Jakarta, INDONEWS.ID - Mengagendakan acara napak tilas di museum Sumpah Pemuda merupakan upaya positif dari Organisasi anak2 muda Kawan Wibi yang dinisiasi oleh Miranda dan Muhammad Aldiahabi Mawarid. Kegiatan ini dilakukan sebagai upaya kepedulian sekelompok pemuda di Jakarta untuk tetap menjaga persatuan di Indonesia. Khawatiran akan tanda tanda dikotomi yang tidak sehat dalam masyarakat dan bangsa ini akibat semakin tidak dihargainya perbedaan keyakinan dan pemikiran serta kecenderungan merasa paling benar, dapat merusak tatanan negara ini sebagai negara kesatuan Republik Indonesia yang terbuka terhadap kemajemukan, toleran dan dapat menerima perbedaan.
Kegiatan ini diikuti oleh 70 pemuda pemudi dari liga mahasiswa, Jakarta Pusat, Jakarta Selatan dan teman Wibi dengan berkeliling Museum Sumpah Pemuda yang ditata secara apik dengan diorama yang menarik dan tak lupa menghadirkan tehnologi yang dapat dinikmati pengunjung menjadikan kunjungan kemuseum Sumpah Pemuda dijalan Kramat Raya Jakarta Pusat menjadi menarik sekali. Dalam kegiatan ini Diennaryati Tjokrosuprihatono yang akrab dipanggil Dieny Tjokro, cucu pahlawan nasional MH Thamrin yang pernah menjabat sebagai Duta Besar RI untuk Republik Ekuador. Dalam paparannya Dieny menggaris bawahi adanya pemikiran besar dan mimpi dari para pemuda saat itu yang memiliki Pendidikan tinggi dan terbuka pada pemikiran2 yang luas. Organisasi pemuda kedaerahan yang dibentuk bertujuan melestarikan kebudayaan daerahnya seperti Jong Java, Jong Batavia, Jong Celebes, Jong Sumatran dan lain2 berkumpul, dan bersama merasakan ketidak nyamanan berada dalam kondisi penjajahan. Mereka menyadari kalau mereka memiliki kemandirian politik dan bercita cita harus menyudahi penjajahan dibumi Indonesia. Kemerdekaan dapat diperjuangkan jika bersatu. Disinilah lahir ikrar bersama dilakukan kelompok kelompok pemuda terpelajar ini yang oleh Presiden Sukarnopada tahun 1950 disebut sebagai Sumpah Pemuda.
Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928 dideklarasikan sebagai usaha awal mencapai mimpi besar kaum pemuda terpelajar. Tindakan nyatapun menjadi bagian dari perjuangan mewujudkan ikrarnya. Dalam perjuangannya, perbedaan baik ras, agama, suku bangsa maupun ideologi politik perjuangan antara yang garis perjuangannya Kooperatif (MH Thamrin dkk )maupun non kooperasi (Sukarno dkk) dikesampingkan dan mencari titik temu yang konstruktif dan kontributif. Mereka berjuang bersama dan saling memberikan kontribusinya masing-masing dalam bentuk tindakan nyata sesuai dengan peran masing-masing dan tidak berhenti hanya sebatas ikrar atau deklarasi.
Apakah masih relevan untuk pemuda sekarang mengikjuti jejak pemuda dimasa itu dalam memperjuangkan kemerdekaan, pertanyaan yang dilontarkan Dieny Tjokro yang menjabat sebagai wakil Rektor Universitas Pancasila bidang Humas, Ventura, Kerjasama dan Hukum. Disambut para generasi muda yang hadir dengan positif dan menilai bahwa nilai yang dicontohkan para pemuda tahun 1928 masih sangat relevan. Pemuda masa kini kaum millennial dan generasi Z harus punya mimpi besar bagi dirinya dan bagi bangsanya. Banyak belajar, menjadi generasi yang cerdas dan berkarakter. Kemerdekaan tetap harus dipertahankan dan perjuangan diteruskan bukan untuk menghalau penjajah tetapi untuk merdeka dari segala bentuk kemiskinan, Kebodohan dengan mencerdaskan diri, keluarga dan lingkungan sekitar, ketidak sehatan seperti masih adanya stunting dan tetap kritis menghadapi derasnya ideologi luar yang masuk yang jika tidak disikapi dengan kritis dapat mengganggu kehidupan berbangsa dan bernegara. Para generasi muda yang hadir sepakat untuk memiliki mimpi besar untuk dirinya dan negara tercinta, menjaga NKRI dengan jiwa Sumpah Pemuda, dan diikuti dengan tindakan nyata walau kecil sekalipun, bergotong royong dan saling berkontribusi positif untuk mencapai cita-citanya. Diakhir acara para peserta napak tilas berikrarnya : berTanah Air Satu - Tanah Air Indonesia, Berbangsa Satu - Bangsa Indonesia dan berBahasa Satu - Bahasa Indonesia.
Pada generasi muda kita percayakan keberlangsungan kehidupan bangsa Indonesia dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia berkembang menjadi negara maju yang adil, makmur dan tetap berdaulat.