INDONEWS.ID

  • Minggu, 07/08/2022 16:43 WIB
  • Pengamat: Subsidi Energi Ditengah Harga Melambung Sangat Tepat

  • Oleh :
    • very
Pengamat: Subsidi Energi Ditengah Harga Melambung Sangat Tepat
Direktur Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira. (Foto: Ist)

 

Jakarta, INDONEWS.ID – Direktur Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira mengatakan upaya pemerintah dalam memberi subsidi terutama terhadap energi berkontribusi besar dalam meraih realisasi pertumbuhan ekonomi kuartal II-2022 sebesar 5,44 persen (yoy).

Baca juga : Dampak Perang Iran-Israel Bagi Sejumlah Kebijakan di Dalam Negeri

“Masih menahan harga BBM subsidi dan LPG 3 kilogram. Ini kontribusinya besar dalam mempertahankan daya beli kelompok menengah dan bawah,” katanya kepada Antara di Jakarta, Jumat (5/8).

Seperti dikutip Antara, menurut Bhima, pemberian subsidi ini sangat tepat di tengah harga energi sedang melambung sehingga harga di dalam negeri tidak terlalu naik dan masyarakat khususnya kelas menengah ke bawah tetap bisa melakukan konsumsi.

Baca juga : Dampak Perang Global, Ini Tantangan Kebijakan Ekonomi ke Depan

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), konsumsi rumah tangga yang tumbuh 5,51 persen (yoy) menjadi sumber pertumbuhan ekonomi tertinggi Indonesia kuartal II menurut pengeluaran yakni sebesar 2,92 persen.

Tak hanya subsidi, Bhima mengatakan pembayaran tunjangan hari raya (THR) karyawan swasta yang penuh turut andil dalam memperbaiki daya beli kelompok pekerja upahan.

Baca juga : Menko Airlangga: Indonesia Percepat Pembangunan Ekonomi Dengan Reformasi Struktural dan Tingkatkan Daya Saing

Hal tersebut semakin terdorong oleh mobilitas masyarakat yang diperlonggar terutama saat momentum Ramadhan dan Lebaran termasuk kebijakan membuka kesempatan mudik.

“Itu yang paling berdampak signifikan terhadap pertumbuhan konsumsi rumah tangga hingga mencapai 5,51 persen,” ujar Bhima.

Menurutnya, Indonesia masih diuntungkan oleh boom harga komoditas batubara, nikel dan perkebunan bahkan inflasi yang terjaga di kisaran 4,35 persen (yoy) pada Juni terjadi karena pengusaha masih menahan kenaikan harga ditingkat konsumen.

“Tapi kita tidak boleh terlena oleh pertumbuhan yang positif ini karena tantangan di semester ke II jauh lebih berat,” ujarnya. ***

 

Artikel Terkait
Dampak Perang Iran-Israel Bagi Sejumlah Kebijakan di Dalam Negeri
Dampak Perang Global, Ini Tantangan Kebijakan Ekonomi ke Depan
Menko Airlangga: Indonesia Percepat Pembangunan Ekonomi Dengan Reformasi Struktural dan Tingkatkan Daya Saing
Artikel Terkini
Kemenangan Prabowo-Gibran Peluang Bagi Pengembangan Ekonomi Kelautan dan Konektivitas Antarpulau
Musrenbang RPJPD Tahun 2025-2045, Kalimantan Barat Tawarkan Visi Pembangunan Berkelanjutan
Kemenparekraf Kick Off Akselerasi Sertifikasi Halal Produk Makanan dan Minuman di 3.000 Desa Wisata
Pj Gubernur Agus Fatoni Buka Rakor Program Pemberantasan Korupsi Wilayah II, MCP KPK Tahun 2024
Mendagri Minta Pemerintah Daerah Jaga Stabilitas Laju Inflasi Usai Libur Lebaran
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas