Jakarta, INDONEWS.ID - Calon Presiden Partai NasDem Anies Rasyid Baswedan, Ph.D. mengatakan kepada seluruh relawan agar menjaga soliditas dan kekompakan. Perjuangan masih panjang dan masih banyak yang harus dihadapi.
Karena itu, Anies berpesan agar para relawan tetap bekerja keras dan optimistis hingga mencapai tujuan yang diraih.
“Saya titipkan kepada semua (relawan) untuk berprinsip jadilah pendorong dan penggerak dalam sebuah ikhtiar untuk mewujudkan keadian sosial bagi seluruh rakyat. Kita harus saling dukung dan saling topang. Saya juga berpesan pandanglah satu sama lain sebagai saudara seperjuangan. Seragam harus diusahakan walaupun ada variasi,” kata mantan Gubernur DKI Jakarta itu dalam dalam pesan suara yang diperdengarkan dalam rapat koordinasi Simpul Relawan Pejuang ABW, yang dilangsungkan secara virtual melalui aplikasi Zoom, Sabtu, 7 Januari 2023 malam.
Capres tiga teratas menurut sejumlah suvei itu mengatakan, para relawan walaupun memiliki asal usul berbeda, namun harus tetap memiliki tujuan dan perjuangan yang satu dan sama. “Jika itu kita hormati dan kita hargai insya Allah perjuangan kita akan diridhoi dan disampaikan Tuhan,” katanya dalam sambutan singkat tersebut seperti dikutip KBANews.com.
Sementara itu, Ketua Umum DPP Pejuang ABW Arini Soemardi, mengatakan acara tersebut dihadiri oleh seluruh jajaran relawan dalam rangka evaluasi dan koordinasi, yang berisikan refleksi tahnu 2022 dan apa yang akan dilakukan pada 2023.
“Rapat ini dilakukan untuk memetakan permasalahan yang ada dan antisipasinya dalam tindakan yang akan diambil,” katanya pada Senin (9/1).
Rapat yang berlangsung hingga larut malam itu, kata wanita berjilbab trsebut, dihadiri oleh 24 DPW seluruh Indonesia dan sekitar kurang lebih 350 DPD. Rapat koordinasi itu antara lain membahas kelengkapan administrasi struktural untuk mengamankan suara Capres Anies.
Rapat juga membahas terkait cara dan metoda perekrutan relawan penggerak hingga ke tingkat RW. Pada saatnya nanti mereka akan direkrut sebagai relawan saksi.
“Kami sementara menghindari penggunakan kata saksi saat ini, karena konotasi saksi adalah mendapat bayaran. Padahal kita masih menganggap bahwa kerja kita adalah kerja relawan yang jauh dari kesan bayaran,” kata alumnus UNJ dan IISIP tersebut. (kba)