INDONEWS.ID

  • Rabu, 13/07/2022 10:26 WIB
  • Mengendalikan Kasus yang Meningkat Tajam

  • Oleh :
    • luska
Mengendalikan Kasus yang Meningkat Tajam

Penulis : Prof Tjandra Yoga Aditama (Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI / Guru Besar FKUI, Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara, Mantan Dirjen Pengendalian Penyakit serta Mantan Kabalitbangkes)

Banyak yang berkomentar tentang kasus baru COVID-19 pada 12 Juli kemarin, yang jumlahnya 3.361, tertinggi sejak April 2022.
Tetapi sebenarnya ada angka lain yang perlu diperhatikan dan di waspadai.
Pada 11 Juli 2022 ada 71.095 spesimen yang diperiksa, dan yang positif adalah 1.681 orang. Lalu, satu hari sesudahnya, yaitu kemarin 12 Juli, ada 97.935 spesimen yang diperiksa, dan yang positif adalah 3.361 orang. Angka-angka ini menunjukkan jumlah kasus meningkat 1,99 kali, hampir dua kali lipat, sementara jumlah pemeriksaan hanya naik 1,37 kali lipat, jadi artinya situasi lebih serius dan jelas kita harus waspada. Masyarakat perlu memperketat protokol kesehatan, pakailah masker anda, jangan lengah. Juga vaksinasi harus kita dapatkan, baik yang kedua dan juga yang booster. Hanya dengan memperketat protokol kesehatan dan mendapatkan vaksin sampai booster maka kita dapat melindungi diri secara optimal, maka segera lakukanlah.

Baca juga : Visiting Professor Pandemi: Dunia Harus Siap

Kemudian ada juga pembicaraan tentang akan berapa jumlah kasus maksimal kita sekarang ini. Pernah disebut angka 20 ribu yang nampaknya dihubungkan dengan infeksi BA.5 dan BA.4. Sekarang jumlah spesimen per hari masih dibawah 100 ribu yang menghasilkan kasus tertinggi 3 ribuan seperti kemarin. Maka untuk dapat mendeteksi 20 ribu maka perlu diperiksa jauh lebih banyak spesimen, tidak cukup dibawah 100 ribu seperti beberapa bulan terakhir ini dilakukan. Sebagai ilustrasi, pada 10 Maret 2022 kasus baru kita adalah 21.311 orang, dan pemeriksaan hari itu adalah 257.959 spesimen. Artinya, jelas jumlah testing sekarang yang masih puluhan ribu harus ditingkatkan, kalau mengikuti prediksi 20 ribu kasus baru per hari. Kalau angkanya jadi lebih tinggi lagi ,mungkin karena ada sub varian lain seperti BA.2.75, maka tentu hanya akan di dapat dengan pemeriksaan yang lebih banyak lagi. Peningkatan testing harus diikuti juga dengan tracing yang masif. Hanya dengan cara itu kita dapat mengetahui situasi lapangan yang sebenarnya dan kemudian mengambil langkah pengendalian yang tepat.

 

Baca juga : Tanggal 29 Februari 2024: Hari "Penyakit Jarang" se-Dunia
Artikel Terkait
Visiting Professor Pandemi: Dunia Harus Siap
Tanggal 29 Februari 2024: Hari "Penyakit Jarang" se-Dunia
7 penyakit Pancaroba, Beberapa penyakit yang perlu diwaspadai selama musim pancaroba ini
Artikel Terkini
Menko Airlangga dan Dubes Lee Sang Deok Bahas Penguatan Kerja Sama Hingga Rencana Kunjungan Kerja ke Korea Selatan
PTPN IV Regional 4 Sebar 900 Paket Sembako di Sumbar dan Jambi
Pj Bupati Maybrat Lakukan Kunjungan ke SMPN 2 Aifat
Sari Ater Bangun Cable Car Perkuat Daya Tarik Wisatawan
PIS Dukung Pemerintah Indonesia Wujudkan Kemerdekaan Palestina
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas