INDONEWS.ID

  • Minggu, 13/02/2022 15:30 WIB
  • Penyebab Inflasi, Sultan Sarankan Masyarakat Kurangi konsumsi Minyak Goreng Sawit

  • Oleh :
    • Mancik
Penyebab Inflasi, Sultan Sarankan Masyarakat Kurangi konsumsi Minyak Goreng Sawit
Wakil ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD RI) Sultan B Najamudin.(Foto:Dok.DPD RI)

Jakarta, INDONEWS.ID - Wakil ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD RI) menyarankan masyarakat Indonesia mengurangi penggunaan minyak goreng sawit sebagai bahan pengolahan makanan.

Sultan mengingatkan, semakin langka dan mahalnya harga minyak goreng bersumber dari tanaman kelapa sawit di pasaran hingga menyebabkan inflasi.

Baca juga : Inflasi Selama Ramadan Diprediksi Naik, Sisi Positifnya Adalah Menggeliatnya Ekonomi Nasional

"Hal paling positif dari masalah kelangkaan minyak goreng adalah tentang pola konsumsi masyarakat yang menjadi lebih sehat. Artinya pengurangan konsumsi minyak goreng harian secara signifikan akan memberikan dampak kesehatan yang lebih baik", ungkap Sultan melalui keterangan resminya kepada media, Minggu, (13/02/2022).

Menurutnya, masyarakat perlu beradaptasi dengan pola makan sehat yang menggunakan minyak goreng secara lebih proposional. Sehingga permintaan dan penggunaannya bisa seimbang dengan stok yang tersedia menjadi kebijaksanaan yang patut dipahami masyarakat.

Baca juga : RR: Jokowi, SMI dan LBP Sebar Ketakutan Inflasi, Stagflasi dengan Menyalahkan Faktor Internasional

"Budaya konsumsi masyarakat kita yang cenderung menggunakan minyak secara berlebihan harus mulai diubah. Saya kira ini cara berhemat yang elegan untuk mengendalikan gejolak Inflasi. Dan tentu saja menyehatkan tubuh," kata mantan ketua HIPMI Bengkulu itu.

Konsumsi minyak goreng yang tinggi, menyebabkan pasar dalam negeri menjadi semakin prospek bagi industri minyak sawit.

Baca juga : Ekspor CPO Merosot, Sultan Dorong Pemerintah Pulihkan Diplomasi Dagang

Selain itu, Sultan mengklaim bahwa penghematan dalam penggunaan minyak sawit yang masif, sedikit banyak akan berdampak pada penurunan deforestasi akibat konversi hutan menjadi lahan sawit.

"Ini akan menjadi taktik yang efektif untuk melawan ekspansi bisnis sawit di Indonesia. Fenomena CPO yang mahal perlu juga dimaknai sebagai upaya untuk mengkonsumsi minyak goreng dari sumber selain sawit", tutupnya.

Diketahui, Harga minyak goreng tengah melonjak drastis. Dalam waktu relatif bersamaan, para produsen kompak menaikkan harga dengan dalih menyesuaikan dengan harga minyak sawit (CPO) di pasar global.

Selama kurun waktu empat bulan lebih, lonjakan harga minyak goreng di dalam negeri melesat tanpa kendali. Sejak dua bulan terakhir, minyak goreng juga berkontribusi besar terhadap inflasi.*

Artikel Terkait
Inflasi Selama Ramadan Diprediksi Naik, Sisi Positifnya Adalah Menggeliatnya Ekonomi Nasional
RR: Jokowi, SMI dan LBP Sebar Ketakutan Inflasi, Stagflasi dengan Menyalahkan Faktor Internasional
Ekspor CPO Merosot, Sultan Dorong Pemerintah Pulihkan Diplomasi Dagang
Artikel Terkini
Perkembangan Terbaru dan "Historic Milestoe" Aturan Kesehatan Internasional
Semangat Kebangkitan Nasional: Perjalanan Inspiratif Mila dari Serang, Banten
HUT Minahasa Tenggara ke 17, Pj Bupati Maybrat Saksikan Festival Benlak 2024 dan Makan Malam Bersama di Ranumboloy Water Park
PJ Bupati Maybrat Hadiri Pentas Seni Festival Benlak 2024 HUT Minahasa Tenggara ke 17
Saksikan Pekan Gawai Dayak Kalbar, Ratusan Warga Malaysia Serbu PLBN Aruk
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas