INDONEWS.ID

  • Rabu, 15/06/2022 16:25 WIB
  • Pionir Tunggal PKS di Lahan Gambut, PT MAJI Genjot Cuan Dengan Perahu Kanal

  • Oleh :
    • Rikard Djegadut
Pionir Tunggal PKS di Lahan Gambut, PT MAJI Genjot Cuan Dengan Perahu Kanal

Jambi, INDONEWS.ID - Menjadi pionir tunggal Perkebunan Kelapa Sawit (PKS) di lingkup PTPN VI, PT Mendahara Agro Jaya Industri (MAJI) siasati angkutan perahu kanal genjot keuntungan alias cuan perusahaan.

Resmi diakuisisi oleh PTPN VI sejak tahun 2012 silam, PT MAJI berada di lahan gambut seluas 3.231,95 Ha. Terhitung pada tanggal 08 Juni 2022 lalu, bergabung dengan PTPN VI sebagai Unit Usaha Lagan, memiliki 230 orang karyawan.

Baca juga : Kelola Air di Lahan Gambut, Cara PTPN VI Meraih Cuan di Unit Usaha Lagan

Melalui itu, 99% saham Unit Usaha Lagan berada dalam kepemilikan PTPN VI. PT ini berlokasi di Desa Lagan Tengah, Kecamatan Geragai, Kabupaten Tanjung Jabung Timur.

Hal ini terungkap saat kegiatan hari kedua Media Gathering PTPN VI Selasa (14/6/2022), mengangkat tema `PT Mendahara Agro Jaya Industri dalam Bingkai Core Values AKHLAK`.

Baca juga : Kolaborasi Masyarakat dan Pemuka Agama dalam Pencegahan Kebakaran Lahan Gambut

"Berupa merger, guna efektifitas kerja dan manajemen," ungkap Achmedy Akbar, Sekretaris Perusahaan PTPN VI saat pemaparan materi.

Optimalkan Laba Dengan Angkutan Perahu, Bagaimana Bisa?

Baca juga : Sagu Menjadi Solusi Ekonomi Produktif Ramah Ekosistem Gambut

Meski dalam situasi dampak global ekonomi Covid-19, dari tahun 2020 hingga 2021 silam, unit usaha tersebut berhasil genjot angka produksi sebesar 6,89 %.

Benar saja, pada tahun 2020 Unit Usaha Lagan berhasil mencapai angka produksi sebesar 20.668 Ton. Sedangkan pada tahun 2022, terjadi kenaikan sebesar 184,57 Ton, menjadi 22.092 Ton produksi TBS Sawit. Lantas, apa yang menjadi rahasia keberhasilan tersebut?

Nazarsyah Hutagalung, Manager PT MAJI menuturkan, capaian tersebut terjadi oleh karena beberapa faktor. Diantaranya, manajamen tenaga kerja, pemilihan bibit & pupuk, hingga tata kelola kadar air di areal gambut.

"Standar KLHK 0,7 kadar air, tetapi kita sengaja di angka 0,4 ini untuk menjaga kualitas tanaman. Jadi, tidak rentan dengan kebusukan akar," beber Galung, sapaan akrabnya.

Alih-alih memiliki kesulitan beroperasi di lahan gambut, pihaknya malah menyiasasinya sebagai peluang penambah keuntungan, alias `cuan`. Saat proses panen, PT MAJI memanfaatkan perahu kanal non BBM mengangkut TBS Sawit. Perahu kanal dinilai efisiensi biaya serta ramah lingkungan.

"Kapasitas langsir perahu, bisa mengangkut 2,5 ton TBS. Kami melihat ini terjadi efisiensi biaya operasional, berbeda dengan jalur darat. Tentu, jalur darat lebih memakan biaya tinggi, misal BBM nya saja sudah berapa," jelasnya.

Tak main-main, terhitung 4 bulan berjalannya RKAP (Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan) 2022, pada April lalu pihaknya telah mampu meraup keuntungan sebesar 838 juta rupiah.

Corporate Social Responsibillity

Sebagai perusahaan BUMN yang menjunjung tinggi core values AKHLAK (Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif), pihaknya terus mengedepankan prinsip Good Corporate.

Tak ayal, kehadiran PT MAJI membawa dampak positif melalui program Corporate Social Responsibillity (CSR). Adapun program CSR, meliputi sektor infrastruktur, sosial, hingga keagamaan.

"Contohnya, bantuan bencana kebakaran di desa Kampung Lama, bantuan beras 2 ton di desa Sungai Tawar. Lalu, sound sisten Masjid Haqulyaken, bantuan beras pada masyarakat pra sejahtera. Kemudian, material perbaikan jalan di Blok A," bilangnya.

"Pemkab pernah meminta, kita hadir sebagai percontohan TBS tanah gambut di Kabupaten Tanjung Jabung Timur." timpalnya.

Areal Konservasi

Di samping itu, guna memastikan kelestarian flora dan fauna, perusahaan ini juga memiliki areal konservasi (ISPO) seluas 9 Ha. Seperti pantauan di lapangan, terdapat tanaman hutan, selaras dengan lintasan kanal perusahaan.

Uniknya, areal konservasi tersebut merupakan tempat hidup fauna langka, yakni spesies Kera Putih dan Bangau. Selain itu, areal konservasi juga berfungsi melepasliarkan hewan melata, yang kerap memasuki pemukiman warga dan karyawan.

"Masih ada sejenis Kera Putih dan burung Bangau. Tantangan kita disini, hewan melata atau ular kerap masuk ke pemukiman. Jadi, kita tangkap dan dilepaskan diareal konservasi." sambungnya. (Rpa/Erwin Majam)

Artikel Terkait
Kelola Air di Lahan Gambut, Cara PTPN VI Meraih Cuan di Unit Usaha Lagan
Kolaborasi Masyarakat dan Pemuka Agama dalam Pencegahan Kebakaran Lahan Gambut
Sagu Menjadi Solusi Ekonomi Produktif Ramah Ekosistem Gambut
Artikel Terkini
Warung NKRI Digital, Cara BNPT Kolaborasikan Pencegahan Radikalisme dan Terorisme di Era Digitalisasi
Bahas Revitalisasi Data, Pj Bupati Maybrat Rapat Bersama tim Badan Pusat Statistik Setempat
Mendagri Atensi Keamanan Data Pemilih pada Penyelenggaraan Pilkada Serentak 2024
Kemendagri Serahkan DP4 kepada KPU sebagai Bahan Penyusunan DPT Pilkada Serentak 2024
Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Perkuat Komitmen Konstitusional Berpartisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas