Bisnis

RR: Jokowi, SMI dan LBP Sebar Ketakutan Inflasi, Stagflasi dengan Menyalahkan Faktor Internasional

Oleh : very - Sabtu, 01/10/2022 10:52 WIB

Rizal Ramli adalah mantan Menteri Koordinator Perekonomian Indonesia (2000-2001) dan mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman (2015-2016). (Foto: ist)

Jakarta, INDONEWS.ID - Pelemahan rupiah terhadap dollar Amerika Serikat saat ini bukan sesuatu yang sulit diprediksi. Betapa tidak, Indonesia mempunyai ketergantungan utang luar negeri yang sangat besar. Karena itu, ekonomi dalam negeri sangat rentan terhadap gejolak tingkat suku bunga, apalagi fundamental ekonomi Indonesia masih sangat lemah.

Anehnya, tiba-tiba saja Presiden Joko Widodo, Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyebar ketakutan terhadap inflasi, stagflasi dengan menyalahkan faktor internasional.

“Kok tiba-tiba Jokowi, SMI dan LBP menyebar ketakutan inflasi, stagflasi dengan menyalahkan faktor-faktor internasional. Kok ndak jujur untuk menjelaskan bahwa risiko-risiko stagflasi itu karena kesalahan perkiraan dan kebijakan-kebijakan @jokowi,” ujar ekonom senior, Dr Rizal Ramli di Jakarta, Sabtu (1/10).

Kesalahan kebijakan dimaksud, ujar mantan Menko Perekonomian itu, antara lain adanya pembanguan infrastruktur yang jor-joran dan ugal-ugalan yang dilakukan pemerintahan Presiden Jokowi.

“Situ jor-joran bangun infrastruktur dengan utang ugal-ugalan, menaikkan harga BBM, listrik, pajak, BPJS dll. Puguh aja inflasi makanan tinggi, kok telmi ?,” katanya.

Pertanyaannya kemudian adalah apakah risiko inflasi pangan dan ancaman stagflasi tersebut bisa dihindari?

Menurut mantan Menko Kemaritiman itu, hal tersebut sangat bisa dihindari. Seperti pada awal masa pandemi Covid-19 lalu, mantan Kepala Bulog itu menyarankan pemerintahan Jokowi untuk melakukan realokasi anggaran strategis supaya hanya fokus pada penanganan covid, bisa meningkatkan daya beli masyarakat dan menggenjot produksi.

“Bisa banget Tong ! Pada awal covid, RR sarankan utk melakukan realokasi anggaran strategis supaya hanya fokus untuk penanganan covid, daya beli rakyat, dan genjot produksi pangan. RR juga sarankan kurangi utang supaya ekonomi RI tidak rentan terhadap kenaikan bunga international dengan cara kurangi pengeluaran APBN ugal-ugalan!,” katanya.

Namun, sayangnya, pemerintahan Presiden Jokowi tidak mendengarkan saran tersebut dan malah sibuk melakukan perbantahan.

“Dengan tidak mendengarkan saran-saran konstruktif RR tersebut, malah sibuk bantah-bantah ngeyrl, Tim @jokowi memperbesar resiko ekonomi Indonesia, ‘Self-Inflicting-Crises’, membuat ekonomi RI semakin rentan terhadap gejolak ekonomi dunia ! Lho kok hari ini rame-rame kompak sibuk salahkan faktor international? Kemana aja Tong?,” pungkas Bang RR – sapaan Rizal Ramli. ***

 

Artikel Terkait