INDONEWS.ID

  • Selasa, 29/03/2022 14:30 WIB
  • Sambut Ramadhan, Pemerintah Pastikan Ketersediaan Sembilan Bahan Pokok Aman

  • Oleh :
    • Rikard Djegadut
Sambut Ramadhan, Pemerintah Pastikan Ketersediaan Sembilan Bahan Pokok Aman
Minyak Goreng

Jakarta, INDONEWS.ID - Pemerintah memastikan ketersediaan sembilan bahan pokok (sembako) aman jelang Ramadhan hingga Idul Fitri tahun ini. Salah satunya adalah beras.

Hal ini ditegaskan Kepala Pusat Ketersediaan Pangan dan Kerawanan Pangan Badan Ketahanan Pangan Andriko Noto Susanto dalam diskusi daring yang digelar Forum Merdeka Barat bertema "“Persiapan Ibadah dan Pangan Jelang Ramadan" Senin (28/3/22).

Baca juga : Mendagri Tegaskan Musrenbangnas sebagai Wadah Sinkronisasi Perencanaan Pembangunan Pemerintah Pusat dan Daerah

"Untuk beras masih surplus 8,7 juta ton hingga Mei 2022. Adapun jagung surplus 3,2 juta ton. Sementara, kedelai surplus 142.300 ton karena ditopang impor," kata Andriko.

Sementera untuk harga, jelasnya, beras stabil di posisi Rp10.940 per kilo gram. Kemudian jagung di tingkat produsen Rp4.756, dimana ini dinilai masih relatif tinggi.

Baca juga : Kemendagri Dorong Konsistensi Penerapan Standar Pelayanan Minimal di Lingkungan Pemerintah Daerah

""Dari sisi harga kita juga monitor terus. Untuk beras stabil di posisi Rp10.940. Untuk jagung di tingkat produsen, ada Rp 4.756 tapi ini dengan kadar air masih relatif tinggi," ujar Andriko.

Sementara harga kedelai di pasaran, kata Andriko, menunjukan tren kenaikan. Oleh karena itu, pemerintah melakukan impor kedelai agar stok melimpah dan harganya bisa turun.

Baca juga : Kawal Pemerintahan Baru, Tokoh Lintas Agama: Jika Ada Kurang-kurangnya Kita Perbaiki

"Kemudian kedelai di harga Rp 13.292 itu sebenarnya agak tinggi. Biasanya rata-rata sekitar Rp 10.000 makanya kita harapkan kedelai stok impor itu bisa dikeluarkan sesuai dengan waktu yang dibutuhkan. Yang lain-lain semua terpantau aman. Jadi kebutuhannya mencukupi, harganya juga relatif aman," katanya.

Sementara untuk minyak goreng, lanjut Andriko, hingga Mei tahun ini terpantau masih surplus yakni sekitar 663.493 liter. Ia menambahkan, pihaknya juga mencatat realisasi produksi dalam negeri.

"Minyak goreng juga posisinya sampai Mei kita perkirakan masih surplus sekitar 663.493 liter. Jadi catatan pentingnya di situ bahwa kita juga mencatat realisasi produksi dalam negeri sampai akhir Februari terpantau sesuai rencana, harapannya Maret-Mei sesuai rencana," ungkapnya.

Andriko juga mengatakan bawang merah masih surplus 92.000 ton dan bawang putih surplus 104.966 ton. Diharapkan impor 145.000 ton bawang putih pada Maret-Mei bisa terealisasi dengan baik.

Selanjutnya ada cabai besar surplus 27.900 ton, cabai rawit surplus 40.383 ton, dan daging sapi surplus 33.153 ton. Khusus daging sapi, ia berharap impor 95.100 ton dapat terealisasi.

Sedangkan daging ayam ras surplus 357.700, telur ayam ras surplus 98.500, dan gula konsumsi juga surplus 544.250 ton. Andriko menyebutkan pada Maret-Mei 2022 bakal masuk 772.912 ton gula konsumsi impor.

Di awal pemaparannya, Andriko menjelaskan terkait keberadaan dan fungsi Badan Pangan Nasional atau yang singkat Bapanas.

"Dengan terbitnya Pepres Nomor 66 Tahun 2021 tentang Badan Pangan Nasional per tanggal 29 Juni 2021, maka Badan Pangan Nasional sudah diundangkan," kata Andriko memulai pemaparannya.

Andriko menjelaskan, sesuai tugas dan fungsinya, Bapanas mengurusi urusan pangan dan bertanggung jawab kepada presiden.

"Badan Pangan Nasional mengurusi sembilan bahan pokok antara lain beras, jagung, kedelai, gula konsumsi, bawang, telur unggas, daging ruminansia, daging unggas, dan cabai," urainya.

Selain itu, pihaknya juga melakukan monitoring terhadap kondisi ketersedian pasokan dan harga sembilan bahan pokok itu di berbagai wilayah di Indonesia.

"Kemudian kita melakukan monitoring secara tetap terkait sembilan bahan pokok ini dan kita memastikan setiap bulannya aman atau tidak aman. Kalau misalnya tidak aman, permasalahaannya di mana?" jelasnya.

Adriko menambahkan, Bapanas juga intens bekerja sama dengan Dinas Ketahanan Pangan provinisi dan kabupaten di 34 provinsi dan 514 kabupaten dan kota. Tujuannya untuk memonitor dan memastikan stabilisasi pasokan dan harga kesembilan bahan pokok tersebut.

"Jadi itu semua kita monitor, termasuk juga Dinas Ketahanan Pangan Provinisi dan kabupaten dari 34 provinsi dan 514 kabupaten dan kota. Kita berkerjasama untuk melakukan monitoring di setiap wilayah dengan stabilisasi dan pasokan harga itu," bebernya.*

Artikel Terkait
Mendagri Tegaskan Musrenbangnas sebagai Wadah Sinkronisasi Perencanaan Pembangunan Pemerintah Pusat dan Daerah
Kemendagri Dorong Konsistensi Penerapan Standar Pelayanan Minimal di Lingkungan Pemerintah Daerah
Kawal Pemerintahan Baru, Tokoh Lintas Agama: Jika Ada Kurang-kurangnya Kita Perbaiki
Artikel Terkini
Mandiri Utama Finance Gelar MUF Auto Fest 2024 Fasilitasi Masyarakat Indonesia Miliki Kendaraan Impian
Basarnas Lakukan Penandatangan Loca dengan Pusat Informasi Aeronautika Perum LPPNPI
Tips Memilih Jasa Penagihan Hutang yang Terbaik
Kabupaten Maybrat Salurkan Bantuan ke Pos Satgas Operasional Aman Nusa1 di Kampung Aisa
Pemberdayaan Perempuan Melakukan Deteksi Dini Kanker Payudara Melalui Pelatihan "Metode Sadari Dan Pembuatan Teh Herbal Antioksidan"
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas