INDONEWS.ID

  • Jum'at, 22/04/2022 12:16 WIB
  • Komnas Disabilitas dan Keuskupan Malang Diskusikan HAM dan Edukasi Masyarakat Inklusi

  • Oleh :
    • Mancik
Komnas Disabilitas dan Keuskupan Malang Diskusikan HAM dan Edukasi Masyarakat Inklusi
Pertemuan Komisi Nasional Disabilitas bersama dengan Uskup Keuskupan Malang Mgr. Henricus Pidyarto Gunawan, O.Carm terkait hak-hak penyandang disabilitas yang membutuhkan peran serta Gereja Katolik.(Foto:Ist)

Malang, INDONEWS.ID - Komisi Nasional Disabilitas menggelar pertemuan bersama dengan Uskup Keuskupan Malang Mgr. Henricus Pidyarto Gunawan, O.Carm terkait hak-hak penyandang disabilitas yang membutuhkan peran serta Gereja Katolik. Kamis, (21/04/2022)

Dalam pertemuan ini, Ketua Komnas Disabilitas Dante Rigmalia mengatakan, tugas dan tanggung jawab bersama setiap Individu maupun kelompok masyarakat untuk senantiasa menghormati dan memenuhi hak para penyandang disabilitas termasuk organisasi keagamaan yakni Gereja Katolik.

Baca juga : Waspadai Pihak-Pihak yang Benturkan Konsep Negara Pancasila dengan Agama

Hal ini yang mendorong Komnas Disabilitas untuk terus berkolaborasi dengan institusi agama untuk melakukan edukasi kepada para umat dalam pemenuhan hak-hak penyandang disabilitas.

"Gereja menjadi titik sentral dalam mengkampanyekan hak penyandang disabilitas. Hal ini, dikarenakan umat beragama, sebagai warga negara harus turit memberikan edukasi tentang penyandang disabilitas dan menghapus stigma yang telah melekat di masyarakat sehingga penyandang disabilitas tidak dapat berpartisipasi dan bersosialisasi di lingkungan sosialnya." ungkap Dante

Baca juga : Jamin Keselamatan Warga Sipil, Komnas HAM Dorong Pendekatan Terukur di Papua

Dante Rigmalia turut menjelaskan tentang tugas dan fungsi Komnas Disabilitas dengan bidang dan Pokja serta program strategis yang menjadi prioritas dalam menjalankan tugas dan fungsinya.

Dikatakan Dante, upaya untuk berkolaborasi dengan Gereja Katolik untuk mengedukasi masyarakat dinilai sangat strategis hal ini karena struktur Gereja dari pusat ke daerah sangat kokoh.

Baca juga : Media Massa Harus Bisa Bersinergi Bangun Deteksi Dini dan Daya Tangkal Terhadap Ideologi Terorisme

"Maka kami  untuk bisa membangun pemahaman bersama tentang penghormatan, pelindungan dan pemenuhan hak penyandang disabilitas. Hal yang melekat adalah soal stigma sehingga keluarga secara ekslusif untuk tidak menyampaikan terkait dengan kondisi anaknya." ujarnya.

Dirinya berharap, sedikit demi sedikit stigma bisa dihilangkan dengan ruang kerjasama yang dibangun serta aksesibilitas di ruang keagamaan bagi penyandang disabilitas dan kampanye bersama untuk menghormati hak-hak  penyandang disabilitas.

Harapan yang sama juga di sampaikan Kikin Tarigan Komisioner Komnas Disabilitas agar institusi gereja dalam hal ini para hierarki menyampaikan di umat tingkat bawah untuk bersama-sama menghilangkan stigma sehingga rantai stigma bisa terputus.

"Melihat pratek baik yang dilakukan oleh pihak gereja terhadap penyandang disabilitas merupakan bentuk penghormatan terhadap sesama manusia akan haknya terkusus penyandang disabilitas." ungkap Kikin.

Selain itu, kata Kikin, penting juga bagi hierarki untuk memberikan edukasi bagi pasangan muda sebelum memasuki pernikahan (KPP) perlu adanya pembinaan dan edukasi serta pemahaman akan penyandang disabilitas.

"Sehingga kami mendorong pasangan yang menjalani pernikahan secara Katolik perlu diberi pembinaan dan penguatan dalam kursus persiapan pernikahan (KPP) bagi mereka untuk memahami hak-hak penyandang disabilitas," pinta Kikin.

Sementara, Uskup Malang Mgr. Henricus Pidyarto Gunawan mengapresiasi atas kunjungan dari Komnas Disabilitas yang sudah berkunjung dan bersilahturahmi di Keuskupan Malang.

Mgr. Henricus menegaskan, Gereja Katolik menjadi bagian dari warga masayarakat sangat menghormati dan menghargai hak semua orang dan tidak bisa diragukan.

"Gereja Katolik memberikan kesempatan kepada penyandang disabilitas untuk berkembang." katanya.

Demikian juga soal stigma, lanjutnya, harus menjadi perhatian bersama untuk menghilangkan stigma di kalangan warga masyarakat.

Mgr Henricus kembali menegaskan, Gereja Katolik berkomitmen dan sangat terbuka dalam mengkampanyakan terkait dengan pemenuhan hak penyandang disabilitas.

"Dalam prakteknya, Gereja Katolik sudah sangat memperhatikan aksesibilitas bagi penyandnag disabilitas secara sarana dan prasarana di keuskupan dan sangat terbuka bagi penyandnag disabilitas untuk berpartisipasi dalam melaksanakan ibadah." ujar Mgr Henricus.*

Artikel Terkait
Waspadai Pihak-Pihak yang Benturkan Konsep Negara Pancasila dengan Agama
Jamin Keselamatan Warga Sipil, Komnas HAM Dorong Pendekatan Terukur di Papua
Media Massa Harus Bisa Bersinergi Bangun Deteksi Dini dan Daya Tangkal Terhadap Ideologi Terorisme
Artikel Terkini
Sudah Dibatalkan MK, Partai Buruh Akan Gugat Aturan Pencalonan Pilkada
Update Banjir Bandang di Agam, Korban Meninggal 19 Orang
KNKT Minta Semua Pihak Buat Rencana Perjalanan Wisata yang Baik dan Bijak
Akibat Banjir Bandang Di Tanah Datar, 8 warga Tewas dan 12 Orang Masih dinyatakan hilang
Pj Gubernur Agus Fatoni Lepas Keberangkatan 445 Jemaah Calon Haji Kloter Pertama Embarkasi Palembang
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas