Nasional

Kelola Air di Lahan Gambut, Cara PTPN VI Meraih Cuan di Unit Usaha Lagan

Oleh : Rikard Djegadut - Rabu, 15/06/2022 16:18 WIB

Media Gathering PTPN VI hari kedua, Selasa (14/6/2022) puluhan wartawan turun ke PT MAJI

Jambi, INDONEWS.ID - Media Gathering PTPN VI hari kedua, Selasa (14/6/2022) puluhan wartawan turun ke PT MAJI. Kelola air di lahan gambut, cara PTPN VI meraih cuan di Unit Usaha Lagan.

Sebelumnya sebagai informasi, PTPN VI mengakuisisi PT Mendahara Agrojaya Industry (MAJI) pada Oktober 2012 lalu dengan 99 persen saham dan 1 persen Kopkar PTPN.

PTPN VI juga mengakuisisi PT Bukit Kausar di Tanjabbar pada tahun 2000 lalu.

Setelah mengakuisisi PT MAJI atau juga PT MAI berganti menjadi Unit Usaha Lagan terhitung 8 Juni 2022, Holding Perkebunan optimis menambah profit.

Hal ini terungkap dalam penyampaian Sekretaris Perusahaan (Sekper) PTPN VI, Achmedy Akbar saat membuka Gathering Media hari kedua.

Mengangkat Tema BUMN Core Values atau Nilai Utama AKHLAK (Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif) Gathering Media diikuti 40 wartawan berbagai media.

Dalam pemaparan pada media, terungkap luasan kebun Unit Usaha Lagan sebesar 3.231,95 Ha. Dari luas lahan itu, sebesar 3.100 merupakan lahan produktif dan sisanya 109, 12 Ha merupakan lahan kanal dan jalan serta fasilitas Unit.

Untuk fungsi jalan dan kanal, merupakan hal yang menarik dalam Gathering Media yang kemudian menjadi bahasan serius dengan jurnalis.

Pasalnya, luasan lahan untuk jalan ini ternyata sangat bermanfaat bagi masyarakat. Dengan kesepakatan dan ketentuan, pengunaan jalan ini mempersingkat waktu perjalanan warga.

"Yang tadinya 2 jam, melewati jalan ini hanya membutuhkan waktu 30 menit," kata Manajer Operasional Unit Usaha Lagan, Najarsyah Hutagalung pada wartawan media ini.

Selain bermanfaatnya jalan tadi, masih ada hal menarik yang juga menjadi bahasan para wartawan yakni lahan konservasi.

Ternyata, perkebunan yang berada di Desa Lagan Tengah, Kecamatan Geragai, Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Tanjabtim) itu memiliki lahan konservasi sekitar 9 hektar.

Memiliki tanaman awal, lahan konservasi PTPN VI ini satu-satunya lahan perkebunan sawit HGU yang ada di Jambi. Lahan ini, berada di tengah hamparan sawit Unit Usaha Lagan dan dikelilingi kanal setiap 40-50 hektar.

Awak media dan jajaran petinggi PTPN VI turun langsung melihat lahan konservasi dan kanal-kanal perkebunan.

Kanal-kanal yang terjadwal 6 bulan sekali cuci parit atau pendalaman di areal perkebunan ini juga hal yang menarik untuk menjadi bahasan.

Pertama, kanal-kanal ini dikelola untuk perahu yang beroperasi untuk pemupukan hingga panen sawit yang terungkap memiliki tahun tanam berjenjang.

Sebagai informasi, tahun tanam sawit di sini dari tahun 2010, 2012, 2013 hingga seterusnya.

Pengunaan perahu ini menghemat biaya produksi perusahaan seperti BBM. Setidaknya, biaya operasional kendaraan dan jalan bisa terpangkas mengingat wilayah ini wilayah gambut yang sulit untuk pembangunan jalan.

"Jadi sekarang ini, tetap akan fokus ke 60 persen, 70 persen di transportasi perahu," bilang Najarsyah pada pemaparan.

Kedua, manajemen pengelolaan kanal ini berpengaruh pada produksi sawit. Baik pada musim kemarau maupun saat banjir. Mengunci kanal dengan level-level air, berdampak pada produktivitas sawit sekaligus terkait pengelolaan karhutla.

Assisten Kepala (Askep) Unit Usaha Lagan, Eraskayanto memaparkan desain blok kanal berjarak. Pengelolaan kanal bahkan memiliki petugas dan menara pantau.

Kemudian, 3 kanal berdimensi besar dan kedalaman hingga 6-8 meter menjadi persiapan antisipasi Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla)

Dengan disiplin menyetok air dan patroli, perusahaan mengklaim tidak ada karhutla dan belum ada titik hotspot.

Berdirinya 3 menara pantau, petugas patroli hingga petugas atau tim damkar memungkinkan hal itu. Meski begitu, koordinasi dengan BMKG tak luput dari manajemen.

Pengelolaan air dan kanal dengan manajemen baik itu, membuat Najarsyah Hutabarat optimis bisa bersaing dengan perusahaan lain dan mencapai target produktivitas.

Ia memaparkan capaian produktivitas pada 2019 lalu yakni 20.709 ton, 2020 tercatat 20.668 ton.

Kemudian pada 2021 capaian produksi 22.092 ton atau meningkat 6,89 persen dari 2020.

Capaian cuan anak perusahaan PTPN VI, PT Mendahara Agrojaya Industry juga mengalami peningkatan.

"Pada Mei tahun 2021, tercatat Rp 8,88 Milyar sementara periode yang sama di tahun 2022 tercatat 9,31 Milyar atau meningkat 4,79 persen," ungkap Najarsyah.

Strategi di Lahan Gambut

Mengkomandoi Unit Usaha Lagan, Najarsyah menjawab pertanyaan awak media soal strateginya ke depan. Selain kepercayaan perbankan setelah diakusisi BUMN, Unit Usaha Lagan juga akan fokus ke tata kelola air.

"Intensifikasi pengelolaan lebih maksimal, lalu tata kelola air. Kemudian pertumbuhan tanaman, kebugaran tanaman yang bisa menambah produktivitas," katanya.

Nazar yang bertugas sejak Januari 2021 lalu bilang, tata kelola air ini berpengaruh 40-50 persen untuk mencapai target 12 ton/hektar bisa tercapai. Saat ini, capaian panen berkisar 7 ton/hektar.

Sementara laporan keuangan, Unit Usaha Lagan memiliki aset Rp 359,30 Milyar hingga April 2022. Mengalami peningkatan 1,27 persen terhadap realisasi 31 Desember 2021 sebesar Rp 354,79 M.

Sedangkan net profit perusahaan dengan 230 tenaga kerja itu sebesar Rp 838 juta hingga April 2022 dengan asumsi sudah menjadi Unit Usaha.

Tak hanya profit, PT MAI juga telah menyalurkan Corporate Social Responsibility (CSR) dari material perbaikan jalan, bencana hingga keagamaan.

Pada 2021, alokasi CSR tercatat untuk bantuan bencana kebakaran di Desa Kampung Lama. Kemudian bantuan beras sebanyak 2 ton di Desa Sungai Tawar dan 10 Kg/KK pada 100 KK Pra Sejahtera.

Masih ada lagi bantuan Sound System Masjid Haqulyaqen Sungai Tawar dan alat bangunan untuk Masjid Al Mutaqin di Desa Lagan Tengah.*(Erwin Majam).

Artikel Terkait