarjana Universitar YARSI / Guru Besar FKUI, Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara dan Mantan DirJen P2 serta KaBalitbangkes)

Kita amat berduka dengan wafatnya dua warga kita karena Omicron kemarin. 
Ada lima hal yang dapat disampaikah.
Pertama, wafatnya dua warga kita kembali menunjukkan bahwa tidak semua infeksi Omicron adalah “ringan”, jadi semua kita harus ekstra waspada , tentu tanpa perlu panik.
Ke dua, data kematian akibat Omicron dari beberapa negara a.l:
- Inggris sampai 31 Dessember 2021 sudah ada 75 orang yang meninggal
- Pasien pertama yang meninggal di Amerika Serikat umurnya 50 tahunan, sudah pernah COVID sebelumnya, belum divaksinasi
- Di Jepang yang meninggal adalah lansia dengan komorbid berat
- Australia yang meninggal adalah usia 80an dengan komorbid
- Singapura yang meninggal  92 tahun, tidak ada komorbid yang jelas, tidak vaksinasi
- India yang meninggal  74 tahun, dengan DM dan komorbid lain
Ke tiga, Amerika Serikat dan Australia beberapa hari yang lalu menyatakan bahwa nampaknya mereka akan mengalami peningkatan kematian akibat COVID-19 di minggu-minggu mendatang, tentunya juga berhubungan dengan Omicron.
Ke empat, dari data kemarin 22 Januari 2022 bahwa kita ada sekitar 1000 kasus Omicron, sekitar 250an adalah transmisi lokal. Pada beberapa minggu yang lalu maka kasus sebagian amat besar adalah pendatang dari luar negeri, dan kini sudah makin bergeser ke transmisi lokal, artinya makin banyak kasus-kasus Omicron di masyarakat. Juga, satu dari dua yang meninggal kemarin adalah kasus transmisi lokal.
Ke lima, jumlah kasus COVID-19 terus meningkat, pada 20 dan 21 Januari diatas 2000 dan pada 22 Januari sudah diatas 3000, entah bagaimana hari ini dan besok-besok hari.
 
Dengan melihat hal diatas ini maka setidaknya  ada tujuh hal yang harus kita tingkatkan upayanya. Jelas-jelas harus effort lebih daripada yang dilakukan minggu-minggu yg lalu. Tujuh hal itu adalah:
1)  protokol kesehatan(3M, 5M) jauh lebih ketat kita laksanakan, berubah dari new normal menjadi now normal 2) kemungkinan WFH lebih luas, termasuk evaluasi kebijakan PTM 100%, 
3) penerapan aplikasi peduli lindungi jauh lebih ketat lagi dan termasuk mendeteksi kalau-kalau ada yang COVIDnya positif sesudah beberapa hari, 
4) peningkatan tes untuk mendeteksi yang OTG yang Omicron, dan telusur (“kedepan” kepada siapa menulari dan “kebelakang” dari siapa tertular) secara massif
5) upaya super maksimal meningkatkan vaksinasi dan booster, apalagi di daerah yang tinggi penularan Omicronnya dan juga pada lansia dan komorbid
6) karena sekarang RS masih relatif kosong, maka kasus Omicron ringan tapi dengan Komorbid dan Lansia baiknya dirawat dulu, kecuali kalau nanti RS memang akan jadi penuh
7) penanganan mereka yang datang dari luar negeri harus lebih ketat lagi

Baca juga : Kisah "Virus Omicron" dan Minyak Goreng

Sejalan dengan itu maka kesiapan fasilitas pelayanan kesehatan jelas harus ditingkatkan. Harus ada upaya maksimal untuk mengobati pasien Omicron, menangani pasien gawat dan memperkecil kemungkinan kematian
Juga, akan baik kalau evaluasi kebijakan dilakukan berdasar perubahan data yang ada, artinya tidak hanya harus seminggu sekali atau sesuai jangka waktu tertentu, tetapi dapat juga sesuai dinamika perubahan data yang terjadi.
 

Baca juga : Apakah Hari Natal Kita Dalam Ancaman Varian Omicron dari Covid-19?
Artikel Terkait
Kisah "Virus Omicron" dan Minyak Goreng
Apakah Hari Natal Kita Dalam Ancaman Varian Omicron dari Covid-19?
Artikel Terkini
Aksi PNM Peduli Serahkan Sumur Bor Untuk Warga Indramayu Dan Tanam Mangrove Rhizophora
PTPN IV Regional 4 Jambi, Bantu Beras Warga Solok
Pastikan Arus Barang Kembali Lancar, Menko Airlangga Tinjau Langsung Pengeluaran Barang dan Minta Instansi di Pelabuhan Tanjung Priok Bekerja 24 Jam
Umumkan Rencana Kedatangan Paus Fransiskus, Menteri Agama Dukung Penuh Pengurus LP3KN
Mendagri Tito Lantik Sekretaris BNPP Zudan Arif Fakrulloh Jadi Pj Gubernur Sulsel
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas