INDONEWS.ID

  • Jum'at, 24/06/2022 12:25 WIB
  • BNPT: Radikalisme Paham yang Menjiwai Semua Aksi Terorisme

  • Oleh :
    • very
BNPT: Radikalisme Paham yang Menjiwai Semua Aksi Terorisme
Direktur Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Brigjen (Pol). R. Ahmad Nurwakhid, S.E., M.M, saat menjadi pembicara seminar nasional Gebyar Keputeraan Universitas Pembangunan Panca Budi, Medan, Kamis (23/6/2033). (Foto: Ist)

Jakarta, INDONEWS.ID - Radikalisme adalah paham yang menjiwai semua aksi terorisme. Mereka selalu mendoktrin, dan membenturkan agama dan budaya, agama dan sosial, agama dan Pancasila.

“Misalnya, saat melakukan doktrin mereka akan menanyakan membela ideologi agama atau ideologi Islam. Membela Islam atau NKRI. Pancasila atau Alquran,” ujar  Direktur Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Brigjen (Pol). R. Ahmad Nurwakhid, S.E., M.M, saat menjadi pembicara seminar nasional Gebyar Keputeraan Universitas Pembangunan Panca Budi, Medan, Kamis (23/6/2033).

Baca juga : Terima Barang Milik Negara dengan Direktorat Jenderal Perumahan Kemen PUPR

Menurut Nurwakhid,  terorisme dijiwai oleh paham radikalisme akarnya adalah ideologi. Dan ideologi itu dipahami oleh manusia.

“Setiap manusia punya potensi baik dan jahat. Ada potensi moderat dan radikal. Keduanya akan muncul dengan adanya faktor korelatif yakni agama, politik, dan sebagainya. Faktor ekonomi bukan akar melainkan pemicu. Faktor ekstremisme dan radikalisme menjadi faktor pemicu adanya suatu permasalahan. Melawan ideologi Pancasila,” paparnya seperti dikutip dari siarna pers Pusat Media Damai (PMD) BNPT.

Baca juga : Wakil Ketua MPR, Ahmad Basarah Kecam Pelarangan Ibadah di Tangerang

Ia menjelaskan, bahwa radikalisme adalah paham yang menghendaki adanya perubahan, pergantian, dan penjebolan terhadap suatu sistem masyarakat sampai ke akarnya. Kaum radikal terorismenya berasal dari oknum beragama. Radikalisme dalam termonologi asing dikatakan sebagia ekstremisme.

Baca juga : Pembubaran Ibadah Mahasiswa Katolik UNPAM, Bangun Ekosistem Toleransi Harus Jadi Perhatian Bersama

“Terorisme adalah tindakan atau kekuatan yang menggunakan ancaman kekerasan, terutama kekerasan verbal dan menimbulkan banyak kerugian termasuk objek vital dengan motif ideologi, politik, atau gangguan keamanan,” jelasnya.

Hal ini pula yang melatarbelakangi negara menetapkan separatis KKB sebagai terorisme. “Karena negara kita adalah negara demokrasi dan pilar negara demokrasi itu adalah negara informasi hukum. Hukum kita yang terkait dengan terorisme adalah UU no 5 tahun 2018 tentang tindak pidana terorisme,” terang Nurwakhid.

Ia menambahkan, teroris separatis Papua memiliki motif ideologi karena tidak mengakui Pancasila. Berpolitik ingin memisahkan diri dari NKRI yang sudah menjadi konsensus nasional dan diakui oleh UN atau PBB.

Selain itu, lanjut Nurwakhid, yang digarisbawahi tidak ada kaitan antara terorisme dengan agama, karena tidak ada agama yang mengaitkannya. Biasanya didominasi oleh umat beragama di suatu wilayah dan biasanya didominasi oleh umat beragama di suatu wilayah.

Acara dibuka oleh Rektor Universitas Pembangunan Panca Budi  Dr. H. M. Isa Indrawan, S.E, MM., juga dihadiri Komandan Batalyon Infanteri 8 Marinir Harimau Putih Pangkalan Brandan, Letkol (Mar.) Farick M.Tr.Opsla. ***

Artikel Terkait
Terima Barang Milik Negara dengan Direktorat Jenderal Perumahan Kemen PUPR
Wakil Ketua MPR, Ahmad Basarah Kecam Pelarangan Ibadah di Tangerang
Pembubaran Ibadah Mahasiswa Katolik UNPAM, Bangun Ekosistem Toleransi Harus Jadi Perhatian Bersama
Artikel Terkini
Asisten II Setda Kabupaten Maybrat Engelbertus Turot: Pemda Maybrat Cari Solusi Atasi Semua Hak ASN
Terima Barang Milik Negara dengan Direktorat Jenderal Perumahan Kemen PUPR
Wakil Ketua MPR, Ahmad Basarah Kecam Pelarangan Ibadah di Tangerang
Pembubaran Ibadah Mahasiswa Katolik UNPAM, Bangun Ekosistem Toleransi Harus Jadi Perhatian Bersama
Mandiri Utama Finance Gelar MUF Auto Fest 2024 Fasilitasi Masyarakat Indonesia Miliki Kendaraan Impian
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas