INDONEWS.ID

  • Rabu, 13/07/2022 09:27 WIB
  • BPIP Gaungkan Diplomasi Pancasila Agar Jadi Rujukan Pertemuan G20

  • Oleh :
    • very
BPIP Gaungkan Diplomasi Pancasila Agar Jadi Rujukan Pertemuan G20
Seminar BPIP yang mengambil tema “Semangat Pancasila untuk Dunia, Relevansi Pidato Soekarno di PBB Tahun 1960 yang Berjudul To Build The World a New”, (12/7). (Foto: Ist)

Jakarta, INDONEWS.ID – Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) berupaya menggaungkan nilai-nilai Pancasila agar dapat menjadi rujukkan persatuan dan menciptakan perdamaian dunia. Di tengah keketuaan atau presidensi G20, BPIP menggaungkan, Pancasila menjadi rujukkan diplomasi dan cerminan persatuan Bangsa Indonesia sebagai tuan rumah G20, November di Bali.

Hal itu mengemuka dalam seminar BPIP yang mengambil tema “Semangat Pancasila untuk Dunia, Relevansi Pidato Soekarno di PBB Tahun 1960 yang Berjudul To Build The World a New”, (12/7).

Baca juga : Membaca Kerja Sama Trilateral Antara AS, Jepang dan Filipina dalam Konteks Geopolitik Asia Pasifik

Seminar Pancasila yang dipandu Presenter Kompas TV, Frisca Clarisa, mengahadirkan 4 narasumber di antaranya, Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia (Lemhannas RI), Andi Widjajanto, Dewan Pakar Bidang Strategi Hubungan Luar Negeri BPIP, Dr. Darmansjah Djumala, S.E., M.A., Sejarawan, Bonnie Triyana, S.S., dan Pelaku Seni, Tissa Biani. Para narasumber sepakat, Pancasila relevan dari masa ke masa dan harus dijiwai dalam setiap aktivitas berbangsa dan bernegara. Bukan hanya di dalam negeri, tetapi menjadi solusi dalam persoalan internasional.

Dalam kata pembukaan, Kepala BPIP, Prof. Drs. K.H. Yudian Wahyudi, M.A., Ph.D. mengatakan, di tengah krisis pada masa pandemik Covid-19, ternyata Indonesia lebih baik dari banyak hal karena  memiliki gotong royong yang berlandaskan pada nilai-nilai keagamaan.

Baca juga : Dewan Pakar BPIP: Akademisi Bisa Buka Wacana Keselarasan Sistem Pilpres dengan Sila ke-4 Pancasila

Yudian menuturkan, saat ini dunia membutuhkan kebangkitan pascapandemik Covid-19.  “Dengan slogan G20, recover together, recover stronger, Indonesia sekali lagi mengajak dunia bergotong royong memulihkan perekonomian yang lebih kuat dan berkelanjutan pascapandemik (Covid-19) ini,” ungkap Yudian.

Gubernur Lemhanas, Andi Widjajanto menuturkan, pesan Bung Karno dalam pidatonya di PBB pada 30 September 1960 sangat relevan dengan masa sekarang. “Indonesia harus menawarkan kepemimpinan global baru sehingga harapan G20 (recover together, recover stronger) antara lain dengan membawa misi transisi energi atau arsitektur kesehatan global yang baru bisa diwujudkan,” tutur Andi.

Baca juga : Dewan Pakar BPIP: Memory of the World UNESCO, momentum promosikan Pancasila ke dunia internasional

Dalam pidato Bung Karno 30 September 1960 di PBB, perang dingin antara dua ideologi, kapitalis dan sosialis komunis yang membuat konflik terus menerus serta membuat dunia tidak  stabil. Pada saat itu, Bung Karno muncul dengan ideologi yang mempersatukan, mendekatkan yang terbelah, dan merapatkan yang terpisah, yaitu nilai-nilai musyawarah dan gotong royong.

Dewan Pakar Bidang Strategi Hubungan Internasional BPIP, Djumala menegaskan, Pancasila sangat relevan. Adanya presidensi G20 yang mampu menghadirkan 20 petinggi negara peserta dengan isu krisis pangan merupakan jawaban dari relevansi Pancasila dalam diplomasi yang dilakukan Indonesia.

“Inilah namanya diplomasi Pancasila. Memperkuat multilateralisme itu tidak ada lain adalah memperkuat musyawarah dan dialog, itu nilai-nilai Pancasila. Di G20-lah dimainkan diplomasi Pancasila,”  ujar Djumala.

Sementara itu, Wakil Presiden RI ke-6 yang juga Wakil Ketua  Dewan Pengarah BPIP, Jendral (Purn.) Try Sutrisno berpesan kepada generasi muda agar memiliki karakter nasional yang mantap dan berdaya saing untuk perubahan dunia. Pemuda sebagai pemimpin masa depan diharapkan memiliki tujuan hidup, kejujuran, disiplin, beretika, patuh terhadap hukum, memiliki perhatian terhadap sains, teknologi, serta pandai mengintrospeksi diri.

“Sebab itu, Indonesia akan menjadi bangsa yang besar dan berdaya saing. Terakhir, (pemuda harus) memiliki harga diri dan penghargaan terhadap sesama. Sukseskan G20 dengan nilai-nilai Pancasila,” tegas Try Sutrisno.

Senada dengan Try Sutrisno, Sekretaris Dewan Pengarah BPIP, Mayjen (Purn.) Wisnu Bawa Tenaya, S.I.P. menekankan, momen G20 merupakan kesempatan untuk menyampaikan hal-hal positif nilai-nilai Pancasila.

Wisnu berharap, Pancasila terus dikembangkan, disosialisasikan, dan dipraktikan, khususnya oleh generasi muda. “Mudah-mudahan Pancasila selalu tertanam di hati kita dan kita tularkan ke dunia, khususnya generasi muda. Pancasila selalu di hati kita sejak dulu, sekarang, dan yang masa akan datang,” ungkap Wisnu. ***

Artikel Terkait
Membaca Kerja Sama Trilateral Antara AS, Jepang dan Filipina dalam Konteks Geopolitik Asia Pasifik
Dewan Pakar BPIP: Akademisi Bisa Buka Wacana Keselarasan Sistem Pilpres dengan Sila ke-4 Pancasila
Dewan Pakar BPIP: Memory of the World UNESCO, momentum promosikan Pancasila ke dunia internasional
Artikel Terkini
Menkes Ungkap Penyebab Rendahnya Penurunan Angka Prevalensi Stunting
Bakar SDN Inpres Pogapa Intan Jaya, TPNPB-OPM: Merdeka Dulu Baru Sekolah
Senyum Bahagia Rakyat, Pj Bupati Purwakarta Buka TMMD Ke-120 Kodim 0619/Purwakarta
Pemerintahan Baru Harus Lebih Tegas Menangani Kelompok Anti Pancasila
Apresiasi Farhan Rizky Romadon, Stafsus Kemenag: Kita Harus Menolak Tindak Kekerasan
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas