INDONEWS.ID

  • Kamis, 15/12/2022 21:15 WIB
  • Soal Hubungan Agama dan Negara, Saiful Mujani: Partai Demokrat yang Paling Moderat

  • Oleh :
    • very
Soal Hubungan Agama dan Negara, Saiful Mujani: Partai Demokrat yang Paling Moderat
Bendera Partai: (Foto: Ist)

 

Jakarta, INDONEWS.ID - Publik menilai kecenderungan umum partai-partai politik terlalu berwarna Islam atau terlalu nasionalis.

Baca juga : Berhasil Naik dari Posisi 102 ke 75 di Tahun 2023, Menko Airlangga: Saya Optimis Indonesia Capai SDGs Tahun 2030

Demikian temuan studi yang dilakukan ilmuwan politik, Prof. Saiful Mujani dalam program Bedah Politik bersama Saiful Mujani bertajuk ‘Apakah Partai sudah Mewakili Aspirasi Pemilih?’ yang disiarkan melalui kanal YouTube SMRC TV pada Kamis, 15 Desember 2022.

Video utuh pemaparan Prof. Saiful Mujani bisa disimak di sini: https://youtu.be/NbmyAoLobVY

Baca juga : Panglima TNI Rotasi dan Mutasi 130 Perwira Tinggi TNI

Saiful menjelaskan partai didefinisikan sebagai lembaga yang mewakili kepentingan pemilih. Namun bagaimana dalam praktiknya? Atau menurut penilaian pemilih, apakah partai-partai mewakili kepentingan pemilih atau tidak.

Saiful mengatakan, salah satu dimensi yang menjadi perhatian adalah hubungan antara agama dan negara atau masalah agama dan kebangsaan.

Baca juga : Simak Ya! Dirancang Khusus bagi Mobil Terbaru, Audioworkshop Luncurkan Tiga Produk Car Audio Paling Mutakhir

Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, apakah negara kita harus bersandar pada agama atau bersandar pada kebangsaan.

Data survei SMRC pada November 2022 menunjukkan bahwa secara umum, masyarakat Indonesia menyatakan negara harus bersandar kepada kebangsaan. Apakah partai politik juga memiliki pandangan yang sama dengan pemilih?

Menurut Saiful, dari survei ini menunjukkan bahwa dalam pandangan mengenai negara dan agama, PPP, PKB, PKS, dan PAN tidak mencerminkan aspirasi pemilih.

Partai-partai ini dinilai terlalu Islam, sementara pemilih lebih cenderung atau condong ke kebangsaan. Sementara partai Gerindra, Golkar, Nasdem, dan PDIP dinilai oleh pemilih terlalu nasionalis.

Yang mirip dengan pemilih adalah Partai Demokrat. Dalam hal hubungan antara negara dan agama, posisi pemilih dan penilaian pemilih pada Demokrat tidak memiliki perbedaan berarti.

“Posisi pemilih, pada dasarnya, adalah moderat. Dan yang mendekati itu adalah Demokrat,” kata Saiful.

Saiful melanjutkan bahwa dari sisi ini, seharusnya Partai Demokrat mendapatkan suara lebih banyak. Namun yang dipertimbangkan oleh pemilih bukan hanya soal positioning kebangsaan dan agama ini.

Namun demikian, Saiful menggarisbawahi, bahwa Demokrat, dibanding partai-partai yang lain, tidak memiliki masalah dalam hal hubungan agama dan negara ini. 

Survei ini dilakukan secara tatap muka pada 5-13 November 2022. Populasi survei ini adalah seluruh warga negara Indonesia yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berusia 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan. Dari populasi itu dipilih secara random (stratified multistage random sampling) 1220 responden. 

Response rate sebesar 1012 atau 83%. Margin of error survei dengan ukuran sampel tersebut diperkirakan sebesar ± 3,1% pada tingkat kepercayaan 95% (asumsi simple random sampling). ***

 

Artikel Terkait
Berhasil Naik dari Posisi 102 ke 75 di Tahun 2023, Menko Airlangga: Saya Optimis Indonesia Capai SDGs Tahun 2030
Panglima TNI Rotasi dan Mutasi 130 Perwira Tinggi TNI
Simak Ya! Dirancang Khusus bagi Mobil Terbaru, Audioworkshop Luncurkan Tiga Produk Car Audio Paling Mutakhir
Artikel Terkini
Berhasil Naik dari Posisi 102 ke 75 di Tahun 2023, Menko Airlangga: Saya Optimis Indonesia Capai SDGs Tahun 2030
Panglima TNI Rotasi dan Mutasi 130 Perwira Tinggi TNI
Dari Katedral Jakarta: Kiat Keluar dari Teror Pinjol Ilegal
Simak Ya! Dirancang Khusus bagi Mobil Terbaru, Audioworkshop Luncurkan Tiga Produk Car Audio Paling Mutakhir
Mendagri: Kepala Daerah Diberi Ruang untuk Bermanuver dan Melakukan Terobosan Kreatif
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
vps.indonews.id