INDONEWS.ID

  • Jum'at, 27/01/2023 13:36 WIB
  • Kaum Jetset dan Para Bangsawan, Cuma Mau Minum Teh Buatan PTPN VI

  • Oleh :
    • Rikard Djegadut
Kaum Jetset dan Para Bangsawan, Cuma Mau Minum Teh Buatan PTPN VI

Jakarta, INDONEWS.ID - Ratu Belanda, Inggris dan Raja Raja Arab hanya minum teh ortodoks Made in perkebunannya Kayu Aro Kerinci. Perkebunan seluas 2.500 hektar di ketinggalan 1600 meter di kaki gunung kerinci ini masuk wilayah kerjanya PTPN VI di luar kebun sawit dan karet plus kopi.

Perkebunan teh Kayu Aro tertinggi nomor 2 yang ditanam di permukaan bumi, tertinggi nomor 1 di dunia ada di pegunungan Himalaya.  Makanya hasil tehnya terbaik saat ini.

Baca juga : Ketua KIP: Pertamina Jadi `Role Model` Keterbukaan Informasi Publik di Sektor Energi

Mengapa jadi yang terbaik? Bukan cuma masalah ketinggalan tapi cara pengolahannya yang tradisional dengan metodenya CTC Crush_Tear_Curl alias peras, remas, keriting. Jadilah butiran-butiran menyerupai kristal hitam alias Teh Hitam ortodoks yang digilai para raja bangsawan dan ratu ratu dunia.

Saking fanatiknya menjaga kualitas para perempuan buruh pemetik pucuk-pucuk teh dilarang berdandan pakai bedak dan wangi wangian, takut pucuk tehnya tercemar. Keren kan?!

Baca juga : Kemendagri Intruksikan Pemprov Kaltara Percepat Pembangunan Daerah Berbasis Inovasi

Kebun teh Kayu Aro bisa menghilangkan 5.500.000 kilogram teh hitam ortodoks alias 5.500 ton pertahun yang diekspor ke penjuru Eropa, Asia tengah, Amerika Kanada dll.

Jadi Teh dan kopi terbaik hanya untuk para kaum Jetset dan bangsawan, yang kita minum dan beredar di sini paling grade` 4 atau 5, ya mau gimana lagi teh manis 5000 perak segelas kadang kita tersenyum kecut sama penjaja warteg, apalagi disuruh bayar Rp100.000

Baca juga : Semangat Kartini dalam Konteks Kebangsaan dan Keagamaan Moderen

Perkebunan Teh Kayu Aro dibuka jaman kolonial mulai tahun 1925, dengan kuli yang didatangkan dari tanah Jawa untuk membabat hutan. 1928 mulai tanam bibit setelah 2 tahun, pucuknya sangat baik barulah pabrik pengolahan nya didirikan.

Tahun 1934 sudah mulai diekspor ke Eropa. Di sinilah kerajaan Belanda menikmati pundi pundi keberuntungan. Nah 1959 kebun teh kayu aro diambil alih pemerintah dan masuk wilayah propinsi Jambi. Awalnya kayu dan Kerinci bagian dari daerah Sumatra barat.*(Zaenal)

Artikel Terkait
Ketua KIP: Pertamina Jadi `Role Model` Keterbukaan Informasi Publik di Sektor Energi
Kemendagri Intruksikan Pemprov Kaltara Percepat Pembangunan Daerah Berbasis Inovasi
Semangat Kartini dalam Konteks Kebangsaan dan Keagamaan Moderen
Artikel Terkini
Ketua KIP: Pertamina Jadi `Role Model` Keterbukaan Informasi Publik di Sektor Energi
Kemendagri Intruksikan Pemprov Kaltara Percepat Pembangunan Daerah Berbasis Inovasi
Semangat Kartini dalam Konteks Kebangsaan dan Keagamaan Moderen
Kementerian PUPR Tuntaskan Pembangunan Enam Titik Sumur Bor Bertenaga Matahari di Mamuju
Kemenangan Prabowo-Gibran Peluang Bagi Pengembangan Ekonomi Kelautan dan Konektivitas Antarpulau
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas