INDONEWS.ID

  • Kamis, 26/05/2022 15:15 WIB
  • Dinilai Penting, Indonesia Prioritaskan Isu Perlindungan Data dan Keamanan Siber Dibahas di WEF

  • Oleh :
    • Rikard Djegadut
Dinilai Penting, Indonesia Prioritaskan Isu Perlindungan Data dan Keamanan Siber Dibahas di WEF

Jakarta, INDONEWS.ID - Delegasi Indonesia membahas perkembangan teknologi dan kaitannya dengan perlindungan data dan keamanan siber dalam World Economic Forum yang berlangsung di Davos, Swiss. Isu perlindungan data juga menjadi salah satu prioritas dari Digital Economy Working Group, forum yang merupakan bagian dari Presidensi G20 Indonesia.

Perlindungan data termasuk ke dalam pembahasan isu arus data lintas batas negara. Pada isu tersebut, di DEWG, turut dibahas tata kelola dan manajemen untuk mengatasi kejahatan siber.

Baca juga : Lebaran Ketupat Manifestasi Kerukunan Masyarakat Indonesia

"Perlindungan data ini kan sangat luas, tidak hanya data pribadi. Ada data geospasial atau data-data strategis, jadi tata kelola data yang memadai," kata Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate, di Swiss dilansir Antara, Kamis (26/5).

Menurut menteri, persoalan keamanan siber di Indonesia sangat luas. Apalagi, belakangan ini mencuat isu soal teknologi finansial ilegal, kebocoran data dan hoaks.

Baca juga : Depresi pada PPDS Indonesia dan Negara Lain, Bagaimana Cara Menanganinya?

"(Maka diperlukan) keamanan siber, khususnya teknologi keamanan siber untuk menjaga ruang digital kita agar tetap bersih," kata Johnny.

Kementerian Kominfo, selaku pengampu Digital Economy Working Group G20 mendorong pembahasan tiga isu prioritas, yaitu konektivitas dan pemulihan pascapandemi COVID-19; kecakapan dan literasi digital; dan arus data lintas batas negara.

Baca juga : PMI dan OFW, Serta Usul "Pahlawan Migran Indonesia", Mungkinkah?

Selain tata kelola dan manajamen data untuk mengatasi masalah keamanan siber, Johnny mengatakan Indonesia harus memiliki sumber daya manusia (talenta) digital yang memadai supaya bisa menangani ekosistem teknologi secara lebih cepat.

"Teknologi dan talenta digital ini perlu kita adopsi untuk memastikan agar ruang digital kita bersih dan bisa bermanfaat bagi pengembangan sektor hilir dari digitalisasi Indonesia," kata Johnny.

Oleh karena itu, Kominfo akan terus meningkatkan kolaborasi dengan berbagai mitra perusahaan teknologi global. Salah satunya dengan perusahaan Cisco, yang disebut Menteri Johnny memiliki pilihan teknologi yang canggih.

"Cisco tentu mempunyai teknologinya dan bersama-sama kita akan merumuskan pilihan teknologi yang paling tepat, jangan sampai nanti ruang digital kita itu kotor. Pilihan teknologi dan komitmen dunia usaha yang seperti ini perlu kita sambut dengan baik dalam rangka kolaborasi, sehingga bisa menghasilkan pilihan teknologi yang tepat untuk Indonesia," kata Johnny.

Selama Kongres WEF di Davos, Swiss, Menkominfo Johnny didampingi Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Usman Kansong, dan Direktur Utama Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Anang Latif.*

 

Artikel Terkait
Lebaran Ketupat Manifestasi Kerukunan Masyarakat Indonesia
Depresi pada PPDS Indonesia dan Negara Lain, Bagaimana Cara Menanganinya?
PMI dan OFW, Serta Usul "Pahlawan Migran Indonesia", Mungkinkah?
Artikel Terkini
Kerja Sama Indonesia-Singapura Terus Berlanjut, Menko Airlangga Bahas Isu-Isu Strategis dengan Menteri Luar Negeri Singapura
Serius Maju Pilgub NTT 2024, Ardy Mbalembout Resmi Mendaftar di DPD Demokrat
Sekjen Kemendagri Dorong Pemprov DKI Jakarta Optimalkan Pengelolaan Urbanisasi
Peringati Hari Kartini, Ketua DWP Kemendagri Bicara Soal Pemimpin Wanita Masa Kini
Pj Bupati Maybrat Jajaki Kerjasama dengan Asdep Pengembangan Logistik Nasional
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas