INDONEWS.ID

  • Senin, 04/04/2022 11:15 WIB
  • DPR Desak Pemerintah Segera Cari Solusi Atasi Kenaikan Bahan Pangan saat Ramadan

  • Oleh :
    • Rikard Djegadut
DPR Desak Pemerintah Segera Cari Solusi Atasi Kenaikan Bahan Pangan saat Ramadan
Ilustrasi (Foto: Ist)

Jakarta, INDONEWS.ID - Anggota Komisi IV DPR RI Andi Akmal Pasluddin meminta pemerintah mencari solusi untuk mengatasi kenaikan harga pangan.

Menurutnya, kenaikan harga komoditas strategis seperti pangan dan energi ini telah berdampak luas pada rakyat Indonesia terutama terhadap masyarakat kelas menengah ke bawah.

Baca juga : BNPP Terima Audiensi DPRD Kabupaten Sambas Terkait Pembentukan BPPD

"Ada sekitar 115 juta kelas menengah dan masih ada ratusan juta rakyat menengah ke bawah yang terguncang dengan persoalan kenaikan harga ini," tutur Akmal dalam keterangannya.

Akmal mencontohkan sejumlah harga pangan masih bertahan di harga tinggi. Mulai dari minyak goreng hingga cabai rawit merah. Di sisi lain, kata dia, pajak pertambahan nilai (PPN) 11 persen dan kenaikan harga Pertamax serta solar nonsubsidi pun terjadi.

Baca juga : Siapkan Penyusunan Peraturan Pembangunan Ekonomi Jangka Panjang, Delegasi Baleg DPR RI Berdiskusi dengan Pemerintah Kenya

Lebih lanjut, Akmal mempertanyakan persoalan minyak goreng yang merupakan janji pemerintah untuk menyediakan subsidi dengan harga Rp14.000. Minyak goreng curah masih terpantau dengan harga Rp19.875 per kilogram, sedangkan minyak goreng kemasan premium melimpah di pasar dengan harga hingga Rp50.000 per dua liter.

Ia mengungkapkan solar subsidi juga terjadi kelangkaan, padahal bahan bakar minyak (BBM) itu menjadi andalan transportasi logistik untuk distribusi pangan dari sentra produksi ke konsumen.

Baca juga : Menteri PANRB Bawa RPP ke DPR, Bahas Penataan Non-ASN hingga Insentif ASN di Daerah 3T

"Ada kondisi, rakyat tidak punya pilihan dalam membeli produk pangan berupa minyak goreng ini. Di sisi lain, ada janji minyak goreng dengan harga ketetapan pemerintah tetapi barangnya tidak ada," ucap politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tersebut.

Dia menyarankan bahwa semua komoditas strategis seperti pangan dan energi seharusnya pemerintah yang menjadi "price leader".

"Kondisi minyak goreng di mana swasta berkuasa penuh terhadap harga, pemerintah yang memiliki kekuasaan tidak mampu mengendalikan pasar yang dikuasai swasta," ujar Akmal.

Menurut dia, seharusnya pemerintah mampu mengendalikan minyak goreng subsidi mulai dari harga hingga ketersediaannya, termasuk distribusinya.*

Artikel Terkait
BNPP Terima Audiensi DPRD Kabupaten Sambas Terkait Pembentukan BPPD
Siapkan Penyusunan Peraturan Pembangunan Ekonomi Jangka Panjang, Delegasi Baleg DPR RI Berdiskusi dengan Pemerintah Kenya
Menteri PANRB Bawa RPP ke DPR, Bahas Penataan Non-ASN hingga Insentif ASN di Daerah 3T
Artikel Terkini
Evaluasi Penanganan Pengungsi di Maybrat Menunjukkan Kemajuan Signifikan
Kebun Rimsa PTPN IV Regional 4 Bantu Sembako Dua Panti Asuhan
Santri dan Santriwati Harus Mengisi Ruang Dakwah dengan Nilai yang Penuh Toleransi
Tak Terdaftar di OJK, Perusahaan Investasi asal Hongkong Himpun Dana Masyarakat
Dewan Pakar BPIP Dr. Djumala: Pancasila Kukuhkan Islam Moderat, Toleran dan Hargai Keberagaman Sebagai Aset Diplomasi
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas