Jakarta, INDONEWS.ID --- Fenomena pergerakan tanah mengancam 200 jiwa dari 62 KK warga Desa Nampar Macing, Kecamatan Sano Nggoang, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Berdasarkan laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Manggarai Barat, seperti dikutip Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB menyebutkan bahwa pihaknya memperoleh keterangan dari warga setempat bahwa ancaman pergerakan tanah telah ada sejak tahun 2016, 2018 dan 2021.
“Namun, pergerakan tanah pada Jumat (18/3) menjadi ancaman yang dinilai paling parah. Masyarakat mengkhawatirkan kondisi itu dapat berpotensi menjadi bencana,” ujarnya.
Berdasarkan laporan visual dari giat kaji cepat yang dilakukan tim BPBD Kabupaten Manggarai Barat, beberapa retakan tanah terpantau mulai dari halaman rumah hingga bagian dalam rumah warga. Beberapa titik retakan juga terlihat di bagian dinding rumah warga dan telah merusak tiang penyangga bagian teras rumah.
Di samping itu, tim kaji cepat BPBD Kabupaten Manggarai juga melaporkan adanya tanah gembur yang apabila ditekan atau diinjak terasa bergoyang.
Pemerintah Daerah Kabupaten Manggarai Barat melalui BPBD Kabupaten Manggarai Barat bersama instansi terkait sejauh ini telah mengimbau warga agar dapat mengantisipasi segala hal yang dapat terjadi terkait ancaman bencana dari fenomena pergerakan tanah.
“BPBD Kabupaten Manggarai juga telah mendata dan memberikan sosialisasi kepada warga agar kemudian bersedia direlokasi ke wilayah yang lebih aman dari potensi ancaman bencana,” ujar siaran pers tersebut.
Tim ahli geologi atau instansi terkait lainnya sangat dibutuhkan untuk memastikan kondisi dan risiko dari ancaman atas fenomena pergerakan tanah yang terjadi. Sehingga langkah-langkah pencegahan dan mitigasi bencana dapat segera dilakukan. ***